Pengertian Saksi SAKSI DALAM KASUS PERCERAIAN MENURUT HUKUM POSITIF
kesimpulan atau memberi penilaiannya sendiri. Saksi tidak boleh menyimpulkan atas apa yang disaksikannya itu melainkan menerangkan
yang bukan aslinya, dan seorang saksi harus menyebutkan sebab ia mengetahui peristiwa tersebut.
8
Tata Cara Pemeriksaan Saksi
Tata cara pemeriksaan saksi diatur dalam pasal 139-152 HIR yaitu: 1. Saksi ditunjuk oleh pihak yang berkepentingan atau oleh hakim karena
jabatannya, yang diperlukan untuk menyelesaikan perkara. 2. Saksi dipanggil untuk menghadap dipersidangan. Panggilan dapat
dilakukan langsung oleh pihak yang berkepentingan. Apabila
dipandang perlu, pihak yang berkepentingan dapat meminta bantuan kepada hakim agar saksi yang diperlukan itu dipanggilkan oleh juru
sita Pengadilan pasal 139 HIR. 3. Saksi menghadap ke pengadilan untuk memenuhinya pasal 144 ayat
2 HIR. 4. Saksi dipanggil keruang sidang seorang demi seorang pasal 144 ayat
1 HIR. 5. Hakimketua menanyakan kepada saksi tentang ;
- Namanya,
- Pekerjaannya,
- Umurnya,
8
²³ ´ µ ¶ ·
¸¹ ² ¶ º» ´
¼
,
½¾ ¿¾ À ¸Á
¶ Â ¶ ÃÄÂ ¶
¼´ Å ¶
· ¸Æ
¶ À
¶
,
à Ç
.
² ¶ È ¶
É Â ¶ Ê´ · ¼ ³
à Ä º ¶ ¼¶
:
Ë ¶ ¿¶  ̶
, 2002,
ÁÄ Ì
,
¿ÄºÄ À
Í ´
Å ¶
·
.
½
. 160.
- Tempat tinggalnya dan,
- Apakah ia berkeluarga sedarah dengan kedua belah pihak atau
salah satu daripadanya, atau karena berkeluarga semenda, -
Apakah ia makan gaji atau jadi pembantu dirumah salah satu pihak pasal 144 ayat 2 HIR.
Pertanyaan-pertanyaan kepada saksi tersebut diatas dimaksudkan untuk mengetahui ;
a. Siapakah identitas saksi yang bersangkutan, b. Apakah umur telah memenuhi syarat sebagai saksi,
c. Apakah keterangan yang nanti akan diberikan dapat diterima dan masuk akal, umpamanya;
o Pekerjaan, katanya orang tani, jika keterangan yang
diberikan bersifat teknis dapat diragukan. o
Umur, kalau memberikan keterangan soalhal-hal yang lama berselang, apakah cocok dengan umurnya pada waktu
itu. o
Tempat tinggalnya, kalau orang yang berdiam dipelosok dapat memberikan keterangan tentang mobil, radio yang
begitu teknis dapat diragukan. d. Apakah keterangan yang akan diberikan data dianggap objektif,
karena adanya hubungan keluarga, hubungan kerja dengan menerima upah, atau hubungan semenda membuat orang tidak
dapat objektif keterangannya.
e. Apakah ia memenuhi syarat sebagai saksi, apakah termasuk yang berhak mengundurkan diri sebagai saksi, atau bahkan apakah ia
termasuk yang tidak dapat didengar sebagai saksi yang disumpah. 6. Saksi disumpah menurut agamanya bahwa ia akan menerangkan yang
sebenarnya dan tidak lain pada yang sebenarnya pasal 147 HIR, kecuali jika menurut hukum tidak boleh disumpah.
7. Atas pertanyaan hakim, saksi memberikan keterangan sesuai dengan apa yang ia lihat, dengar dan dialami sendiri.
8. Para pihak dapat mengajukan pertanyaan pada saksi tentang hal-hal yang mereka anggap penting , melalui hakim.
Para pihak minta kepada hakim agar hal-hal yang dianggap penting itu ditanyakan kepada saksi. Hakim menimbang apakah hal itu relevan
dengan perkaranya atau tidak. Jika dinilai relevan maka hakim meneruskan pertanyaan itu kepada saksi, dan jika tidak relevan maka
tidak perlu ditanyakan kepada saksi. Hakim dapat mengajukan segala pertanyaan kepada saksi dengan
maunya sendiri yang dipertimbangkannya berguna untuk mendapat kebenaran pasal 150 HIR. Para pihak berhak mengajukan
keberatanpenilaian atas kesaksian tersebut. 9. Saksi yang telah diperiksa, tetap duduk berada dalam ruang sidang
agar supaya ; -
Ia tidak saling berhubungan dengan saksi-saksi yang lain.
