Berfungsinya kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan mempengaruhi berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar di sekolah yang tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknyadi sekolah yang kedisiplinannya rendah maka kegiatan
belajar mengajarnya juga akan berlangsung tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolahitu akan rendah.
c. Indikator – indikator Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseoarang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Pada dasarnya ada beberapa indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai dalam suatu organisasi.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan 2001: 194 indikator kedisiplinan pegawai diantarnya :
1 Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus
jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan
pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan.
2 Teladan pemimpin
Teladan pemimpin angat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teldan
dan penutan oleh para bawahannya. Pemimpin yang baik harus memberi contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai
kata dan perbuatan.
3 Balas jasa
Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan.Artinya semakin besar balas jasa
semakin baik kedisiplinan karyawan, sebaliknya apabila balas jasa kecil kedisiplinan karyawan menjadi rendah.
4 Keadilan
Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa pengakuan atau hukuman akan
merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan.
5 Waskat
Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan
perusahaan. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyaawan. Jadi, waskat menuntut adanya
kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat,menggali sistem- sistem kerja paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang baik.
6 Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan dengan sanksi hukuman yang semakin berat,
karyawan akan semakin takut melanggar peraturan- peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner
karyawan akan berkurang.
7 Ketegasan
Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisiliner akan mewujudkan kedisiplinan
baik pada perusahaan tersebut.
8 Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaa yang harmonis di antara sesame karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada
suatu perusahaan.
Kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya manusia MSDM yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk
mengukur mengetahui fungsi – fungsi MSDM lainnya secara keseluruhan elah dilaksanakan dengan baik atau tidak.Kedisiplinan
harus ditegakan dalam suatu organisasi perusahaan, tanpa dukungan disiplin para pegawai yang baik, sulit perusahaan untuk
mewujudkan tujuannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa “kedisiplinan” menjadi kunci terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan baik
B. Kajian terhadap Penelitian yang Relevan
1. Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Sanjaya pada tahun
2008 yang berjudul “ Hubungan antara Lingkungan Kerja dan Pengalaman dengan Kepuasan Kerja Guru di SMK N 1 Tempel dengan
populasi. Penelitian 50 orang menunjukan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja dan kepuasan kerja guru di
SMK N 1 Tempel.berdasarkan hasil penelitian dikemukakan :1 terdapat korelasi positif dan signifikan antara Lingkungan dengan
kepuasan kerja guru di SMK Negeri 1 Tempel Sleman yang ditunjukkan koefisien korelasi sebesar 0, 739. 2 terdapat korelasi positif dan
signifikan antara pengalaman dengan kepuasan kerja guru di SMK Negeri 1 Tempel yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar
0,736.3 terdapat korelasi positif dan signifikan antara lingkungan dan pengalaman secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru di SMK
Negeri 1 Tempel Sleman ditunjukkan dengan koefisien korelasi R 0,842 dan koefisien determentasi R
2
sebesar 0,708. Ini berarti 70,8 kepuasan kerja dijelaskan oleh lingkungan dan pengalaman. Sedangkan