Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi akuntansi untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 2013/2014.

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA SANTO MIKAEL SLEMAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Lodowyk Maghu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) pada mata pelajaran akuntansi materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah kerja kelompok (Teams), permainan (Games), dan pertandingan (Tournaments). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) secara umum dapat meningkatkan: (1) minat belajar siswa terhadap materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa (rata-rata awal = 73,83, siklus I = 107,22, dan siklus II = 116,91); (2) pemahaman siswa terhadap materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa (rata-rata awal = 60,62, siklus I = 59,93, dan siklus II = 92,39).


(2)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON ACCOUNTING MATERIAL TO DEVELOP THE STUDY INTEREST

AND THE UNDERSTANDING OF CLASS XI STUDENTS IN SMA SANTO MIKAEL SLEMAN ACADEMIC YEAR 2013/2014

Lodowyk Maghu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to know the development of students’ study interest

and understanding after the application of cooperative learning model type Teams-Games-Tournaments (TGT) on accounting subject in which the material is about financial report and closing journal on the accounting cycle of service firm.

Type of this research is classroom action research. The subject of this research is class XI students of SMA Santo Mikael Sleman. The main component of cooperative learning type TGT is team-works (Teams), games (Games), and competitions (Tournaments). This classroom action research is conducted in two cycles in which each cycle consists of four phases which are planning, action, observation, and reflection. The data is collected by using observation, interview, test, questionnaire, and documentation. After that, the collected data is analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The result of this research shows that the application of cooperative learning type Teams-Games-Tournaments (TGT) generally can encourage: (1) students’ interest in study about financial report and closing journal on the accounting cycle of service firm material (first average = 72,83, Cycle I = 107, 22, and Cycle II = 116,

91); (2) students’ understanding toward financial report and closing journal on the

accounting cycle of service firm material (first average = 60,62, Cycle I = 59, 93, and Cycle II = 92,39).


(3)

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI

SMASANTO MIKAEL SLEMAN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh: Lodowyk Maghu NIM: 101334043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(4)

M襲

孫∝ 嚢 鐘 緩 雪 難奥碁皇 戴 TEttI A菫 郵黎

TA饉

墓郵要

TUK藁

塁要甕 覆奥

TttAN

AT BELAJノ

R DAN AN譴

VA X=LA導

菫 重嶋L董F駐嘔L尭遭雷日f〔≫M三蚤〔」LEL SL壷]爵義PLFf ttIIttJ夢FLJ贈駐重≧」駐諄菫童参1童霞理国難重

4

Pc■l悪菫bi豊

9ウ

γ

/

i事 選艶理越象議

S磯

蛙警.墓ヽP曇


(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan sebagai rasa syukur dan terima kasih saya kepada Tuhan Yesus Kristus Kedua kakek saya, alm. Samuel Ndara Maghu dan

Karel Daniel Alberthus.

Kedua nenek saya, alm. Paulina Ra Longngo dan Salomina Alu Kana

Kedua orang tua tercinta, Bapak Daniel Maghu dan Ibu Welhelmina Alberthus

Kakak tercinta, Paulina Maghu, S.E Adik-adik tercinta, Salomina Maghu dan Melkianus Yunes Maghu dan seluruh keluarga

tercinta

Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2010 yang selalu bersama dan membantu saya selama

menempuh kuliah

Almamater saya Universitas Sanata Dharma


(7)

v MOTTO

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7)

Lakukan yang terbaik maka Tuhan akan memberikan yang terbaik.


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA SANTO MIKAEL SLEMAN

TAHUN AJARAN 2013/2014 Lodowyk Maghu

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) pada mata pelajaran akuntansi materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman. Komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah kerja kelompok (Teams), permainan

(Games), dan pertandingan (Tournaments). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes, kuesioner, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)secara umum dapat meningkatkan: (1) minat belajar siswa terhadap materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa (rata-rata awal = 73,83, siklus I = 107,22, dan siklus II = 116,91); (2) pemahaman siswa terhadap materi laporan keuangan dan jurnal penutup pada siklus akuntansi perusahaan jasa (rata-rata awal = 60,62, siklus I = 59,93, dan siklus II = 92,39).


