Tata Cara Pengajuan Keberatan oleh Wajib Pajak

ketentuan perpajakan, perbedaan sudut pandang dalam menilai suatu fakta, bisa juga karena ketidakseakatan dalm hal proses pembuktian. Untuk menyelesaikan sengketa seperti ini, Undang-undang KUP memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melakukan keberatan sebagai upaya untuk mencari keadilan atas permasalahan perpajakan tersebut.

A. Tata Cara Pengajuan Keberatan oleh Wajib Pajak

Surat Keberatan dapat diajukan secara tertulis oleh Wajib Pajak yang bersangkutan yang tidak dapat menyetujui jumlah utang pajak yang telah ditetapkan oleh administrasi. Utang pajak tersebut ditetapkan secara jabatan sesuai dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jumlah Utang yang telah ditetapkan tersebut harus diberitahukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan mengisi Surat Pemberitahuan STP itu secara lengkap. Ada yang disebabkan karena ketidakjujuran Wajib Pajak yang dengan sengaja ingin menyembunyikan beberapa bagian dari penghasilannya ata kekayaan dengan cara pengisisan yang tidak sebenarnya. Dari hasil pemeriksaan terbukti bahwa pengisisan Surat Pemberitahuan STP itu adalah tidak benar adanya atau tidak lengkap, atau melamprkan keterangan yang tidak benar, maka Direktorat Jenderal Pajak berwenang menetapkan pajak secara jabatan. Pada umumnya penetapan secara jabatan ini adalah jauh lebih lebih besar Universitas Sumatera Utara dari jumlah perkiraan dari Wajib Pajak sendiri pada waktu mengajukan Surat Pemberitahuannya. Oleh karena penetapan pajak secara jabatan dianggap tidak adil karena pajaknya terlalu tinggi, maka Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan pada Direktorat Jenderal Pajak sebagai bukti bahwa Wajib Pajak tidak setuju dengan penetapan pajak tersebut. Adapun tata cara pengajuan keberatan yaitu wajib pajak mengajukan surat dalam bentuk Surat Keberatan. Surat Keberatan tersebut harus memenuhi beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan melalui surat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9PMK.032013. Sebelum mengajukan keberatan Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang mendasari pengenaan pajak, perhitungan laba atau rugi, pemotongan atau pemungutan kepada Kantor Pelayanan Pajak. Terhadap permintaan Wajib Pajak tersebut Kepala Kantor Pelayanan Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis mengenai hal tersebut paling lama 10 sepuluh hari kerja sejak diterimanya surat Wajib Pajak. 1. Penyampaian dan Penerimaan Surat Keberatan adalah: 1.1 Surat Keberatan Wajib Pajak disampaikan langsung atau melalui pos tercatat ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. 1.2 Dalam hal Surat Keberatan disampaikan,maka melalaui surat tersebut harus diteruskan KP4 atau KP2KP kepada Kantor Pelayanan Pajak terkait Universitas Sumatera Utara melalui fax pada hari itu juga, dan mengirimkan asli surat tersebut dalam jangka waktu 2 dua hari sejak surat tersebut diterima. 1.3 Terhadap Surat Keberatan diberikan bukti Penerimaan Surat Keberatan yang dilampiri isian Surat Keberatan oleh petugas yang ditunjuk 2. Penelitian Terhadap Surat Keberatan Kantor Pelayanan Pajak melakukan penelitian terhadap Surat Keberatan yang diterima dengan ketentuan sebagai berikut: 2.1 Memberikan pemebritahuan tertulis apakah Surat Keberatan telah memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan. 2.2 Mencatat Surat Keberatan yang memenuhi syarat dalam register Surat Keberatan memenuhi syarat. 