BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Herald Hirschsprung pada tahun 1886, namun patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara jelas hingga
tahun 1938, Robertson dan Kernohan menyatakan bahwa kelainan ini disebabkan oleh gangguan peristaltik dibagian distal usus akibat defisiensi ganglion. Herald
Hirschsprung melaporkan secara jelas gambaran klinis penyakit ini, yang pada saat itu diyakininya sebagai suatu megakolon kongenital. Dokter bedah asal
Swedia ini melaporkan kematian 2 orang pasiennya masing-masing usia 8 dan 11 bulan yang menderita konstipasi kronis, malnutrisi dan enterokolitis. Teori yang
berkembang saat itu adalah diyakininya faktor keseimbangan syaraf sebagai penyebab kelainan ini, sehingga pengobatan diarahkan pada terapi obat obatan
dan simpatektomi. Swenson,1990
2.2 Anatomi
Kolon usus besar memiliki panjang 3-5 kaki sekum yang paling lebar diameternya adalah 7,5-8.5 cm, bagian sigmoid paling sempit panjangnya hanya
2,5 cm. otot longitudinalis luar bekoluasen kedalam 3 tenia koli yang berbeda yang dimulai pada apendiks dan berakhir pada rektum, haustra koli adalah
kantung keluar
kolon asenden
dan desenden
letaknya retroperoneal,transversal,sigmoid sekum letaknya intraperitoneal dan omentum
melekat pada kolon transversum Schwartz, 2004
Universitas Sumatera Utara
Sumber : http:medicastore.comimagesanatomi_usus_besar.jpg
Pasokan Arteri
Mesentrika inferior mendrainase kolon desenden,sigmoid,rectum memasuki limpa yang lainnya mengikuti arteri. mesentrika superior bergabung dengan vena
splenika untuk membantu vena porta. Schwartz, 2004
Limfatik
Berasal dari dalam submukosa dan muskularis mukosa mengikuti dari pasokan
arteri. Schwartz, 2004 Persarafan
Pada dasarnya prinsip kerja dari persarafan simpatis dan parasimpatis adalah saraf simpatis menghambat dan parasimpatis merangsang. Kolon tidak ikut berperan
dalam proses pencernaan makanan maupun absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum maka semua zat makanan telah di absorpsi dan semua akan cair
dan selama perjalanan didalam kolon isinya menjadi makin padat karena terjadi proses reabsorbsi. Proses ini akan berakhir ketika mencapai rektum dan akan
terbentuk peses. Peristaltik kolon membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai flexura sigmoid. Pearce,E.2008
Gambar. 2.1 Anatomi kolon
Universitas Sumatera Utara
2.3 Histologi Kolon