(11)

ix ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON ACCOUNTING MATERIAL TO DEVELOP THE STUDY INTEREST

AND THE UNDERSTANDING OF CLASS XI STUDENTS IN SMA SANTO MIKAEL SLEMAN ACADEMIC YEAR 2013/2014

Lodowyk Maghu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to know the development of students’ study interest and understanding after the application of cooperative learning model type Teams-Games-Tournaments (TGT) on accounting subject in which the material is about financial report and closing journal on the accounting cycle of service firm.

Type of this research is classroom action research. The subject of this research is class XI students of SMA Santo Mikael Sleman. The main component of cooperative learning type TGT is team-works (Teams), games (Games), and competitions (Tournaments). This classroom action research is conducted in two cycles in which each cycle consists of four phases which are planning, action, observation, and reflection. The data is collected by using observation, interview, test, questionnaire, and documentation. After that, the collected data is analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The result of this research shows that the application of cooperative learning type Teams-Games-Tournaments (TGT) generally can encourage: (1) students’ interest in study about financial report and closing journal on the accounting cycle of service firm material (first average = 72,83, Cycle I = 107, 22, and Cycle II = 116, 91); (2) students’ understanding toward financial report and closing journal on the accounting cycle of service firm material (first average = 60,62, Cycle I = 59, 93, and Cycle II = 92,39).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Akuntansi Untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 2013/2014.

Penulis juga menyadari dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Rohandi., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan., S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Ig. Bondan Suratno., S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak melungkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama penyusunan skripsi ini.

5. Dosen penguji, terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.


(13)

xi

6. Seluruh staf pengajar Proram Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. 7. Bapak Antonius Dwi Nugroho selaku guru mitra yang telah bersedia

membantu penulis melakukan penelitian bersama. Terima kasih telah memberikan banyak waktu dan membantu pelaksanaan penelitian.

8. Teman-teman keluarga besar SMA Santo Mikael Sleman, khusunya kelas XI IPS yang telah memberikan dukungan dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian.

9. Kadua orang tua tercinta, Daniel Maghu dan Welhelmina Alberthus yang tidak kenal lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan moral dan materil kepada penulis.

10. Kakak tercinta, Paulina Maghu, S.E dan kedua adik tercinta Salomina Maghu dan Melkianus Yunes Maghu yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.

11. Seluruh teman mahasiswa Prodi PE.BKK Pendidikan Akuntansi 2010 dan seluruh keluarga besar Prodi PE.BKK Pendidikan Akuntansi

12. Teman-teman seperjuangan: Gusti Ketut Sumberdane, Fergia Nambella Juliandi, Antonius Dwi Nuggroho, Arnold Dwihattomo Widyono, Duwi Patmantoro Prihono, Stefanus Purwoko, Calvin Febriarto, FX. Prasetya Kusuma Putra dan Thomas Aga Rusadi.


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penulisan Skripsi ... 4

E. Manfaat Penulisan Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6


(16)

xiv

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

C. TGT (Teams-Games-Tournament)... 19

D. Pengertian Minat Belajar ... 22

E. Pengertian Pemahaman ... 22

F. Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup ... 24

G. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

D. Kegiatan Pendahuluan Penelitian Tindalan Kelas (PTK) ... 28

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 29

F. Instrumen PTK ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

H. Pengukuran Variabel Minat Belajar dan Pemahaman Sis-wa ... 48

I. Pengujian Kuesioner ... 51

J. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 57

A. Mengenal SMA Santo Mikael Sleman ... 57

B. Sistem Pendidikan SMA Santo Mikael Sleman ... 60

C. Ketentuan Penilaian ... 66


(17)

xv

E. Ketentuan Kelulusan ... 70

F. Kurikulum SMA Santo Mikael ... 70

G. Organisasi Sekolah SMA Santo Mikael ... 70

H. Sumber Daya Manusia SMA Santo Mikael ... 74

I. Siswa SMA Santo Mikael ... 75

J. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA Santo Mi-kael Sleman ... 76