2.3 Mencatat Surat Keberatan yang tidak memenuhi syarat Surat Pemberitahuan tersebut disampaikan kepada Wajib Pajk paling lama 5 lima hari kerja sejak Surat Keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak. Tanggal penerimaan surat yang dijadikan dasar untuk memproses Surat Keberatan adalah: a. Tanggal terima surat Wajib Pajak, dalam hal disampaikan secara langsung oleh Wajib Pajak pada petugas yang ditunjuk, b. Tanggal stempel pos tercatat dalam hal Surat Keberatan disampaikan melalui pos. 3. Tindak Lanjut terhadap Surat Keberatan yang memenuhi syarat Universitas Sumatera Utara Penelitian di Kantor Pelayanan Pajak terhadap kewenangan memproses Surat Keberatan adalah sebagai berikut: a. Seksi Pelayanan atau Seksi Pengawasan dan Konsultasi melakukan penelitian terhadap Surat Keberatan yang diterima. b. Dalam hal Surat Keberatan berada pada Kantor Pelayanan Pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutann melaksanakan penelitian keberatan. c. Dalam hal keberatan merupakan wewenang Direktorat Jenderal Pajak maka harus ditindaklanjuti sebagai berikut:  Dalam hal unit pelaksana pemeriksaan pajak adalah Kantor Pelayanan Pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan harus mengirimkan berkas keberatan beserta copy Laporan Pemeriksaan Pajak dan Kertas Kerja Pemeriksaan paling lama 5 lima sejak Surat Keberatan diterima.  Dalam hal unit pelaksana pemeriksaan pajak adalah unit diluar Kantor Pelayanan Pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak bersangkutan mengirim berkas keberatan kepada Direktorat Jenderal Pajak sesuai wewenangnya dan mengirimkan surat permintaan copy Laporan Pemeriksaan Pajak dan atau Kertas Kerja Pemeriksaan kepada unit pelaksana pemeriksaan pajak yang bersangkutan paling lama 5 lima hari sejak Surat Keberatan diterima. Universitas Sumatera Utara  Surat permintaan tersebut dilampirkan dalam berkas keberatan yang akan ditindaklanjuti oleh Kantor Pelayanan Pajak maupun yang akan dikirimkan ke Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan kewenangan.  Seksi pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak melakukan penelitian kelengkapan berkas yang akan dikirimkan ke Dirrektorat Jenderal Pajak dengan menggunakan formulir Lembar Penelitian Kelengkapan berkas dan hasil penelitian tersebut dilamppirkan diberkas keberatan.  Kegiatan diatas dituangkan dalam Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Keberatan. d. Berkas Keberatan yang dikirim oleh Kantor Pelayanan Pajak ke Direktorat Jenderal Pajak meliputi:  Asli Surat Keberatan Wajib Pajak  Asli Lembar Pengawasan Dokumen  Lembar Isian Surat Keberatan  Pemberitahuan Surat Keberatan memenuhi syarat  Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas  Lembar Pengawasan Penelitian Berkas Keberatan  Copy Laporan Pemeriksaan Pajak Lengkap 4. Penerimaan Berkas Keberatan oleh Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak melakukan tindak lanjut berkas keberatan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Direktorat Jenderal Pajak selaku unit menerima berkas keberatan membuat pemberitahuan tertulis kepada Kantor Pelayanan Pajak yang mengirimkan berkas keberatan paling lama 5 lima hari kerja sejak berkas diterima dengan menggunakan formulir Pemberitahuan Penerimaan Berkas Keberatan. b. Dalam hal Kantor Pelayanan Pajak terlambat atau tidak mengirimkan secara lengkap berkas keberatan, Direktorat diminta mencantumkan hal tersebut pada formulir. c. Direktorat Jenderal Pajak yang menerima berkas yang bukan merupakan kewenangannya harus mengirimkan berkas tersebut ke unit kantor yang berwenanang paling lama 5 lima hari kerja sejak tanggal terima berkas tersebut, dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak yang mengirimkan berkas dengan menggunakan formulir Penerusan Berkas Keberatan. 5. Pembuatan Laporan Pengiriman Berkas Keberatan adalah sebagai berikut: a. Kantor Pelayanan Pajak membuat laporan pengiriman berkas keberatan yang diterima,paling lama tanggal 10 sepuluh bulan berikutnya kepada Direktorat Jenderal Pajak ddengan menggunkan formulir Laporan Pengiriman Berkas Keberatan. b. Melakukan pengecekan daftar pengiriman berkas dalam pengiriman berkas yang telah diterima dari Kantor Pelayanan Pajak. Universitas Sumatera Utara c. Dalam hal ada berkas yang belum diterima, maka Direktorat Jenderal Pajak membuat Surat Pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam Jangka Waktu 10 sepuluh hari kerja sejak laporan diterima. d. Kantor Pelayanan Pajak yang telah dapat melaksanakan pengiriman laporan secara elektronik cukup mengirimkan secara elektronik.

B. Syarat-syarat dalam Pengajuan Keberatan