bersama. Tujuan interaksi pembelajaran merupakan titik temu yang bersifat mengikat dan mengarahakan aktivitas kedua belah pihak.
Dengan demikian, kriteria keberhasilan pembelajaran hendaknya ditimbang atau dievaluasi berdasarkan tercapai tidaknya tujuan bersama
tersebut. Berbagai hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa pola prilaku
guru yang bersifat membantu berkorelasi positif signifikan dengan kecenderungan peserta didik untuk bekerja sama, berpasrtisipasi dalam
kegiatan kelas atau sekolah dan hasil belajar. Sedang pola perilaku guru yang otoriter dan cenderung menghukum berkorelasi negatif signifikan
dengan ketiga perilaku peserta didik diatas. Selain faktor guru, yang cukup memegang peranan penting dalam
pencapaian prestasi belajar peserta didik juga kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat
penting dalam
mengatur, merancang
dan mengendalikan
penyelenggaraan pendidikan disekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang paling besar dalam menciptakan
situasi kerja secara keseluruhan disekolah yang dipimpinnya.
3. Usaha Mendongkrak Prestasi Belajar
Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri, disamping faktor kemauan, minat,
ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap usaha dan kegiatannya. Peserta didik akan berhasil kalau berusaha
semaksimal mungkin dengan cara belajar yang effisien sehingga mempertinggi prestasi hasil belajar. Sebaliknya, jika belajar secara
serampangan, hasilnya pun akan sesuai dengan usaha itu, bahkan mungkin tidak menghasilkan apa-apa. Hasil belajar bergantung pula pada cara-cara
belajar yang dipergunakan. Oleh karena itu, dengan mempergunakan cara belajar yang effisien akan meningkatkan hasil belajar yang memuaskan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendongkrak Prestasi belajar,
47
antara lain:
a. Keadaan jasmani, untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan
jasmani yang sehat, karena belajar memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam keadaan sakit, kurang gizi, kurang istirahat, maka tidak dapat
belajar dengan efektif. b.
Keadaan sosial emosional, peserta didik yang mengalami kegoncangan emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang
tidak disukai temannya tidak dapat belajar secara efektif, karena kondisi ini sangat mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan, dan perasaan.
c. Lingkungan, tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh
perangsang-perangsang dari luar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran. Sebelum belajar harus ttersedia cukup bahan dan
alat-alat serta segala sesuatu yang diperlukan.
47
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi..., hlm. 196
d. Memulai pelajaran, memulai pelajaran harus tepat pada wakunya, bila
merasakan keengganan, atasi dengan suatu perintah kepada diri sendiri untuk memulai pelajaran tepat pada waktunya.
e. Membagi pekerjaan, sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga
dikerahkan pada suatu tugas yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat untuk diselesaikan, sebaiknya sebelum mulai pelajaran
lebih dahulu menentukan apa yang adapat diselesaikan dalam waktu tertentu.
f. Kontrol, selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah
dikuasai. Hasil baik menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan menyiksa diri dan memerlukan latihan khusus.
g. Sikap yang optimistis, adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya
prestasi meningkat dan karena itu memupuk sikap yang optimistis. h.
Menggunakan waktu, menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan waktu yang efisien. Menggunakan waktu tidak berarti bekerja
lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suau tugas yang khas.
i. Cara mempelajari buku, sebelum kita membaca buku lebih dulu kita coba
memperoleh gambaran tentang buku dalam garis besarnya. j.
Mempertinggi kecepatan membaca, seseorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak-banyaknya dari bacaan dalam wakttu
yang sesingkat-singkatnya. Karena itu harus diadakan usaha unuk mempertinggi efesiensi membaca sampai perguruan tinggi.
E. Pembelajaran Matematika