K. Proses Belajar Mengajar SMA Santo Mikael ... 79

L. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 80

M. Hubungan antara SMA Santo Mikael dengan Instansi Lain ... 81

N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Kelulusan ... 83

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Deskripsi Penelitian ... 86

B. Analisis Komparasi Minat Belajar Siswa dan Pemahaman Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipeTGT... 141

C. Pembahasan ... 146

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 149

A. Kesimpulan ... 149

B. Keterbatasan ... 150

C. Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 152


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Denah Kelas ... 30 Gambar 3.2 Denah Kelas Saat Kegiatan Games... 31 Gambar 3.3 Denah Kelas Saat Kegiatan Tournament... 32


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 16

Tabel 3.1 Evaluasi Penilaian ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar ... 49

Tabel 3.3 Skor Minat Belajar Siswa ... 49

Tabel 3.4 Penilaian Acuan Patokan tipe II ... 50

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pemahaman Siklus I ... 50

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pemahaman Siklus II ... 51

Tabel 3.7 Uji Validitas Butir Kuesioner Minat Belajar ... 52

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Butir Kuesioner Minat Belajar ... 54

Tabel 3.9 Komparasi Minat Belajar Siswa ... 55

Tabel 3.10 Komparasi Pemahaman Siswa Siklus I ... 56

Tabel 3.11 Komparasi Pemahaman Siswa Siklus II ... 56

Tabel 4.1 Nilai Afektif ... 65

Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMA Santo Mikael Sleman ... 75

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Tipe TGT... 87

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 88

Tabel 5.3 Hasil Obeservasi Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 89

Tabel 5.4 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 90


(20)

xviii

Tabel 5.5 Hasil Observasi Kondisi Kelas Sebelum Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 91

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Belajar Sebelum Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT Berdasarkan PAP Tipe II ... 92

Tabel 5.7 Nilai Ulangan pada Materi Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ... 95

Tabel 5.8 Tingkat Pemahaman Siswa pada Pre-testSiklus I ... 103

Tabel 5.9 Skor Minat Belajar Siswa pada Siklus I Berdasar PAP Tipe II ... 107

Tabel 5.10 Skor Tingkat Pemahaman Siswa pada Post-TestSiklus I .... 108

Tabel 5.11 Refleksi Siswa Pada Siklus I ... 109

Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 111

Tabel 5.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru SaatPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 111

Tabel 5.14 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 114

Tabel 5.15 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus I ... 115

Tabel 5.16 Hasil Wawancara Guru pada Siklus I ... 117

Tabel 5.17 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I ... 118


(21)

xix

Tabel 5.19 Tingkat Pemahaman Siswa pada Pre-testSiklus II ... 127

Tabel 5.20 Skor Minat Belajar Siswa pada Siklus II Berdasar PAP Tipe II ... 130

Tabel 5.21 Skor Tingkat Pemahaman Siswa pada Post-testSiklus II .... 131

Tabel 5.22 Refleksi Siswa Pada Siklus II ... 132

Tabel 5.23 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru padaPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 134

Tabel 5.24 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru SaatPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 134

Tabel 5.25 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGTSiklus II ... 136

Tabel 5.26 Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Sik-lus II ... 137

Tabel 5.27 Hasil Wawancara Guru pada Siklus II ... 138

Tabel 5.28 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II ... 139

Tabel 5.29 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II ... 140

Tabel 5.30 Komparasi Skor Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 141

Tabel 5.31 Rangkuman Tingkat Pemahaman Siswa Awal, Siklus I, dan Siklus II Penelitian Berdasar Kategori ... 142

