16
merupakan gabungan perilaku dan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihanya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu
dalam organisasi. Brahmasari dalam Ida dan Agus, 2008:129 mengemukakan bahwa
kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan atau hal-
hal lain yang diinginkan oleh organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok
ataupun organisasi. Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu sehingga kedua
tujuan tersebut bertemu. Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan
dapat diukur. Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan
yaitu pencapaian suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan. Oleh karena itu sumber daya manusia sangat penting untuk
diberdayakan agar dapat menjadi investasi tersendiri bagi organisasi. Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh
rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut.
2.1.1 Faktor-faktor yang Menpengaruhi Kinerja
Handoko 2001:193 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan antara lain: motivasi, kepuasan kerja, tingkat
stress, kondisi pekerjaan, sistem kompensasi dan desain pekerjaan.
17
Menurut William Stren dalam Yahya, 2009:2 kinerja karyawan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individu dan faktor sistem. faktor
individu meliputi kemampuan dan kepribadian karyawan dan faktor sistem meliputi lingkungan kerja, budaya organisasi, karakteristik organisasi,
karakteristik pekerjaan, kepemimpinan dan desain pekerjaan. Kinerja dipengaruhi banyak faktor karyawan yang bekerja dangan
produktif atau tidak bergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan dan aspek ekonomis lainya, Simamora dalam Endang,
2006:122. Tingkat stres berhubungan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap pekerjaan, bakat dan keterampilan.
Kondisi fisik berhubungan dengan lingkungan dan pekerjaan yang meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu bekerja, perlengkapan kerja, keadaan ruangan suhu
dan penerangan, kondisi kesehatan, umur dan sebagainya. Aspek ekonomis berhubungan dengan jaminan dan kesejahteraan pegawai seperti imbalan, jaminan
sosial, tunjangan, fasilitas dan promosi. Simamora 2004:339 mengatakan bahwa untuk mencapai organisasi yang
berfungsi secara efektif dan sesuai dengan sasaran organisasi, maka organisasi harus memiliki kinerja karyawan yang baik yaitu dengan melaksanakan tugas-
tugasnya dengan cara yang handal. Mathis dan Jackson 2001:82 faktor individu yang mempengaruhi kinerja
adalah kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi.
18
Elton Mayo dalam Handoko, 1984:52 mengemukakan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh kondisi kerja, kepuasan kerja, lingkungan sosial,
motivasi, tingkat upah, seberapa jauh pekerjaan itu menarik, struktur organisasi dan hubungan perburuhan.
Cash dan Fischer dalam Ida dan Agus, 2008:128 mengemukakan bahwa kinerja sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa
yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Kinerja dipengaruhi oleh kinerja organisasi itu sendiri yang meliputi pengembangan organisasi, rencana
kompensasi, sistem komunikasi gaya manajerial, struktur organisasi, kebijakan dan prosedur.
2.1.2 Jenis-jenis Informasi Kinerja Karyawan