Paku epifit. Akar pendek menjalar, halus bersisik tebal berwarna cokelet. Batang pendek, tegak, cokelat dan hitam. Daun majemuk tunggal
atau majemuk. Bentuk daun roset, segitiga, jorong, tepi daun bergigi ujung runcing. Sori terletak di permukaan bawah, tepi, dan tulang anak
daun.
1. ..........................................................................................................................
A splenium caudatum
Jenis tumbuhan ini memiliki rimpang yang pendek. Ujung tunas bersisik dengan warna coklat dan sisik tersebut dapat mencapai panjang
1 cm. Pada setiap pohon memiliki jumlah daun yang cukup banyak. Daun- daun ini menyirip yang tumbuhnya tegak. Panjang tiap daun mencapai 65
cm lebih dan tiap daun terdiri atas anak-anak daun yang letaknya saling berpasangan. Anak daunnya tidak bertangkai, bercuping dangkal dan
tepinya bergigi. Pangkal anak daunnya besar sebelah, sedangkan ujungnya lancip. Permukaan atas daunnya berwarna hijau gelap,
mengkilap. Sori tumbuhan paku ini terletak di kiri dan kanan bagian tengah tulang daun, menyusun diri dengan rapat-rapat dan hampir sejajar
dengan tulang daun. Bentuk sorinya memanjang. Perbanyakan diri dapat dilakukan melalui rimpang dan sporanya. Kedua cara tersebut
menghasilkan pertumbuhan yang cepat. Sastrapradja,
et.at.
2002. Distribusi : Sumatra, Jawa, Sulawesi Sastrapradja,
et.at.
2002. Nama daerah : Paku berekor.
Manfaat : Tumbuhan paku ini dapat digunakan sebagai tanaman hias dengan media tanam menggunakan tanah yang berbatu dicampur dengan
pecahan-pecahan tembok Sastrapradja,
et.at.
2002.
2. ..........................................................................................................................
A splenium cuneatum
Gambar 5. Paku kelor atau
Asplenium cuneatum
Sastrapradja,
et.at.
2002.
Rimpang dari tumbuhan paku ini memiliki bentuk yang pendek, sehingga letak antara daun satu dengan yang lainnya saling berdekatan.
Bentuk daun segitiga tersusun atas anak-anak daun yang susunannya menyirip ganda dua atau lebih. Daun yang ditemukan di Curug Cikaracak
memiliki panjang antara 15- 67 cm dengan struktur daun yang kaku, dan
permukaan atasnya mengkilap. Bentuk helaian anak daun seperti kipas sempit yang tepinya bergerigi. Anak daun letaknya di pangkal yang
umumnya bercuping dalam sampai berbagi dan bertangkai pendek sekali, sedangkan yang letaknya di ujung menyatu, menjadi ujung ental yang
bentuknya lancip sekali. Akar tumbuhan paku ini berukuran kecil, kaku seperti kawat dan memiliki warna yang hitam. Sori atau kantong sporanya
tumbuh pada tulang daun bagian tengah, dan bentuknya memanjang. Perbanyakan tumbuhan paku ini melalui rimpang karena lebih cepat
dewasa daripada bila diperbanyak melalui spora. Distribusi: jenis tumbuhan paku ini berasal dari Brazil dan sekarang
tersebar luas di daerah tropis Sastrapradja,
et.al
, 2002. Nama daerah: Paku kelor
Manfaat : Bentuk daun dari tumbuhan paku yang indah serta jumlahnya yang banyak memungkinkan jenis ini dijadikan tanaman hias, dengan
menempelkannya pada batang-batang pohon atau lempengan paku tihang karena paku ini bersifat epifit Sastrapradja,
et.al
, 2002.
3.
Asplenium nidus
Gambar 6.
A. nidus
Jenis Tumbuhan Paku Epifit
Jenis tumbuhan paku ini memiliki rimpang yang tegak, seluruh permukaan ditutupi oleh sisik dengan warna coklat. Tangkai daun
berwarna hitam dengan panjang sampai 2,8 cm. Bentuk helaian daun sederhana, panjang sampai 43 cm, berumbai, bentuk roset dengan ujung
runcing, tekstur keras dan licin. Sori linear, pada setiap tulang daun, terletak submarginal pada setiap tepi urat-urat daun. Warna daun bagian
bawah lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang daunnya. Pada garis-garis ini spora melekat. Tangkainya sangat pendek
dan tidak tampak karena tertutup oleh bulu-bulu halus. Letak daun tersusun pada batang yang sangat pendek, melingkar membentuk
keranjang. Tertancapnya daun yang melingkar pada batang jika dilihat dari samping tampak seperti sarang burung.