Tabel 5.32 Komparasi Tingkat Pemahaman Siswa ... 143 Tabel 5.33 Rangkuman Tingkat Pemahaman Siswa padaSiklus I dan


(22)

xx


(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Siswa ... 156 Lampiran 2 Lembar Observasi Guru ... 157 Lampiran 3 Lembar Observasi Kelas ... 160 Lampiran 4a Kuesioner Minat Belajar Siswa Sebelum ... 161 Lampiran 4b Kuesioner Minat Belajar Siswa Setelah ... 163 Lampiran 5a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 166 Lampiran 5b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 176 Lampiran 6a Handout Siklus I ... 186 Lampiran 6b Handout Siklus II ... 190 Lampiran 7a Soal dan Jawaban TeamsSiklus I ... 193 Lampiran 7b Soal dan Jawaban TeamsSiklus II ... 197 Lampiran 8a Soal dan Jawaban GamesSiklus I ... 199 Lampiran 8b Soal dan Jawaban GamesSiklus II ... 202 Lampiran 9a Soal dan Jawaban TournamentSiklus I... 206 Lampiran 9b Soal dan Jawaban TournamentSiklus II ... 216 Lampiran 10a Soal dan Jawaban Pre-testSiklus I ... 223 Lampiran 10b Soal dan Jawaban Pre-testSiklus II ... 226 Lampiran 10c Soal dan Jawaban Post-testSiklus I ... 229 Lampiran 10d Soal dan Jawaban Post-testSiklus II ... 233 Lampiran 11 Refleksi Siswa ... 236 Lampiran 12 Refleksi Guru ... 237 Lampiran 13 Panduan Wawancara Siswa ... 238


(24)

xxii

Lampiran 14 Panduan Wawancara Guru ... 239 Lampiran 15 Tabel r ... 240 Lampiran 16 Uji Validitas Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 241 Lampiran 17 Uji Reliabilitas Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 253 Lampiran 18 Obervasi Guru Pra Penelitian ... 254 Lampiran 19 Observasi Siswa Pra Penelitian ... 256 Lampiran 20 Observasi Kelas Pra Penelitian ... 257 Lampiran 21 Skor Kuesioner Minat Belajar Siswa Pra Penelitian ... 258 Lampiran 22 Papan Make A MatchSiklus I ... 259 Lampiran 23 Lembar Skor Siklus I ... 261 Lampiran 24 Nilai Pre-testSiklus I ... 263 Lampiran 25 Hasil Kerja TeamsSiklus I ... 264 Lampiran 26 Prosedur dan Aturan GamesSiklus I ... 276 Lampiran 27 Hasil Kerja dan Skor GamesSiklus I ... 278 Lampiran 28 Prosedur dan Aturan TournamentSiklus I ... 296 Lampiran 29 Skor TournamentSiklus I ... 298 Lampiran 30 Skor Total Siklus I ... 303 Lampiran 31 Skor Minat Belajar Siswa Siklus I ... 304 Lampiran 32 Nilai Post-testSiklus I ... 305 Lampiran 33 Refleksi Siswa Siklus I ... 306 Lampiran 34 Refleksi Guru Siklus I ... 311 Lampiran 35 Observasi Guru Siklus I ... 312 Lampiran 36 Observasi Siswa Siklus I ... 314