- Apabila sewaktu diperlukan keterangan tambahan atau untuk
dikonfirmasikan dengan saksi yang lain tidak mengalami kesulitan, 10. Keterangan tentang saksi dan segala keterangan saksi serta jalannya
pemeriksaan saksi tersebut dicatat dalam Berita Acara Persidangan yang dimuat oleh Panitera Sidang pasal 152 HIR.
Adapun apabila saksi berada diluar daerah hukum pengadilan, maka :
9
a. Ia dapat dipanggil untuk menghadiri sidang pengadilan yang memeriksa perkara itu, tetapi tidak dapat dipaksakan.
b. Jika ia tidak mau hadir, maka hakim dapat meminta bantuan kepada Pengadilan lain yang diwilayah hukumnya meliputi tempat
tinggal saksi tersebut supaya pengadilan tersebut : o
Memanggil saksi yang bersangkutan untuk menghadap sidang di pengadilan setempat,
o Membuka sidang untuk memeriksa saksi tersebut sesuai
dengan permintaan hakim yang memeriksa perkara. hakim yang memeriksa perkara harus telah, membuat daftar
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada saksi, o
Membuat berita acara persidangan saksi, dan o
Mengirim BAP tersebut kepada hakim yang memberikan perkara.
c. Berita acara persidangan pemeriksaan tersebut dibacakan dalam sidang. Permintaan bantuan kepada pengadilan lain untuk
9
Î Ï Ð Ñ
Ò Ð ÓÔ Õ Ó Õ
,
Ö ×Ø ×Ù ÚÛ Ü Ý
Ü Þß Ý
Üà á â Ü ã
ÚäÜ Ù Ü àÜ
â Ü ã
å ß Ý ÜãäØ Ü
æ á ç è
Úâ é
Q
Üà è
Ü ê ë Õ
ì Õ Ï Ô Õ
:
íî ï
Õ ð
Õ ñ
Ï Õ ò
Ð Ó óô
íõ Ï ÑÕ
ó Õ
2012
ö
. 60.
memeriksa saksi yang diluar daerah tersebut dapat pula dilakukan langsung tanpa memanggil saksi tersebut lebih dahulu ke
persidangan hakim yang memeriksa perkara. Adapun apabila terdapat saksi yang beda maka,
o Saksi yang tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan
hukuman pidana sesuai dengan pasal 224 KUHP. o
Jika saksi yang telah dipanggil dengan patut kemudian tidak datang pada hari yang ditentukan itu maka ia dihukum
oleh pengadilan untuk membayar biaya yang dikeluarkan dengan sia-sia itu, dan ia akan dipanggil sekali lagi dengan
ongkos sendiri. Jika ia tidak datang karena sesuatu alasan yang sah, maka pengadilan harus menghapuskan hukuman
itu, setelah saksi memberikan keterangannya pasal 140,142 HIR
d. Jika saksi tersebut telah dipanggil untuk kedua kalinya dan juga tidak menghadap maka ia dapat dihukum lagi membayar biaya
yang dikeluarkan untuk itu dengan sia-sia tersebut pasal 141 ayat 1 HIR.
e. Jika saksi yang dipanggil itu enggan dipanggil menghadap sidang maka pengadilan dapat memerintahkan supaya saksi tersebut
dipaksa menghadap dengan menggunakan alat negara polisi ke persidangan sesuai dengan pasal 141 ayat 2 HIR,
f. Jika saksi telah menghadap dipersidangan tetapi enggan
mengangkat sumpah atau memberikan keterangan atau permintaan pihak yang berkepentingan, ketua dapat memberikan perintah
supaya saksi itu disandra sampai saksi memenuhi kewajibannya sesuai dengan pasal 141 HIR.
Mengenai penyanderaan ini, berdasarkan SEMA No.2 tahun 1964, telah dilarang oleh Mahkamah Agung dan hal itu dapat diterapkan pasal
140 dan 141 HIR di atas, yaitu supaya saksi membayar ganti rugi biaya yang telah dikeluarkan untuk itu. Atau jika kesaksian yang dapat diberikan
sangat penting bagi menang kalahnya pihak yang bersangkutan, maka pihak yang bersangkutan dapat menuntut ganti rugi. Namun demikian,
hakim sebagai orang yang arif dan bijaksana tentunya dapat memberikan nasehat agar saksi yang bersangkutan memenuhi kewajibannya.
Dalam Praktik persidangan pengadilan umumnya saksi yang dipergunakan untuk memperkuat adanya pembuktian 2 dua orang saksi
dalam suatu perkara adalah agar hakim dapat mencocokkan keterangan- keterangan antara saksi yang satu dengan saksi lainnya ada kesamaan atau
tidak. Kecocokan keterangan-keterangan yang diberikan oleh para saksi tersebut sesuai dengan yang diketahui dan apakah ada hubungannya
dengan perkara para pihak yang sedang dipersengketakan tersebut.
10
10
÷ ø ù úûü û
,
ýþ ÿþ ÿ
ÿ ø ø ù
ø
:
÷ üø ù
ù ø
ø
, 2011, -
, .255-256.