Distribusi ; Queensland bagian utara-Timur, Afrika, Asia selatan sampai Cina, New Guinea sampai Tahiti dan Hawaii Andrews, 1990. Dapat
tumbuh di daerah pantai sampai di daerah pegunungan dengan ketinggian 2.500 m dpl. Di alam bebas sering ditemukan tumbuh menumpang pada
batang-batang pohon yang tinggi epifit. Jenis menyukai tempat yang lembab dan tidak tahan terhadap sinar matahari langsung Sastrapradja,
et.al
, 2002. Nama daerah: Paku Sarang burung.
Manfaat : Digunakan sebagai obat penyubur rambut. Daun dari paku ini ditumbuk sampai halus dan dicampur dan parutan kelapa, kemudian
airnya disaring dan digunakan untuk mencuci rambut. Selain itu juga sebagai tanaman hias Sastrapradja,
et.al,
2002. Catatan : Menurut Holttum 1966
A. nidus
memiliki masa akar yang besar termasuk humus yang terperangkap di dalamnya yang dapat menyerap
air hujan dalam jumlah yang banyak, sehingga tumbuhan lain sering kali mengambil keuntungan dari kondisi ini. Pada batang yang ada di bawah
Paku Sarang Burung sering kali ditemukan adanya lumut atau jenis-jenis tumbuhan paku lainnya yang memanfaatkan kelebihan air yang selalu
menetes dari daun penyangganya Bambang, 2002.
4.
Asplenium salignum
Jenis tumbuhan paku ini memiliki rimpang berukuran pendek dan tumbuh menjalar. Rimpang-rimpang ini tahan terhadap genangan air.
Pada saat masih muda paku ini memiliki daun tunggal, bentuknya seperti pita dengan ujung yang lancip. Pada saat dewasa, daun tersebut menyirip
dengan anak-anak daun yang jumlahnya sekitar 7 helai dan panjang daun kurang lebih 24 cm. Tiap helaian anak daun berukuran antara 7-17 cm
dengan panjang tangkai 1 cm, helaian anak daun berbentuk lanset dengan ujung yang lancip. Helaian anak daun yang letaknya di ujung, berukuran
lebih besar. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau gelap mengkilap. Spora tumbuh pada tulang anak-anak daun dan berbentuk
memanjang. Bila masih muda kumpulan spora tersebut ditutupi oleh selaput daun tipis dan akan membuka ke atas apabila telah dewasa.
Dalam pengamatan, tampak bahwa sori tumbuhan paku ini tersusun menjadi dua baris dan terpusatkan pada area tengah daunnya. Pangkal
anak daunnya sering menghasilkan tunas baru. Tunas ini bermanfaat untuk perbanyakan diri, selain melalui spora.
Distribusi : Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi Jenis ini dapat tumbuh mulai dari ketinggian 100 m sampai pada ketinggian 2.100 m lebih
Sastrapradja,
et.al
, 2002.
Gambar 7. Paku antu atau
Asplenium salignum
Sastrapradja,
et.al
, 2002 Nama daerah : Paku antu
Manfaat : Sebagai tanaman hias Sastrapradja, et.at. 2002. Catatan : Umumnya jenis paku ini tumbuh ditanah teresterial, tetapi
dapat pula tumbuh menempel pada batang-batang pohon besar. Bila tumbuh secara epifit, daun-daun tumbuhan paku ini berjumabai ke bawah.
5.
Asplenium tenerum
Rimpang yang dimiliki tumbuhan paku ini berukuran pendek, tumbuh tegak. Akar-akar jenis paku ini banyak, berambut halus dan tebal,
warnanya coklat, dengan tangkai beralur pada permukaan bagian atas dan bersisik jarang. Daun jenis paku ini memiliki panjang 20 – 29 cm
bersirip sederhana yang letaknya berdekatan sekali akan tetapi tidak saling menutupi, terdapat 20 – 30 pasang daun, tangkai daun pendek atau
daun duduk. Siripnya semakin mengecil dan akhirnya membentuk satu daun. bentuk daun jorong, tepinya bergigi, warnanya hijau terang. Spora
terdapat di bawah permukaan daun, letaknya sejajar dengan anak tulang daun.
