Konsep Persepsi Persepsi Guru Mata Pelajaran Terhadap Bimbingan dan

2.3 Persepsi Guru Mata Pelajaran Terhadap Bimbingan dan

Konseling

2.3.1 Konsep Persepsi

Menurut Sugiyo 2006:28 persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Menurut Rahmat Dalam Sugiyo 2006 ; 28 mengemukakan pengertian persepsi sebagai berikut : persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi. Walgito 1997 ; 53 mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Persepsi merupakan proses integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian maka dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakansuatu yang berarti dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman –pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Maka persepsi bersifat individu. Bimo Walgito 2002 : 70 Persepsi dapat berasal dari luar individu dan dari dalam individu yang bersangkutan. Dalam persepsi, walaupun stimulusnya sama akan tetapi, karena pengalaman yang tidak sama, adanya kemungkunan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan itu memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang individual. Pengalaman-pengalaman guru sendiri dapat diperoleh dari pergaulan dengan guru lain dan saling mempengaruhi. Dan dari pergaulan itu membentuk pengetahuan, penguatan perasaan dan meneguhkan perilaku. Dapat disimpulkan pengertian di atas bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian terhadap bimbingan dan konseling, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima organisme berupa peristiwa dalam bimbingan dan konseling, pengalaman terhadap bimbingan dan konseling, informasi tentang bimbingan dan konseling, memperhatikan bagaimana bimbingan dan konseling di sekolah, dan menafsirkan kesan yang berakhir dengan kesimpulan tentang bimbingan dan konseling di sekolah dan memaknainya. Persepsi dapat pula di artikan sebagai proses penginterpretasian seseorang atau kelompok terhadap bimbingan dan konseling di sekolah, perististiwa atau stimulus dengan melibatkan pengalam-pengalaman yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling tersebut atau hubungan yang diperoleh melalui proses kognisi dan afeksi untuk menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan untuk membentuk konsep tentang bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Sedangkan persepsi guru tentang bimbingan dan konseling di sekolah adalah bagaimana guru tersebut memberi penilaian atau memandang terhadap adanya bimbingan dan konseling yang mencakup berbagai layanan diantaranya layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi serta berbagai kegiatan pendukung BK yang meliputi Aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. Dan aspek yang dapat mempengaruhi persepsi guru mata pelajaran terhadap bimbingan dan konseling di sekolah adalah pengindraan, kemampuan berfikir atau pengetahuan dan perasaan terhadap objek yang dipersepsi, objek yang dipersepsi disini yaitu tetntang bimbingan dan konseling di sekolah.

2.3.2 Indikator Persepsi