v
dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat dikonversi menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. 5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka
glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam
sitrat. 6. Jika glukosa dari diet tidak tersedia dan cadangan glikogen habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis pembentukan glukosa baru karena
dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
2.1.4. Bubur Kacang Hijau
Kacang hijau memiliki nama latin Vigna radiata dan termasuk ke dalam famili Fabaceae. Di Indonesia, kacang hijau umumnya dikonsumsi dalam bentuk
bubur yang disebut sebagai bubur kacang hijau. Bubur kacang hijau juga bisa dihidangkan dengan campuran bubur ketan hitam.
10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, bubur kacang hijau adalah bubur yang terbuat dari kacang hijau, direbus dengan garam, gula merah
dan daun pandan sebagai pengharum, dan dimakan dengan tambahan santan rebus. Sedangkan bubur ketan hitam adalah bubur yang terbuat dari beras ketan
hitam, direbus dengan garam dan gula, dan dimakan dengan santan rebus.
11
Sebagai salah satu sumber makanan yang baik untuk kesehatan, bubur kacang hijau ataupun bubur ketan hitam mengandung berbagai nutrisi penting
yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam 100 gram kacang hijau terkandung beberapa nutrien.
10,11
asam folat sebesar 159 µg100 gr dan vitamin B1 sebesar 0,2 mg100 gr. Tidak hanya itu, kacang hijau juga dilengkapi dengan riboflavin, vitamin B6,
asam pantothenat, serta niasin, yang berguna membantu fungsi metabolisme dan organ tubuh. Dalam 100 gram kacang hijau terdapat potasium 266 mg, fosfor
99 mg, mangan 48 mg, kalsium 27 mg, magnesium 0,3 mg, zat besi 1,4
v
mg, zinc 0,8 mg, selenium 2,5 µg. Kandungan protein dalam setiap 100 gr kacang hijau sebesar 7 gr protein. Protein dalam kacang hijau memiliki profil
asam amino lengkap dan dapat diserap tubuh lebih cepat. Kandungan serat dalam 100 gr kacang hijau sebesar 7,6 gr serat. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan
serat harian sebesar 30.
10,12
Sedangkan 100 gram beras ketan hitam mengandung energi sebesar 356 kilokalori, protein 7 gram, karbohidrat 78 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 10
miligram, fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 miligram.
10,12
2.1.5. Indeks Glikemik IG
Dalam memilih makanan untuk dikonsumsi, jenis karbohidrat yang terkandung dalam makanan harus diperhatikan. Ada jenis karbohidrat yang cepat
diserap tubuh sehingga kadar glukosa darah melonjak dan cepat terasa lapar lagi, ada juga karbohidrat yang lambat diserap tubuh sehingga kadar glukosa darah
lebih stabil dan terasa kenyang lebih lama. Kemampuan makanan tersebut meningkatkan kadar glukosa plasma setelah dikonsumsi disebut indeks glikemik
IG.
13
Indeks glikemik makanan berhubungan dengan mudah atau tidaknya makanan tersebut untuk dicerna. Makanan dengan IG rendah umumnya
disebabkan karena makanan tersebut mengandung serat tinggi.
13,14
Peningkatan kadar glukosa darah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Efek dari IG suatu makanan akan
berubah jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain. Maka, jika seseorang mengonsumsi makanan dengan IG tinggi sebaiknya dikombinasikan dengan
makanan dengan IG rendah, sehingga dapat mengurangi efek peningkatan terhadap kadar glukosa darah.
13,14
Indeks glikemik suatu makanan ditentukan dengan menghitung luas kurva kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah setelah mengkonsumsi makanan
tertentu yang dibandingkan dengan makanan standar, biasanya digunakan glukosa murni. Indeks glikemik merupakan rasio antara luas kurva respon glukosa
makanan yang mengandung karbohidrat total setara dengan 50 gram terhadap luas kurva respon glukosa setelah makan 50 gram glukosa, pada hari yang berbeda dan
v
pada orang sama.
14,15
Kategori pangan menurut IG dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1. Kategori pangan menurut IG dengan glukosa murni sebagai standar
16
Kategori Pangan Rentang IG
IG rendah IG sedang
IG tinggi 55
55 – 70
70
Mengonsumsi makanan yang memiliki nilai IG rendah akan berefek baik, terutama bagi penderita DM, karena makanan yang memiliki nilai IG rendah akan
meningkatkan kadar glukosa darah secara perlahan sehingga akan membantu mengontrol kadar glukosa darah dalam tubuh. Sedangkan makanan yang memiliki
nilai IG tinggi bila dikonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus tipe 2.
15,16
2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik