Preparasi ekstrak etanolik daun sirih merah Pembuatan medium pencuci dan medium penumbuh

C. Preparasi ekstrak etanolik daun sirih merah

Dalam penelitian ini, ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan larutan penyari etanol 70. Prinsip metode ini adalah perendamanan sampel dalam larutan penyari pada suhu ruangan. Perendaman menyebabkan terjadinya penembusan larutan penyari ke dalam dinding sel sehingga zat aktif akan terlarut. Perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel menyebabkan zat aktif di dalam sel akan terdesak ke luar sel. Keadaan ini akan terjadi terus-menerus hingga terjadi kesetimbangan konsentrasi di dalam dan di luar sel. Waktu perendaman dilakukan selama 2 hari sehingga ekstraksi zat aktif lebih sempurna. Kemudian ekstrak cair diuapkan dengan waterbath pada suhu 60 C-65 C sehingga larutan penyari menguap dan dihasilkan ekstrak kental. Larutan penyari harus memiliki selektifitas yang tinggi untuk senyawa yang akan diekstraksi, tidak bereaksi dengan senyawa yang terkandung di dalam simplisia, ekonomis, mudah menguap dan tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan Samuelsson, 1999. Hal ini mendasari pemilihan etanol 70 sebagai larutan penyari karena dapat mengekstraksi senyawa flavonoid dan alkaloid. Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti air, etanol, metanol, butanol, aseton, DMSO, dimetilformamida, dan lain-lain Markham, 1988. Senyawa alkaloid tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter, kloroform dan sebagainya Anonim, 2008b. Keuntungan metode maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana. Selain itu, metode ini tidak menggunakan panas, sehingga zat aktif yang termolabil tidak mudah rusak dan dapat terekstraksi. Kekurangan metode ini adalah waktu pengerjaan lama tergantung waktu perendaman dan membutuhkan jumlah pelarut yang banyak.

D. Pembuatan medium pencuci dan medium penumbuh

Dalam penelitian ini, digunakan 2 jenis medium, yakni : medium pencuci dan medium penumbuh. Medium pencuci mengandung RPMI-1640, natrium bikarbonat dan Hepes. Natrium bikarbonat berfungsi sebagai buffer sintetik, sedangkan Hepes sebagai bahan buffer organik. Kedua buffer ini digunakan untuk menjaga pH pertumbuhan agar tetap konstan. Medium penumbuh berfungsi sebagai media pertumbuhan bagi kultur sel mieloma. Medium ini mengandung RPMI-1640, FBS Foetal Bovine Serum 10, penisilin-streptomisin 0,5, dan fungison 0,5. Dalam media ini, FBS digunakan sebagai suplemen pertumbuhan karena mampu mendukung nutrisi pertumbuhan pada kultur sel mieloma. Kondisi medium kultur harus bebas dari kontaminan. Hal ini dapat menyebabkan persaingan untuk mendapatkan nutrisi sehingga pertumbuhan kultur sel mieloma dapat terhambat. Oleh karena itu, dalam medium penumbuh digunakan kombinasi antibiotik penisilin-streptomisin untuk menghindari kontaminan bakteri, baik gram positif maupun negatif. Selain itu, digunakan fungison untuk menjaga agar medium bebas dari kontaminan jamur.

E. Propagasi dan panen sel mieloma