Landasan Teori Hipotesis PENELAAHAN PUSTAKA

digunakan untuk menghitung sel secara efisien dan akurat adalah menggunakan haemocytometer. Alat ini berupa counting chamber yang memiliki ketebalan 0,1 mm dan squared graduation untuk memudahkan perhitungan. Ketika suspensi sel diisikan ke dalam chamber, sel dapat diamati di bawah mikroskop dan dihitung dalam ruled square yang dipilih. Dari perhitungan ini, jumlah sel per ml suspensi dapat dihitung secara langsung Doyle and Griffiths, 2000. Trypan blue biasa digunakan untuk membedakan sel hidup dari sel mati. Sel hidup tidak terwarnai, bulat dan relatif kecil dibandingkan dengan sel mati. Sedangkan sel mati membengkak dan berwarna biru Doyle and Griffiths, 2000. Dalam beberapa hal, penggunaan trypan blue dihindari karena menyebabkan lapangan pandang berwarna gelap sehingga sulit membedakan sel hidup dan sel mati Elly, 2002. Pemaparan trypan blue yang lebih dari 15 menit juga akan mewarnai sel hidup Anonim, 1999.

E. Landasan Teori

Saat ini banyak bahan-bahan alam yang digunakan dalam pengobatan kanker, seperti daun sirih merah. Akan tetapi, belum ada penelitian yang mendukung klaim khasiat daun sirih merah sebagai antikanker. Dari hasil skrining fitokimia, diketahui bahwa daun sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid, senyawa polifenolat, tanin, dan minyak atsiri. Flavonoid terbagi menjadi 6 subkelas, yaitu : flavon apigenin, luteolin, flavonol kuersetin, mirisetin, flavanon naringenin dan hesperidin, flavanol epikatekin dan galokatekin, antosianidin sianidin dan pelargonidin, dan isoflavon genistein dan daidezin Ross and Kasum, 2002. Beberapa jenis flavonoid yang memiliki efek antikanker adalah kuersetin, genistein, daidezin, dan antosianin Grotewold, 2006. Kebanyakan senyawa golongan ini larut dalam air dan pelarut organik lainnya seperti metanol, etanol dan aseton. Flavonoid berperan sebagai inhibitor enzim DNA topoisomerase sel kanker. Enzim tersebut merupakan enzim yang berperan dalam proses replikasi, transkripsi dan rekombinasi DNA serta proses proliferasi dan diferensiasi sel kanker Sukardiman, 1999. Alkaloid merupakan salah satu senyawa organik terbanyak di alam dan tersebar pada tumbuhan. Alkaloid terdiri dari golongan piridin, pirolidin, tropan, kuinolin, isokuinolin, penetilamin, indol, purin, terpenoid, dan vinka. Senyawa golongan ini tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik, seperti etanol, metanol, kloroform dan eter. Golongan alkaloid vinka telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antikanker, misalnya vinkristin dan vinblastin yang dapat menghambat pembelahan sel kanker Anonim, 2008b. Penelitian dari beberapa tanaman menujukkan bahwa senyawa alkaloid dan flavonoid memiliki efek sitotoksisitas terhadap sel mieloma. Hal tersebut mendasari penelitian uji sitotoksisitas ekstrak etanolik daun sirih merah terhadap kultur sel mieloma ini, untuk melihat apakah ekstrak etanolik daun sirih merah bersifat sitotoksik terhadap kultur sel mieloma.

F. Hipotesis

Ekstrak etanolik daun sirih merah bersifat sitotoksik terhadap kultur sel mieloma.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian uji sitotoksisitas ekstrak etanolik daun sirih merah terhadap kultur sel mieloma ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel utama

a. Variabel bebas Kadar ekstrak etanolik daun sirih merah, yaitu : 250 µgml, 500 µgml, 750 µgml, 1000 µgml, 1250 µgml, 1500 µgml, 1750 µgml, dan 2000 µgml. b. Variabel tergantung Persentase kematian kultur sel mieloma.

2. Variabel pengacau terkendali

a. Medium tumbuh sel dikendalikan dengan menggunakan medium RPMI-1640 serum. b. Tempat tumbuh dan waktu pemanenan daun sirih merah dikendalikan dengan memanen daun pada tempat dan waktu yang sama