3 Bapak Rohman
57 thn SMP
Bapak rohman memahami tentang pengelolaan sampah
namun belum menerapkan di kesehariannya.
4 Bapak Usup
60thn SD
Bapak usup tidak terlalu peduli terhadap pengelolaan
sampah
5 Bapak Mail
50 thn SMA
Bapak mail belum memahami tentang bentuk
pengelolaan sampah rumah tangga.
6 Ibu Upeh
40 thn SMP
Ibu upeh memahami tentang pengelolaan sampah, namun
belum meneraokan dikehidupan sehari-harinya.
7 Bapak Dedi
50 thn SMA
Bapak Dedi sudah memahami dan sudah
menerapkan pengelolaan sampah
8 Ibu Haniroh
60 thn SMP
Ibu haniroh sudah memahami dan telah
menerapkan pengelolaan sampah
9 Ibu Masnah
35 thn SMA
Tidak terlalu memahami pengelolaan sampah dan
belum menerapkan
10 Ibu Helwanih 40 thn
SMP Sudah memahami konsep
pengelolaan sampah, namun belum menerapkan di
kehidupan sehari-hari. 11 Bapak Rikum
50 thn S1
Memahami konsep pengelolaan sampah dan
telah menerapkannya 12 Ibu Aam
30 thn SMA
Memahami konsep pengelolaan sampah dan
telah menerapkannya 13 Bapak Boni
40 thn SD
Belum memahami tentang pengelolaan sampah dan
terlihat tidak peduli dengan masalah sampah
14 Ibu Sopia 30 thn
S1 Memahami tentang
pengelolaan sampah, tetapi belum menerapkannya.
15 Ibu Sanung 35thn
SMA Telah memahami tentang
pengelolaan sampah dan sudah menerapkannya
16 Ibu maskiyah 40 thn
SMP Tidak memperdulikan
permasalahan sampah, dan juga tidak memahami
tentang pengelolaan sampah 17 Bapak Syam
30 thn S1
Telah memahami tentang pengelolaan sampah dan
sudah menerapkannya.
18 Bapak Enoh
40 thn SMA
Telah memahami konsep pengelolaan sampah tetapi
belum menerapkannya. 19 Ibu Tuti
35 thn SMP
Tidak mengetahui tentang pengelolaan sampah Rumah
Tangga
20 Bapak Arsyin 50 thn
SMP Tidak memahami tentang
pengelolaan sampah rumah tangga
21 Bapak Mansur 30 thn
SMA Memahami konsep
pengelolaan sampah, tetapi tidak menerapkannya.
22 Bapak sahrul 35 thn
SMA Memahami konsep
pengelolaan sampah, tetapi belum menerapkannya
23 Bapak Remon 40 thn
SMP Tidak memahami tentang
pengelolaan sampah rumah tangga
24 Ibu Selvi 30 thn
S1 Memahami konsep
pengelolaan sampah rumah tangga namun belum
menerapkannya Sumber data : hasil wawancara kepada Masyarakat Kelurahan Kayumanis
B. Penyajian Data
Pada bagian ini akan dikemukakan tentang hasil temuan-temuan yang peneliti dapatkan di lapangan, adapun data-data ini di peroleh dengan
menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian di analisis secara kualitatif yang kemudian
disimpulkan hasil temuan-temuan tersebut.. Observasi dalam penelitian ini dilakukan selama satu minggu, yakni
dimana peneliti mengelilingi wilayah yang berada di Kelurahan Kayumanis dari mulai RW 01 sampai dengan RW 12. Kegiatan yang dilakukan yakni
dengan mengamati lingkungan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana kebersihan. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data atau bahan
penelitian selain dari wawancara dan dokumentasi. Observasi dimulai dengan mengelilingi wilayah RW 01, diwilayah ini
bisa dibilang kawasan pemukiman padat penduduk, karena diwilayah ini hampir jarang ditemui lahan-lahan kosong. Disepanjang jalan masih dengan
mudah dijumpai sampah-sampah pelastik seperti sisa botol minuman. Untuk sarana kebersihan sendiri peneliti tidak menemukan tempat sampah, peneliti
hanya melihat sebuah grobak berwarna kuning yang berada di depan sebuah rumah warga. Observasi berlanjut ke wilayah RW 02, di wilayah ini hampir
sama dengan wilayah RW 01 yakni pemukiman cukup padat, namun di wilayah ini terlihat sebuah lapangan sepak bola. Untuk sarana kebersihan
peneliti tidak menemukan tempat sampah di sepanjang jalan utama. Keadaan yang hampir sama ditemui ketika peneliti melakukan observasi di wilayah RW
03, 05 dan 06. Observasi berlanjut ke wilayah RW 04, sama dengan RW sebelumnya
pemukiman di wilayah ini bisa dibilang padat setiap rumah berhimpitan, namun hal berbeda ditemuai di wilayah ini, peneliti melihat sebuah bangunan
permanen yang di depannya terdapat papan nama seperti pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Papan nama tempat pengelolaan sampah RW 04
Sumber : Dokumentasi Penelitian Tahun 2014 Observasi dilanjutkan ke wilayah RW 07-12, wilayah ini berbeda
dengan wilayah RW 01-06 dimana wilayah RW 07-12 sangan terlihat asri banyak pepohonan disepanjang jalan, banyak ditemui lahan-lahan kosong,
