tetapi juga dapat bermasyarakat secara baik. Kesehatan reproduksi bukan hanya masalah seseorang saja, tetapi juga menjadi kepedulian keluarga dan masyarakat
Muzayyanah, 2008.
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat di sini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga
sehat secara mental serta sosial kultural. Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada
disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Informasi kesehatan reproduksi kepada remaja dirasakan sangat penting,
mengingat banyaknya kasus tentang kesehatan reproduksi di antara remaja. Hal ini dapat ditunjukkan dari tingginya kasus AIDS pada kelompok umur remaja
yang mencapai 240 kasus menurut laporan Departeman Kesehatan pada September 2001. Disamping itu, banyaknya kasus pergaulan bebas di antara
remaja yang menyebabkan timbulnya hamil di luar nikah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Demografi-UI, dengan BKKBN tentang
Baseline Survey Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia, banyak remaja yang telah
mendiskusikan masalah
hubungan seksual
termasuk hubungan
seksualpremarital status dengan teman sebaya. Sebagai tambahan, remaja atau
pemuda di Indonesia saat ini mulai cenderung memilih pasangannya sendiri daripada dipilihkan oleh orang tua mereka.
Lebih dari 40 persen remaja 15-24 tahun mengatakan bahwa AIDS adalah
penyakit yang berbahaya, namun pengetahuan mengenai proses penyakit tersebut, dan faktor risikonya sangat rendah. Masalah remaja mengenai penyalahgunaan
narkoba juga semakin hari semakin memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemberitaan baik di media cetak maupun media elektronik tentang
penularan HIVAIDS melalui jarum suntik mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Kondisi tersebut menggambarkan cukup banyak permasalahan kesehatan
reproduksi yang timbul di antara remaja. Mengingat hal tersebut, timbullah suatu ide untuk mengembangkan model pusat informasi, dan konsultasi kesehatan
reproduksi remaja melalui pendidikkonselor sebaya. Model semacam ini merupakan
suatu model
dengan tujuan
menumbuhkanmembangkitkan kesadaranperan serta individu di tengah masyarakatkelompok untuk berperan
sebagai teman sebaya peer bagi anggota kelompok yang membutuhkan.
Alat Reproduksi
A. Alat Reproduksi Perempuan
1. Bagian luar Ajen D, 2003:
a. Bibir luar labia mayora
b. Bibir dalam labia minora
c. Kelentit klitoris yang sangat peka karena banyak syaraf, ini
merupakan bagian yang penting sensitif dalam menerima rangsangan seksual.
d. Lubang kemaluan lubang vagina terletak antara lubang kencing dan
anus dubur e.
Rambut kemaluan yang tumbuhnya saat perempuan memasuki usia pubertas.
2. Bagian dalam Ajen D, 2003:
a. Vagina liang kemaluanliang senggama, bersifat elastis dan dapat
membesar serta memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai organ baik saat berhubungan seks, jalan keluarnya bayi saat melahirkan atau
saluran keluarnya darah saat haid.
b. Mulut rahim serviks, saat berhubungan seks, sperma yang
dikeluarkan penis laki-laki di dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur perempuan.
c. Rahim uterus adalah tempat tumbuhnya janin hingga dilahirkan.
Rahim dapat membesar dan mengecil sesuai kebutuhan hamil dan setelah melahirkan.
d. Dua buah saluran telur tuba fallopii yang terletak disebelah kanan
dan kiri rahim. Sel telur yang sudah matang atau yang sudah dibuahi akan disalurkan ke dalam rahim melalui saluran ini.
e. Dua buah indung telur ovarium kanak dan kiri. Ketika seorang
perempuan lahir, ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar setengah juta ova cikal bakal telur. Tiap ova punya kemungkinan
untuk berkembang menjadi telur matang. Dari sekian banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang menjadi telur semasa
usia produktif perempuan.
B. Alat Reproduksi Laki-laki Ajen D, 2003
1. Zakar atau penis. Berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung
berbentuk seperti helm disebut glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut syaraf yang peka. Penis tidak memiliki tulang, hanya daging yang
dipenuhi dengan pembuluh darah. Penis dapat menegang yang disebut ereksi. Ereksi terjadi karena rangsanagn yang membuat darah dalam
jumlah besar mengalir dan memenuhi pembuluh darah yang ada dalam penis, dan membuat penis menjadi besar, tegang dan keras.
2. Buah zakar atau testis jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan
menggantung pada pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria sperma.
3. Saluran zakar atau uretra berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air
seni. 4.
Kantong selir atau scrotum, yaiu lapisan kulit agak berkerut mebentuk kantong yang menggelantung di belakang penis. Scrotum gunanya untuk
mengontrol suhu dari testis, yaitu 6 C lebih rendah dari bagian suhu
lainnya agar testis dapat berfungsi menghasilkan sperma. 5.
Epididimis, yaitu tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis.
6. Saluran sperma atau vas deferens. Saluran sperma dari testis menuju
seminal vesicle. 7.
Seminal vesicle, yang berguna untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna sebagai sumber kekuatan untuk sperma agar dapat bertahan hidup
dan berenang mencari telur di dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi seminal vesicle mengalirkan gula tersebut ke vas deferens.
8. Kelenjar prostat, yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk
menghidupi sperma. 9.
Bladder kandung kencing, tempat terkumpulnya air seni yang nantinya disalurkan ke uretra ketika buang air kecil.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka
mempunyai kesehatan reproduksi yang baik : 1.
Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi aspek tumbuh kembang remaja,
2. Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana
merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya,
3. Penyakit menular seksual dan HIVAIDS serta dampaknya terhadap
kondisi kesehatan reproduksi, 4.
Bahaya Narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi, 5.
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, 6.
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya, 7.
Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif,
8. Hak-hak reproduksi.
4. Permasalahan Seksualitas Remaja