Distribusi : mempunyai daerah penyebaran yang luas, meliputi kawasan Srilangka, Polinesia dan Tonkin bagian utara Sastrapradja,
et.al
, 2002. Nama daerah: Paku Alai.
Manfaat : Sebagai tanaman hias di pekarangan rumah Sastrapradja,
et.a,
2002.
Famili
Blechnaceae
Paku tanah atau teresterial. Akar tebal, banyak. Batang pendek. Daun menyirip. Sori terletak di bawah permukaan daun.
1.
Blechnum vulcanicum
Gambar 8. Paku Gunung
Blechnum vulcanicum
Jenis tumbuhan paku ini memiliki rimpang yang pendek, tetapi tebal. Rimpang ini tertutup oleh bulu-bulu yang kasar. Akar tumbuhan
paku ini mempunyai jumlah yang banyak. Jenis paku ini memiliki dua macam daun, yaitu yang subur dan yang mandul. Kedua daun tersebut
tersusun oleh anak-anak daun yang letaknya menyirip. Di bagian tulang daun utama, anak-anak daun ini menyatu, yang sebenarnya anak-anak
daun ini hanya merupakan lekukan daun utama yang sangat dalam. Ukuran daun tanpa tangkai adalah antara 15 – 28 cm. daun subur jenis ini
memiliki anak-anak daun yang sempit. Kumpulan kantong spora tumbuhan paku ini berada dibagian bawah daun subur ini. Tumbuhan paku ini
memiliki bentuk barisan yang memanjang, tersebar, kecuali di sepanjang tulang anak daunnya.
Distribusi : Asia, Asutralia, malesia dan Pasifik Andrews, 1990. Nama daerah : Paku Gunung.
Famili
Cyatheaceae
Paku teresterial. Akar kasar, rapat dan tebal. Batang panjang hitam. Daun tunggal, helaian daun berpasangan.
1.
Cyathea contaminans
Gambar 9. Paku pohon atau
Cyathea contaminans
Sastrapradja,
et.al
, 2002.
Bentuk yang ramping dimiliki oleh jenis tumbuhan paku ini dengan warna batang hitam yang ditutupi oleh akar-akar kasar, rapat dan tebal.
Pada batang tumbuhan paku ini terdapat lekukan-lekukan dangkal bekas tangkai daun melekat. Jenis tumbuhan paku ini memiliki batang yang
tinggi sampai mencapai ukuran antara 4 – 5 m. Tetapi Sastrapradja,
et.al.
2002 mengatakan ukuran jenis tumbuhan paku ini sekitar 6 – 7 meter. Pada bagian ujung batang bercabang dengan panjang tangkai
daun jenis tumbuhan paku ini sampai 1 m, berwarna pucat, berduri keras, berbulu coklat halus dan menyirip ganda. Daun jenis ini tak bertangkai,
dengan helaian daun bertoreh dalam dan letak helaian daun berpasang-
pasangan. Jenis tumbuhan paku ini tidak mempunyai indusia, yaitu penutup kantung spora. Kantung-kantung spora terletak di antara anak
tulang daun, berkelompok-kelompok berbentuk bulat. Distribusi : Asia, Australia Sastrapradja,
et.al
, 2002. Nama daerah: Paku pohon.
Manfaat : Jenis tumbuhan paku ini sering dijadikan sebagai tanaman hias dan pada pangkal batang dapat digunakan sebagai obat Sastrapradja.
et.al.
2002. Catatan : Di alam jenis tumbuhan paku ini tumbuh tidak menyendiri,
melainkan bercampur dengan jenis-jenis lain. Kadang-kadang berkelompok dan banyak dijumpai pada lereng-lereng pegunungan baik
yang terbuka maupun tempat-tempat yang terlindungi Sastrapradja,
et.al
, 2002.
Famili
Dicksoniaceae
Paku teresterial. Akar tebal, rapat dan kuat. Batang panjang. Daun lurus panjang dan mengkilap.
