Peta Konsep dan Mind mapping Sebuah Perbandingan

D. Mind mapping sebagai Alat Evaluasi

1. Peta Konsep dan Mind mapping Sebuah Perbandingan

Kartika 1990 menyatakan pemetaan konsep adalah salah satu strategi belajar mengajar untuk membuat belajar bermakna, sedangkan peta konsep dapat dipakai sebagai salah satu indikasi taraf pemahaman siswa akan konsep-konsep yang dipelajari. Dalam aspek pemahaman konsep, hasil belajar berupa perubahan struktur kognitif pemahaman siswa. Perubahan struktur kognitif dalam pikiran siswa dapat dilihat dari proses pemetaan konsep dan peta konsep yang dihasilkannya. Pemetaan konsep merupakan salah satu srategi yang dapat memberi peluang pada siswa berperan serta secara aktif dalam proses belajar mengajar. Belajar bermakna adalah belajar yang di samping dapat mengingat dan menyatakan kembali definisi dari suatu konsep, prinsip, dan hukum IPA, juga harus dapat menempatkan pengetahuan yang baru diperoleh secara tepat dalam jaringan peta pengetahuan yang telah dimilikinya, dan mengetahui hubungannya dengan sebanyak-banyaknya pengetahuan yang telah dimilikinya. Kedalaman dan keluasan pemahaman seseorang akan suatu konsep terletak pada banyaknya hubungan dengan konsep lain. Konsep yang berdiri sendira yang tidak mempunyai kaitan dengan konsep lain, kecuali tidak fungsional dan tidak penting, juga mudah dilupakan. Pemetaan konsep merupakan salah satu cara untuk mengekternalisasikan konsep-konsep yang telah diperoleh beserta hubungannya dan peta konsep merupakan hasil eksternalisasi tersebut. Dari peta konsep dapat dilihat keutuhan unity dari bangunan pengetahuan body of knowledge yang dimiliki. Darinya juga dapat diketahui keluasan banyaknya konsep yang dapat ditangkap dari apa yang dipelajari dan kedalaman pemahaman banyaknya hubungan antara konsep-konsep yang dapat dinyatakan. Dari peta konsep dapat diketahui apakah suatu konsep dipelajari bermakna atau secara hafalan. Bila suatu konsep yang seharusnya mempunyai hubungan dengan konsep yang lain, ternyata tidak dapat diletakkan dalam peta konsep yang telah dimiliki, maka konsep tersebut dipelajari hanya secara informatif-verbalistik hafalan. Hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain dapat dideskripsikan dalam apa yang disebut peta konsep concept mapatau jaringan konsep concept network. Dalam arti luas peta konsep adalah peta jaringan, diagram yang memuat konsep-konsep dan hubungannya. Dalam arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hubungan hierarkis antara konsep yang satu dengan konsep yang lain Moreire,1987 dalam Kartika, 1990. Peta konsep dari suatu bangunan pengetahuan yang sama tidak tunggal. Bila ada dua orang yang membangun peta konsep tentang teori yang sama, kiranya tidak dapat diharapkan hasilnya adalah peta konsep yang sama. Bahkan hampir dapat dipastikan bahwa peta konsep dari kedua orang itu akan berbeda. Dapat dipastikan demikian karena kekayaan atau konsep-konsepnya mungkin berbeda; keluasan dan kedalaman akan pemahaman konsep dan hubungannya mungkin juga berbeda Kartika, 1990. Kartika 1990 mengemukakan bahwa membangun peta konsep meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1 mengidentifikasi semua konsep yang akan dipetakan; 2 mengurutkan konsep-konsep tersebut dari yang paling umum ke yang paling khusus bila peta konsep akan dibuat secara hierarkhis; 3 menetapkan hubungan yang mungkin antara konsep yang satu dengan konsep lainnya dengan membuat garis penghubung dan menuliskan hubungan tersebut pada garis penghubung tersebut. Dilihat dari tingkat kognitif, peta konsep memiliki tingkat analisis yang lebih tinggi dibandingkan dengan mind mapping. Peta konsep menggunakan kata-kata konsep, intisari dari suatu pokok bahasan yang dituangkan dalam hierarki. Menurut Munthe 2009, concept map menggambarkan satu arti hubungan di antara konsep, tingkat dan kualitas pemahaman si pembuat tentang topik. Sedangkan mind mapping meskipun hampir sama, tetapi berbeda. Mind mapping menggunakan kata-kata kunci dari suatu konsep, disusun secara linear, berkembang, sangat variatif, mind mapping menggambarkan satu asosiasi. Penelitian ini tidak menggunakan peta konsepkarena memiliki tingkat kognitif yang sangat tinggi, membutuhkan analisa dan kemampuan pemahaman tinggi akan suatu materi, penggunaan mind mapping lebih sesuai untuk tingkat kognitif siswa di lokasi penelitian.

2. Keunggulan Mind Mapping sebagai Alat Evaluasi