Hak Wajib Pajak Dalam Pengajuan Keberatan Proses Penyelesaian Keberatan

2. Pemotongan atau pemungutan pajak adalah pihak ketiga, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaan Wajib Pajak f. Surat Keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal Surat Keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri dengan Surat Kuasa khusu sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat 3 Undang-undang KUP. Jika Surat Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan pengajuan keberatan di atas, maka Surat Keberatan Wajib Pajak tersebut tidak dapat dijadikan pertimbangan oleh Direktorat Jenderal Pajak sehingga tidak akan diterbitkan Surat Keputusan Keberatan. Atas hal tersebut Direktorat Jenderal Pajak memeberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak. Namun sebelum jangka waktu 3 tiga bulan sejak tanggal dikirim Surat Ketetapan Pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga terlampaui, Wajib Pajak dapat melengkapi kekurangan persyaratan yang belum dipenuhi.

C. Hak Wajib Pajak Dalam Pengajuan Keberatan

Sebelum mengajukan keberatan Wajib Pajak mempunyai hak untuk meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak, perhitungan laba atau rugi, pemotongan atau pemungutan pajak kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Terhadap permintaan Wajib Pajak tersebut Kepala Kantor Pelayanan Pajak Universitas Sumatera Utara wajib memberikan keterangan secara tertulis mengenai hal tersebut paling lama 10 sepuluh hari kerja sejak diterimanya surat Wajib Pajak.

D. Sebab-sebab Wajib Pajak Mengajukan Keberatan

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9PMK.032013 tentang Tata Cara Penyelesaian Keberatan dijelaskaan sebab-sebab pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak yang hanya dapat diajukan kepada Direktorat Jenderal Pajak, yaitu : 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT 3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB 4. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN 5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang dimaksud Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan julah pajak yang masih harus dibayar. Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB dalam hal-hal sebagai berikut: a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar. Universitas Sumatera Utara b. Apabila Surat Pembritahuan STP tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan menurut Undang-undang dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran. c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM ternyata tidak seharusnya dikomensaikan selisih lebih pajak, tidak seharusnya dikenakan tariff 0 nol persen. d. Apabila kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang.

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan diterbitkan apabila: a. Berdasarkan data baru atau data yang semula belum lengkap, menyebabkan penambahan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak sebelumnya. b. Ditemukan lagi data yang semula belum lengkap terungkap pada saat penerbitan SKKB. Dengan demikian SKPKBT dapat diterbitkan lebih dari satu kali. Universitas Sumatera Utara

3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah suatu Surat Ketetapan Pajak yang menentuka jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Direktorat Jenddedral Pajak setelah melakukan pemeriksaan , menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang.

4. Surat Ketetapan Pajak Nihl SKPN

Surat Ketetapan Pajak Nihil adlah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Direktorat Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak.

5. Pemotongan atau Pemungutan oleh Pihak Ketiga

Hal ini meliputi: a. Pemberi kerja pajak melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang merupakan induk, cabang, perwakilan yang membayar atau terutang gaji, upah, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama dan dala bentuk apapun kepada pengurus, pegawai, atau bukan pegawai sebagai imbalan sehubungan Universitas Sumatera Utara dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan dalam pengertian pemberian kerja. b. Bendaharawan Pemerintah termasuk Bendaharawan Pusat, daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga lainnya yang membayar gaji, upah, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. c. Dana pension atau badan lain seperti penyelenggaraan jaminan social tenaga kerja untuk pembayaran lain yang sejenis dengan itu. d. Perusahaan, badan, atau penyelenggara kegiatan wajin memotong pajak atas pemberian hadiah atau penghargaab dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri yang berjkenaan dengan suatu kegiatan. e. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas.

E. Proses Penyelesaian Keberatan

Surat Keberatan yang memenuhi persyaratan akan diproses lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sebelum Direktorat Jenderal Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam proses Universitas Sumatera Utara penyelesaian keberatan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9PMK.032013 adalah sebagai berikut: a. Direktorat Jenderal Pajak meminjam buku,catatan,data, dan informasi dalam bentuk hardcopy dan atau softcopy kepada Wajib Pajak terkait dengan materi yang disengketakan melalui penyampaian surat perminaan peminjaman buku,catatan,data, dan informasi. b. Meminta Wajib Pajak untuk memberikan keterangan terkait dengan materi yang disengketakan melalui penyampaian surat permohonan keterangan. c. Meminta keterangan atau bukti terkait dengan materi yag disengketakan kepada pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak melalui penyampaian surat permintaan data dan keterangan kepada pihak ketiga. d. Meninjau tempat Wajib Pajak termasuk tempat lain yang diperlukan. e. Melakukan pembahassan dari klarisifikasi atas hal-hal yang diperlukan dengan memanggil Wajib Pajak melalui Surat Panggilan. f. Melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka keberatan untuk mendapatkan data dan atau informasi yang objektif yang Universitas Sumatera Utara dapat dijadikan dasar dalam mempertimbangkan keputusan keberatan. Surat Pemberitahuan Untuk Hadir adalah surat yang disampaikan kepada Wajib Pajak yang berisi mengenai pemberian kesempatan kepada Wajib Pajak untuk menghadiri pertemuan dengan pejabat pajak dalam waktu yang telah disepakati guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan megenai hasil pemeriksaan keberatan. Surat Pemberitahuan Untuk Hadir yang disampaikan kepada Wajib Pajak dimaksud untuk memperoleh keterangan atau penjelasan mengenai keberratan. Bila Wajib Pajak tidak hadir, proses keberatan tetap diselesaikan tanpa menunggu kehadiran Wajib Pajak. Demikian halnya bila pembukuan,catatan,data,informasi atau keterangan lainnya yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan maka tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, kecuali pembukuan,catatan,data,informasi, atau keterangan lainnya tersebut berada di pihak ketiga dan belum diperoleh oleh Wajib Pajak pada saat pemeriksaan.

F. Keputusan Hasil Pemeriksaan