Hasil analisis butir-butir instrumen resiliensi yang terindikasi

Kesembilan item yang termasuk dalam kategori rendah dan sedang tersebut selanjutnya disebut sebagai item yang terindikasi rendah. Terdapat beberapa penjelasan mengenai kesembilan item tersebut hingga teridentifikasi rendah berdasarkan aspek-aspek resiliensi menurut Reivich Shatte. Berikut penjelasan yang dijabarkan sesuai dengan item yang terindikasi rendah. Pertama , pernyataan “Saya mudah mengalihkan konsentrasi saya ke hal lain pada saat menghadapi masalah”. Item nomor 7 masuk dalam kategori rendah, artinya siswa tidak fokus pada permasalahan yang dimiliki. Siswa cenderung mudah mengalihkan konsentrasinya dari permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan yang dihadapi tidak akan cepat mendapatkan jalan keluar. Seseorang yang resiliens memiliki keterampilan untuk fokus, fokus pada permasalahan yang dimiliki akan mempermudah seseorang untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Kedua, pernyataan ”Saya mampu mengedalikan emosi saat marahkesal ”. Item nomor 9 masuk dalam kategori rendah, artinya siswa tidak mampu mengontrol impuls saat marahkesal. Individu dengan kontrol terhadap impuls yang rendah pada umumnya percaya pada pemikiran impulsifnya yang mengenai situasi sebagai kenyataan dan bertindak sesuai dengan situasi tersebut. Mereka menampilkan perilaku mudah marah, kehilangan kesabaran, impulsif dan berlaku agresif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Seseorang yang resilien mampu mengontrol impuls. Kontrol terhadap impuls akan membawa kepada pemikiran yang jernih dan akurat. Reivich dan Shatte 2002, mengatakan bahwa individu dapat melakukan pencegahan terhadap impulsivitasnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menguji keyakinan individu dan mengevaluasi kebermanfaatan terhadap pemecahan masalah. Seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri; „apakah benar apa yang saya lakukan?‟, „apakah manfaat dari semua ini? ‟, dll. Ketiga , pernyataan “Saya cenderung mudah marah kepada siapapun ketika sedang merasa kesal”. Item nomor 12 masuk dalam kategori rendah, artinya siswa tidak dapat mengontrol impuls dan tidak fokus pada permasalahan yang dihadapi. Individu dengan kontrol terhadap impuls yang rendah pada umumnya percaya pada pemikiran impulsifnya yang mengenai situasi sebagai kenyataan dan bertindak sesuai dengan situasi tersebut. Mereka menampilkan perilaku mudah marah, kehilangan kesabaran, impulsif dan berlaku agresif. Tentunya perilaku ini akan membuat orang di sekitar merasa kurang nyaman, pada akhirnya akan berdampak buruk bagi hubungan sosialnya. Reivich dan Shatte 2002, mengatakan bahwa individu dapat melakukan pencegahan terhadap impulsivitasnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menguji keyakinan individu dan mengevaluasi kebermanfaatan terhadap pemecahan masalah. Seperti memberikan pertanyaan- pertanyaan pada diri sendiri; „apakah benar apa yang saya lakukan?‟, „apakah manfaat dari semua ini?‟, dll. Keempat, pernyataan “Saya mudah bingung ketika memiliki sebuah masalah”. Item nomor 16 masuk dalam kategori rendah, artinya siswa tidak mampu mengelola impuls dengan baik sehingga siswa mengalami kebingungan ketika dihadapkan pada sebuah masalah. Kemampuan individu untuk mengendalikan impuls sangat terkait dengan kemampuan regulasi emosi yang ia miliki. Individu yang memiliki skor resilience question yang tinggi pada faktor regulasi emosi, cenderung memiliki skor resilience question yang tinggi pula pada faktor pengendalian impuls. Dalam hal ini siswa kurang memiliki keterampilan fokus dan tenang yang ada dalam faktor regulasi emosi. sehingga siswa mudah bingung ketika memiliki sebuah masalah. Kelima pernyataan “Saya mampu mengenali akar masalah dari masalah yang saya hadapi ”. Item nomor 25 masuk dalam kategori rendah, artinya siswa tidak mampu menganalisis masalah yang sedang dihadapi. Hal ini dapat disebabkan karena siswa memiliki gaya berpikir “Saya- selalu- semua” dimana siswa dengan gaya berpikir “Saya-Selalu-Semua” merefleksikan keyakinan bahwa penyebab permasalahan berasal dari individu tersebut Saya, hal ini selalu terjadi dan permasalahan yang ada tidak dapat diubah Selalu, serta permasalahan yang ada akan cenderung mempengaruhi seluruh aspek hidupnya Semua. Sehingga siswa tidak