Universitas Sumatera Utara Model skala ini menggunakan model skala Likert. Aitem-aitem dalam skala ini
merupakan pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu SS sangat sesuai, S sesuai, TS tidak sesuai, STS sangat tidak sesuai. Skala disajikan dalam bentuk
pernyataan favourable dan unfavourable. Bobot penilaian untuk pernyataan favourable adalah 4 untuk Sangat Sesuai, 3 untuk Sesuai, 2 untuk Tidak Sesuai, dan 1 untuk Sangat
Tidak Sesuai, sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavourable adalah 1 untuk Sangat Sesuai, 2 untuk Sesuai, 3 untuk Tidak Sesuai, dan 4 untuk Sangat Tidak Sesuai.
Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari skala self-efficacy berarti semakin tinggi pula self-efficacy yang dimilki dan sebaliknya semakin rendah nilai yang
diperoleh dari skala self-efficacy menunjukkan semakin rendah pula self-efficacy yang dimiliki.
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan. Suatu
alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai suatu tes Azwar, 2009.
1. Uji Validitas
Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya Azwar, 2009. Validitas alat ukur dalam
penelitian ini dikaji berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem-aitem yang dilihat dari isinya
dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasarkan derajat representatif alat ukur bagi hasil yang akan diukur.
Validitas isi ditentukan melalui pendapat professional dalam proses telaah aitem. Professional judgement disini adalah dosen pembimbing. Analisa logis akan dilakukan
dengan menggunakan spesifikasi alat ukur yang telah ada untuk menentukan apakah aitem-aitem yang telah dikembangkan representatif terhadap apa yang dimaksudkan
untuk diukur.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki
atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes.
Dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan Azwar, 2009.
Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor total tes
itu sendiri. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks diskriminasi aitem Azwar, 2010. Semakin tinggi
koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala, maka semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan, yang juga berarti
semakin tinggi daya bedanya, begitu pula sebaliknya Azwar, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Reliabilitas