(25)

xxiii

Lampiran 37 Papan Make A MatchSiklus II ... 315 Lampiran 38 Nama dan Anggota Kelompok ... 316 Lampiran 39 Lembar Skor Siklus II ... 317 Lampiran 40 Nilai Pre-testSiklus II ... 319 Lampiran 41 Hasil Pengerjaan Teams Siklus II ... 320 Lampiran 42 Prosedur dan Aturan GamesSiklus II ... 325 Lampiran 43 Hasil Pengerjaan dan Skor GamesSiklus II ... 327 Lampiran 44 Skor TournamentSiklus II ... 339 Lampiran 45 Skor Total Siklus II ... 344 Lampiran 46 Skor Minat Belajar Siswa Siklus II ... 345 Lampiran 47 Nilai Post-testSiklus II ... 346 Lampiran 48 Refleksi Siswa Siklus II ... 347 Lampiran 49 Refleksi Guru Siklus II ... 352 Lampiran 50 Observasi Guru Siklus II ... 353 Lampiran 51 Observasi Siswa Siklus II ... 355 Lampiran 52 Nilai Ujian Pra Penelitian ... 356 Lampiran 53a Tugas Fasilitator Siklus I ... 357 Lampiran 53b Tugas Fasilitator Siklus II ... 359 Lampiran 54 Surat Ijin Penelitian ... 361 Lampiran 55 Surat Tugas Guru Mitra ... 362


(26)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar di sekolah dituntut mampu berperan aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, banyak guru belum menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat sebagai pendukung tercapainya proses pembelajaran yang baik. Dampaknya siswa yang diajarkan tidak mudah memahami materi pelajaran. Cara-cara tersebut juga menyebabkan siswa kurang berminat dalam proses pembelajaran.

Dari pengalaman peneliti, pembelajaran akuntansi yang ada disekolah saat ini masih kurang tepat yaitu dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung monoton, sehingga pemahaman yang dimiliki siswa terhadap suatu materi masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan juga hal tersebut membuktikan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.Masalah ini terjadi pada kelas XI IPS di SMA Santo Mikael Sleman, berdasarkan hasil kuesioner, minat belajar para siswa berada pada kategori minat belajar yang sangat rendah (rata-rata=73,83) dan berdasarkan hasil tes terakhir yang dilakukan oleh guru, pemahaman siswa berada pada kategori cukup paham (rata-rata=61,65), hal tersebut jelas tidaklah baik karena melihat Indonesia sebagai


(27)

salah satu negara yang besar sehingga daripadanya hal tersebut harus cepat diperbaiki karena kalau tidak diperhatikan maka Indonesia akan dipenuhi oleh orang-orang yang tidak memiliki keterampilan dan kamampuan yang dapat membantu perkembangan yang seterusnya Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara lain, mengingat perekonomian suatu negara merupakan salah satu bidang yang menunjukkan keadaan suatu negara di mata dunia.

Pembelajaran yang menarik dan menumbuhkanminat belajar bagi siswa dapat dilakukan dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Dalam materi akuntansi model pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran kooperatif tipe

Teams-Games-Tournament (TGT) sehingga siswa menjadi berminat dalam proses pembelajaran, pembelajaran menjadi menarik dan cenderung tidak membosankan. TGTmerupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang berbeda. Didalam model pembelajaran TGT, siswa diharapkan dapat aktif bekerjasama dalam kelompok dalam proses pembelajaran dimana adanya kegiatan diskusi kelompok, permainan, dan kompetisi antar kelompok, sehingga siswa akan berminat dan mendatangkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang dipelajari.

Model pembelajaran kooperatif tersebut di atas tepat dalam meningkatkan pemahaman pada materi akuntansi, karena dalam proses pembelajarannya menarik dan menyenangkan. Pada umumnya pembelajaran yang terjadi dalam sekolah-sekolah saat ini cenderung monoton, dimana guru hanya ceramah dalam


(28)

proses pembelajarannya. Dalam hal ini yang berperan aktif adalah guru, sedangkan siswanya hanya pasif dengan memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga siswa menjadi malas karena tidak adanya kegiatanyang menyenangkan, bosan, mengantuk dan tidak fokus dalam proses pembelajaran. Akibatnya, siswa tidak paham terhadap materi yang dijelaskan. Idealnya adalah kegiatan belajar mengajar dalam suatu kelas harus ditopang oleh beberapa faktor, contohnya saja siswa harus selalu memperhatikan ketika guru menjelaskan, pembelajaran harus menyenangkan tetapi juga harus serius dimana guru harus mengusahakan agar siswa berfokus untuk mengerti apa yang dijelaskan oleh guru di depan kelas. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,diharapakan para siswa akan berminat dalam proses pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok, permainan, dan kompetisi dengan kelompok lain, sehingga melalui cara ini akan memudahkan siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi akuntansi.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas,penulis ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFPADA MATERI AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA

