heksana, air suling dan amil alkohol serta 1,1–diphenyl-2-picrylhydrazyl DPPH produksi Sigma.
3.2 Pengambilan dan Pengolahan Sampel 3.2.1 Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif tanpa membandingkan dengan sampel yang sama dari daerah lain.
Sampel yang digunakan adalah beras merah Oryza sativa L. var Kuku Balam Merah yang diperoleh dari Pasar
Pringgan, Jalan Iskandar Muda, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara. Sampel yang diambil memiliki merk MATAHARI dengan berat
tiap kemasan 500 gram, diproduksi oleh PT LUMBUNG PADI J.I.E. BROTHERS.
3.2.2 Identifikasi sampel
Identifikasi beras merah dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI
Bogor dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 46-47.
3.2.3 Pengolahan sampel
Sampel beras merah diolah dengan berbagai cara, yaitu: a.
Pembuatan serbuk beras merah Beras merah diserbuk menggunakan blender.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembuatan nasi tim
Beras merah ditimbang sebanyak 200 g, dibilas dan dimasak dengan air sebanyak 400 ml hingga menjadi nasi tim. Gambar nasi tim dapat dilihat pada
Lampiran 4 halaman 50. c.
Pembuatan nasi hasil pemasakan di rice cooker Beras merah sebanyak 200 g dibilas dan dimasak dengan rice cooker
menggunakan air 500 ml. Gambar nasi hasil pemasakan di rice cooker dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 50.
d. Pembuatan nasi kukus
Beras merah sebanyak 200 g dibilas kemudian dimasak di dalam dandang dan disiram air panas beberapa kali dengan jumlah 500 ml sehingga menjadi nasi
kukus. Gambar nasi kukus dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 50. e.
Pembuatan ekstrak etanol beras merah Pembuatan ekstrak etanol beras merah dilakukan secara maserasi
menggunakan pelarut etanol 96 Depkes, 1979. Cara kerja:
Sebanyak 200 g serbuk beras merah dimasukkan ke dalam wadah kaca berwarna gelap, kemudian dituangi dengan 1500 ml etanol 96. Ditutup dan
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk, disaring hingga didapat maserat pertama. Ampas yang diperoleh dicuci yaitu
dengan menambahkan etanol 96 hingga diperoleh 2000 ml ke dalam wadah tertutup, dibiarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari, lalu
disaring hingga didapat maserat kedua. Maserat pertama dan kedua digabung. Maserat diuapkan dengan menggunakan alat rotary evaporator pada
Universitas Sumatera Utara
temperatur ±55
O
C sampai diperoleh ekstrak kental kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer pada suhu –40
O
C. Bagan ekstraksi dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 62.
f. Pembuatan ekstrak etanol nasi tim
Pembuatan ekstrak etanol nasi tim dilakukan dengan cara yang sama dengan pembuatan ekstrak etanol beras merah.
g. Pembuatan ekstrak etanol nasi hasil pemasakan di rice cooker
Pembuatan ekstrak etanol nasi hasil pemasakan di rice cooker dilakukan dengan cara yang sama dengan pembuatan ekstrak etanol beras merah.
h. Pembuatan ekstrak etanol nasi kukus
Pembuatan ekstrak etanol nasi kukus dilakukan dengan cara yang sama dengan pembuatan ekstrak etanol beras merah.
3.3 Pembuatan Pereaksi Depkes, 1978