28 h.
Mempersamakan pengalaman. i.
Menimbulkan persepsi yang sama. Berdasarkan uraian dan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan beberapa manfaat penggunaan abakus dalam proses belajar mengajar matematika, khusunya pada perkalian bilangan asli, antara
lain: a.
Memperjelas materi sehingga lebih mudah dipahami, dan juga memperjelas pemahaman siswa tentang suatu konsep operasi
hitung bilangan asli yang diajarkan. b.
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan atau informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar operasi hitung bilangan asli. c.
Membuat persepsi dan rangsangan yang sama tentang bahan atau materi operasi hitung perkalian bilangan asli yang diajarkan.
d. Dengan menggunakan abakus, siswa dapat bekerja sendiri sesuai
kemampuan yang dimiliki sehingga dapat mengatasi sikap pasif siswa.
e. Dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
F. Tinjauan tentang Abakus
1. Pengertian Abakus
Syaifudin 2009: 23 mengatakan bahwa abakus berasal dari bahasa Yunani abax yaitu alat bantu aritmatika untuk mempermudah
melakukan operasi bilangan. Sedangkan menurut Kamus Bahasa
29 Indonesia 2008: 2 yang dimaksud dengan abakus adalah alat untuk
menghitung, yang berupa deretan bulatan dari kayu, plastik yang bertusuk, setiap tusuk berisi sepuluh buah. Di Indonesia sendiri abakus
lebih dikenal dengan istilah sempoa. Sempoa atau sipoa adalah alat kuno untuk berhitung yang dibuat
dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan. Sempoa digunakan untuk melakukan operasi
aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan akar kuadrat.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa abakus adalah alat hitung yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros
berupa manik-manik, bulatan dari kayu, plastik yang bisa digeser- geserkan yang dapat digunakan untuk mempermudah menjelaskan
konsep atau pengertian nilai tempat, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Abakus merupakan salah satu alat peraga matematika yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep atau pengertian nilai tempat suatu
bilangan, penjumlahan, pengurangan, perkalian, serta pembagian. Ada beberapa macam abakus yang sampai sekarang dapat kita
lihat apakah sebagai mainan alat hitung anak atau sebagai alat hitung di toko-toko, antara lain abakus model Rusia, Romawi, dan Cina Jepang
Ruseffendi, 1992: 163.
30 Berikut ini, peneliti sajikan beberapa model Abakus yang masih
dapat kita lihat.
Gambar 2. Abakus Cina Jepang
Abakus Cina atau suan-pan menggunakan sistem puluhan. Manik- manik yang menyentuh batang pemisah yang dihitung. Masing-masing
manik-manik di atas bernilai 5 dan manik di bawah bernilai 1.
Gambar 3. Abakus Romawi
Abakus Romawi menggunakan lobang berisi butiran-butiran lilin. 1 manik dalam lobang pendek dan 4 manik dalam lobang panjang. Nilai
ditunjukkan dengan mendorong manik ke atas.
Gambar 4. Abakus Rusia
31 Abakus Rusia merupakan abakus yang terdiri dari 10 kawat dan setiap
kawat terdapat 10 biji manik. Semua manik dalam abakus ini bernilai satuan. Abakus Rusia masih digunakan di hampir seluruh bagian Rusia.
Nilai bilangan ditunjukkan dengan mendorong manik-manik ke samping kiri.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model abakus Rusia yang mana di Indonesia sendiri banyak yang menggunakan model
tersebut. Model abakus Rusia merupakan abakus yang terdiri dari 10 kawat dan setiap kawat terdapat 10 biji manik.
2. Fungsi Abakus