jarak rumah satu dengan yang lain tidak berhimpitan. Hal yang ditemui disini di setiap rumah hampir dijumpai baik di depan maupun di belakang rumah
terdapat sebuah lubang galian tanah untuk tempat pembakaran sampah berdiameter 1x1 meter , salah satunya yang berada di depan rumah warga
yang berada di wilayah RW 09, seperti pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Tempat pembakaran sampah
Sumber : Dokumentasi Penelitian Tahun 2014
Dari hasil observasi yang dilakukan, secara keseluruhan sampah masih sangat mudah ditemui di wilayah Kelurahan Kayumanis, dan juga
jarang ditemui sarana kebersihan seperti tempat sampah, terlihat kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan masih kurang.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhapad para informan, pelaksanaan wawancara ini dilakukan selama 2 minggu, Pertanyaan-
pertanyaan yang disajikan kepada para informan merupakan pertanyaan yang berasal dari panduan wawancara yang penulis susun sebagai instrumen dalam
penelitian ini. Akan tetapi daftar pertanyaan bukanlah pertanyaan yang baku, di dalam pelaksanaan wawancara yang telah penulis lakukan pertanyaan-
pertanyaan tersebut mengalami perkembangan yang penulis sesuaikan dengan permasalahan penelitian ini.
Pelaksanaan wawancara langsung dengan informan yang telah penulis lakukan ini dilaksanakan selama 2 minggu dengan melibatkan informan yang
telah ditentukan yaitu : a
Lurah : 1 orang
b Ketua RW di Kelurahan Kayumanis
: 12 orang c
Masyarakat : 24 orang
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dalam penelitian yang dilakukan di 12 RW di wilayah Kelurahan Kayumanis di dapatkan 3 bentuk
pengelolaan sampah yang berbeda di setiap wilayah RW di Kelurahan Kayumanis, dimana untuk mempermudah dalam pengolahan data peneliti
membagi kedalam 3 zona. Zona ini dibagi berdasarkan perbedaan bentuk pengelolaan sampah, zona tersebut terbagi dari zona A yaitu RW 01,02,03,05
dan 06 kemudian zona B di wilayah RW 04 dan terakhir zona C di wilayah RW 07-12. Dari pembagian zona tersebut bentuk pengelolaan sampahnya
berbeda-beda, rincian hasil temuan penelitian di setiap wilayahnya sebagai berikut :
1. Bentuk Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Wilayah RW
01,02,03,05 dan 06 Zona A .
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pengelolaan sampah adalah semua kegiatan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampah dengan
pembuangan akhir. Secara garis besar kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan. Pada zona A bentuk
pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan warga yakni dengan mengumpulkan sampah rumah tangga seperti botol minuman, gelas plastik,
kertas, sisa makanan, sisa sayuran dan segala macam jenis sampah yang dihasilkan dalam kegiatan sehari-hari, sampah tersebut oleh warga di bungkus
ke dalam kantong plastik kemudian diletakan di depan rumah warga. Kemudian setiap seminggu sekali sampah akan di angkut oleh petugas
kebersihan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, untuk jadwal pengangkutan sampah setiap minggunya sudah ditentukan untuk setiap RW
nya, yaitu hari Senin pengangkutan dilakukan di RW 01, Hari Selasa pengangkutan dilakukan di RW 02, hari Rabu di RW 03, hari Kamis di RW 05
dan hari Jumat dilakukan di RW 06. Sampah warga yang sudah terkumpul akan diangkut ke dalam truk
untuk kemudain dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Galuga yang terletak di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Untuk warga yang tinggal di
Zona A, setiap bulannya warga diwajibkan untuk membayar iuran sampah sebesar Rp.10.000, iuran ini untuk biaya operasional pengangkutan sampah
yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, setiap RW dikenakan biaya sebesar Rp.700.000 seperti yang dijelaskan oleh Ketua RW 06 Bapak Ansori berikut :
“di daerah sini pengelolaan sampah itu diangkut sih oleh dinas kebersihan jadi setiap selasa sama jumat, jadi disini
gak da pengelolaannya, jadi warga di pungut dana setiap bulan itu sebesar 10 ribu, untuk biaya pengangkutan
sampah, karena kan kita harus bayar ke orang dinasnya tujuh ratus rebu sebulannya, itu untuk biaya pengangkutan
sampah, kemudian kalau ada sisa paling untuk kas
”.
5
5
Wawancara langsung dengan Bapak Ansori Ketua RW 06. 27 November 2014.