2.
Dicksonia blumei
Bentuk dari jenis tumbuhan paku ini adalah ramping, dengan mahkota daun yang seperti pohon kelapa. Jenis tumbuhan paku ini
memiliki panjang sampai 2 meter, melengkung ke bawah, dan meyirip ganda dua, serta terdapat duri-duri kasar dan pendek. Daun-daun yang
masih kuncup ditutupi oleh bulu-bulu halus, panjang, lurus dan mengkilat, dengan warna coklat muda sampai coklat tua. Bulu-bulu ini masih tetap
ada terutama pada bagian pangkal daun sampai daun itu dewasa. Anak- anak daun jenis tumbuhan paku ini berlekuk dalam. Indusia terletak pada
tepi daun, berderet, dengan bentuk yang bulat. Biasanya banyak terdapat di lereng-lereng gunung pada tanah-
tanah cadas. Jenis ini pernah dilaporkan dapat dipergunakan sebagai obat pencegah pendarahan selain itu juga ditanam sebagai tanaman hias.
Distribusi : Tumbuhan ini dapat hidup pada ketinggian di atas 100 m dpl. Asia, Australia, Pasifik Sastrapradja,
et.al
, 2002. Nama daerah: Paku kidang.
Manfaat : Sebagai obat untuk mencegah pendarahan dan sebagai tanaman hias Sastrapradja,
et.al,
2002.
Gambar 10. Paku Kidang atau
Dicksonia blumei
Sastrapradja,
et.al,
Famili
Gleicheniaceae
Paku tanah atau teresterial. Akar panjang, merayap. Batang ramping, menjalar. Daun menggarpu tunggalganda bentuk oblong
dengan tepi berlobus. Sori di dekat ibu tulang daun.
1.
Gleichenia linearis
Gambar 11. Paku rasam atau
Gleichenia linearis
Sastrapradja,
et.al,
2002.
Jenis tumbuhan paku ini memiliki rimpang yang panjang dengan ditutupi sisik berwarna coklat. Tangkai daun tegak, sangat panjang,
dengan warna coklat sampai ungu kecoklatan. Rakis utama memiliki ukuran yang panjang dan tumbuh tunas pada bagian ujung. Cabang rakis
tumbuh setelah ruas pertama. Helaian daun jenis ini memiliki bentuk oblong dengan tepi berlobus dalam dan ujung daun membulat, pada daun
muda ditutupi oleh rambut-rambut berwarna merah kecoklatan. Sori terletak dekat ibu tulang daun pada setiap segmen, dan penyebaran sori
terbatas disepanjang tulang daun. Masing-masing sorus terdiri atas kira- kira 10 -15 sporangia. Jenis paku ini tidak memiliki indusia, oleh karena itu
perkembangbiakkan dengan spora sangat mudah dilakukan. Jenis paku ini banyak ditemukan di pegunungan rendah, hal ini
menunjukkan suatu indikasi bahwa pada vegetasi tersebut telah mengalami gangguan yang disebabkan adanya penebangan liar,
perambah hutan terutama terdapat di lokasi yang berbatasan langsung dengan tempat pemukiman transmigrasi untuk dijadikan lahan
persawahan, yang nantinya meninggalkan ruang-ruang terbuka. Pada kondisi yang demikian
Gleichenia linearis
dapat tumbuh dan subur dan berkembang lebih cepat.
Jenis tumbuhan paku ini menutupi hampir seluruh permukaan tanah yang ada di sekitar tempat tumbuhnya. Holttum 1966 mengamati
bahwa tumbuhan ini dapat melindungi tanah dari erosi, karena akar dari tumbuhan paku ini dapat menembus tanah dengan tidak terlalu dalam.
Dalam keadaan ternaungi,
G .linearis
juga masih dapat bertahan hidup dengan cara merambat ke batang pohon yang ada di dekatnya sampai
ketinggian lebih dari 10 meter untuk mendapatkan cahaya matahari. Distribusi : Daerah Tropik dan Subtropik di seluruh dunia Holttum, 1959.
Nama daerah: Paku rasam. Manfaat : Sebagai tanaman hias penutup tanah Sastrapradja,
et.al.
2002. Catatan : Piggott and Piggott 1988 menyelidiki bahwa tumbuhan paku