KELAS XI SMA SANTO MIKAEL SLEMAN TAHUN AJARAN


(29)

B. Batasan Masalah

Dalam skripsi ini akan dipaparkan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT(Teams-Games-Tournament). Rancangan penerapan model pembelajaran tersebut ditujukan untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa SMA di dalam proses pembelajaran pada materi akuntansi tentang laporan keuangan dan jurnal penutup.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah: Apakah ada peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa kelas XI SMA dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Games-Tournament)?

D. Tujuan Penulisan Skripsi

Tujuan dari penelitianini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi akuntansi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Games-Tournament) pada siswa kelasXI SMA.


(30)

E. Manfaat Penulisan Skripsi 1. Bagi siswa

Diharapkan siswadapat berminat dan paham dalam belajar tentang materi akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Games-Tournament).

2. Bagi guru

Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT(Teams-Games-Tournament) untuk meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan dari hasil penulisan skripsi ini akan memberikan tambahan referensi bagi universitas sebagai acuan dalam penulisan skripsi bagi mahasiswa yang bermaksud melakukan pengembangan pembelajaran di kelas.

4. Bagi sekolah

Diharapkan dari penulisan ini dapat memberikan acuan bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams-Game-Tournament)

karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat bagus dan dapat diterapkan untuk materi yang lain maupun mata pelajaran yang lain. Sehingga proses pembelajaran dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah.


(31)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama, 2010:7). Menurut David Hopkins (Kunandar,2008:46), PTK adalah suatu bentuk kegiatan yang bersifat refleksi diri yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Sedangkan menurut Dave Ebbut (Arifin, 2011:97), PTK adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu tindakan kooperatif antara peneliti dengan guru untuk


(32)

mewujudkan suatu pembelajaran yang inovatif agar siswa dapat memahami pelajaran yang diajarkan.

2. Karakteristik PTK

Menurut Rochman Natawidjaya (Mulyasa, 2009:14), karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Merupakan prosedur penelitian ditempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan;

b. Ditetapkan secara konstektual, artinya variabel-variabel atau faktor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian;

c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di kelas; d. Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan);

e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti;

f. Menyerupai “penelitian eksperimental”, namun tidak secara ketat memperdulikan pengendalian variabel; dan

g. Bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus.

3. Prinsip PTK

Selain memiliki keunggulan,PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru disekolah. Prinsip tersebut di antaranya (Kusumah &Dwitagama, 2010:17):


(33)

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran;

c. Metodologi yang digunakan harus cukup realibel sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup menyakinkan;

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya; e. Guru harus berkomitmen terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan

tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi; f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam

perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen);

4. Tujuan PTK

Secara umum menurut Rochman Natawidjaya (Suwandi, 2010:15), tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi pengajaran;

b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif;


(34)

c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut;

d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada umumnya;

e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara praktisi (guru) dengan para peneliti akademik; dan

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

5. Kelebihan dan Kekurangan PTK a. Kelebihan PTK

1) Manfaatnya dapat dirasakan secara langsung;

2) Mandiri atau perseorangan, bila menggunakan orang lain maka peneliti hanya berperan sebagai fasilitator;

3) Angka kredit yang lumayan tinggi;

4) Biaya yang dikeluarkan tidak banyak karena dapat disesuaikan dengan kemampuan peneliti;

5) Waktu yang fleksibel, artinya dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan proses belajar-mengajar.http://id.shvoong.com


