Subjek Penelitian Fokus Penelitian
yang menghubungkan berbagai bagian yang berbeda. Analisis yang dapat juga dilakukan adalah dengan mencermati subalur dalam narasi dan
memerhatikan berbagai keterkaitan di antaranya. Peneliti kemudian dapat membuat ringkasan dengan menyoroti ciri-ciri tertentu yang dirasa menarik
bagi peneliti. Ringkasan tersebut dapat digunakan untuk memperoleh gagasan mengenai isu-isu utama yang muncul. Melalui proses pembacaan
secara mendetail, membantu peneliti dalam mengembangkan kerangka coding
yang dapat diterapkan dalam berbagai narasi. Kerangka coding dibuat untuk menangkap makna menyeluruh dari berbagai narasi yang ada,
serta beragam isu khusus yang muncul pada masing-masing narasi. Oleh karena itu, sebelum dilakukan penelitian dengan metode naratif,
peneliti mempersiapkan strategi untuk membantu mempersiapkan ringkasan dan analisis dari narasi yang disampaikan oleh subjek penelitian. Strategi
tersebut terdiri dari tiga komponen, yaitu: awal, tengah, dan akhir. Komponen tersebut akan diggunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Awal: kehidupan perkawinan subjek penelitian sebelum mengetahui
perselingkuhan. Setiap suami akan memiliki pengalaman yang berbeda- beda dalam menjalani kehidupan perkawinan. Perselingkuhan yang
dilakukan oleh seorang istri juga bukan suatu hal yang dapat diduga oleh suami. Suami sebagai subjek penelitian diminta untuk menceritakan
pengalaman-pengalaman awal yang mungkin menjadi faktor penyebab terjadi perselingkuhan.
b. Tengah: subjek penelitian diminta untuk menceritakan pengalaman
mereka ketika mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh istri mereka, hal yang membuat mereka mengetahui telah terjadi
perselingkuhan, dan perasaan serta perilaku yang muncul setelah mengetahui perselingkuhan tersebut.
c. Akhir: subjek penelitian diminta untuk menceritakan pengalaman dalam
melakukan proses pemulihan setelah merasakan berbagai emosi negatif akibat mengetahui perselingkuhan, bagaimana subjek pada akhirnya
memutuskan untuk memaafkan dan kembali membangun hubungan yang baru dengan istri yang pernah melakukan perselingkuhan.
2. Fase interpretatif
Pada tahap kedua ini, peneliti kemudian mengaitkan narasi dengan literatur teoretis yang sebelumnya telah ditentukan sehingga dapat
diggunakan untuk menginterpretasi kisah yang telah disampaikan oleh subjek penelitian. Pada fase ini peneliti dapat mengarahkan pada pelabelan
suatu uraian sebagai berjenis tertentu, yang menggambarkan isi teoritisnya. Dalam pembacaan narasi, perhatian utama tertuju pada bagaimana subjek
penelitian mendeskripsikan berbagai krisis dalam kehidupan mereka. Bagaimana subjek penelitian mendapatkan sumber dukungan, dan
bagaimana mereka membuat arah kisah kepada pendengar, dalam hal ini peneliti sendiri. Setelah itu, peneliti memeriksa masing-masing kisah atas
elemen-elemen naratif tertentu, bagaimana elemen-elemen narasi tersebut
saling terkait, isu-isu apa yang ditekankan dan perumpamaan-perumpamaan apa yang digunakan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat theory-led thematic analysis
. Dalam model analisis ini, kajian literatur ditargetkan untuk membuat pemetaan referensi-referensi yang relevan atau
mirip atau mendekati topik penelitian. Namun, selain itu peneliti juga secara sengaja memilih teori atau rujukan pustaka tertentu untuk dijadikan acuan
pelaksanaan penelitian pengambilan data, analisa data, dan pembahasan hasil penelitian. Theory-led thematic analysis adalah pemilahan informasi
berdasarkan tema-tema yang sudah ditetapkan sebelum pelaksanaan pengambilan data yang mengacu pada teori psikologi tertentu.
Tabel 1. Pedoman Wawancara dan Pengkodean Panduan Analisis Wawancara Aspek
Deskripsi Tujuan
Pertanyaan
Awal A
Situasi perkawinan sebelum terjadi
perselingkuhan A1
Mengetahui penyebab dari
perselingkuhan. 1.
Ceritakanlah tentang istri Anda, sebelum terjadi perselingkuhan?
A1.1 2.
Ceritakan keseharian Anda dan istri Anda sebelum terjadi
perselingkuhan? A1.2 3.
Ceritakan permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan
perkawinan Anda, sebelum