5
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dikemukan di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan rata-rata KPS siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dan STAD dengan metode eksperimen.
2. Mengetahui rata-rata KPS siswa yang lebih baik melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dan STAD dengan metode eksperimen.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti antara lain.
1. Dapat mengetahui KPS siswa dalam pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar fisika secara langsung kepada siswa serta menjadi
alternatif baru dalam pembelajaran untuk mengembangkan KPS siswa. 2. Sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dan
memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta menambah pengetahuan yang lebih mendalam
terutama pada bidang yang dikaji.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi dan memberikan arah yang lebih jelas, maka ruang lingkup pada penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan metode eksperimen dan KPS merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa sejak
6 perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Siswa dibentuk kedalam kelompok belajar dengan anggota 5 atau 6 orang siswa dengan karakteristik yang
heterogen. Dengan metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal, dimana siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya. Tahapan yang dilalui pada pembelajaran ini adalah tahap pengelompokan, tahap perencanaan, tahap penyelidikan, tahap
pengorganisasian, tahap presentasi, dan tahap evaluasi. Melalui serangkaian tahapan dalam pembelajaran tersebut KPS siswa dapat digali,
dilatihkan dan dinilai. Aspek-aspek KPS yang dinilai yaitu mengamati, berhipotesis, merencanakan percobaan, menginterpretasikan data,
menerapkan konsep, dan berkomunikasi. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode eksperimen dan
KPS merupakan pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab
terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri. Siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4 sampai 5
orang siswa yang merupakan campuran menurut prestasi akademik, jenis kelamin, dan suku. Dengan metode eksperimen dapat mengembangkan
kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu dan dapat diaplikasikan dalam
7 kehidupannya. Tahapan yang dilalui pada pembelajaran ini adalah
presentasi kelas, kegiatan kelompok, kuis, skor kemajuan individu, dan penghargaan kelompok. Melalui serangkaian tahapan dalam pembelajaran
tersebut KPS siswa dapat digali, dilatihkan dan dinilai. Aspek-aspek KPS yang dinilai yaitu mengamati, berhipotesis, merencanakan percobaan,
menginterpretasikan data, menerapkan konsep, dan berkomunikasi. 3. Penilaian yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar observasi KPS.
bukan tes 4. Materi pelajaran yang diberikan pada penilitian ini adalah listrik dinamis
pada pokok bahasan hukum ohm, rangkaian seri dan paralel. 5. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah siswa kelas X
3
dan X
4
SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 20122013.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI
Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Menurut Ibrahim 2000: 23, menyatakan:
Dalam pembelajaran kooperatif tipe GI guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa secara heterogen
dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan
kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan.
Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
Stahl 1999: 265-266 dalam Syarifuddin 2011: 1, menjelaskan: Pelaksanaan investigasi kelompok dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu memilih persoalan untuk diivestigasi, menyiapkan tugas investigasi kelompok dan memperkenalkan proyek yang berhubungan dengan
materi pembelajaran. Sedangkan peran guru selama pembelajaran investigasi kelompok adalah: membimbing siswa dan memfasilitasi
proses investigasi dan membantu menjaga aturan perilaku kooperatif.