(35)

b. Kekurangan PTK

1) PTK harus ditulis dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca yang tepat;

2) Membutuhkan referensi yang banyak;

3) Guru harus peka terhadap keadaan kelas. Bila tidak, maka penilaian akan cenderung tidak objektif.http://id.shvoong.com

6. Jenis-jenis PTK

Jenis penelitian tindakan kelas ada empat, sebagai berikut.http://id.shvoong.com

a. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik

Penelitian tindakan kelas diagnostik adalah penelitianyang dirancang dengan menuntun penelitian ke arah suatu tindakan.Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapatdalam latar belakang penelitian, sebagai contohnya ialah apabila penelitiberupaya menangani perselisihan, perkelahian, konflik yang dilakukanantarsiswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas, dengan caramendiagnosis situasi yang melatarbelakangi situasi tersebut.

b. Penelitian Tindakan Kelas Partisipan

Suatu penelitian dikatakan sebagai partisipan apabila peneliti terlibat langsung di dalam penelitian sejak awal hingga akhir penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian, peneliti senantiasa terlibat. Selanjutnyapeneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan data, kemudian menganalisis data serta berakhir dengan


(36)

melaporkan hasil penelitiannya. Penelitian tindakan kelas partisipan dapat juga dilakukan di sekolah seperti secara langsung dan terus-menerus sejak awal penelitian hingga berakhirnya penelitian.

c. Penelitian Tindakan Kelas Empiris

Maksud dari penelitian tindakan kelas empiris adalah apabila peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Padaprinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpangan catatandan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari.

d. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental

Dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas eksperimental adalah apabila penelitian tindakan kelas diselenggarakan denganberupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif danefisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitannya dengankegiatan belajar mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategiatau teknik yang terapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan penelitidapat menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.http://id.shvoong.com


(37)

B. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian pembelajaran kooperatif

Roger, dkk. (Huda,2012:29) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Parker (Huda,2012:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Sementara itu, Davidson (Huda,2012:29) mendefinisikan pembelajaran kooperatif secara terminologis dan perbedaannya dengan pembelajaran kolaboratif. Menurutnya, pembelajaran kooperatif merupakan suatu konsep yang sebenarnya sudah ada sejak dulu dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran kelompok yang anggotanya dibentuk secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, tingkat prestasi, dan suku yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran kooperatif lebih menekankan kerja sama di antara siswa untuk dapat memecahkan suatu permasalahan yang diberikan


(38)

oleh guru. Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkembang dalam kelompok dan saling melengkapi antaranggota kelompok.

2. Tujuan pembelajaran kooperatif

Johnson & Johnson (Trianto,2009:57) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.

Zamroni (Trianto,2009:57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan pembelajaran kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat. Dari beberapa tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif yaitu menentukan strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

3. Prinsip utama pembelajaran kooperatif


(39)

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

b. Tanggungjawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggungjawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

4. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif (Lie, 2004:15) adalah: a. Saling ketergantungan positif

Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui:

1) Saling ketergantungan mencapai tujuan; 2) Saling ketergantungan menyelesaikan tugas; 3) Saling ketergantungan bahan atau sumber; 4) Saling ketergantungan peran;


(40)

5) Saling ketergantungan hadiah. b. Interaksi tatap muka

Dalam hal ini siswa akan saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Interaksi ini sangatlah penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya yang juga mencerminkan konsep pengajaran teman sebaya.

c. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Setelah itu guru akan memberikan kepada kelompok siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu setiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

d. Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi

Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi (interpersonalrelationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja


(41)

diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru dan juga dari sesama siswa.

5. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif (Trianto,2009:211). Berikut enam tahapan pembelajaran kooperatif:

Tabel 2.1

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telahdipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

6. Kelebihan-kelemahan pembelajaran kooperatif

a. Kelebihan penggunaaan pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2010:43) adalah:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial;

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan;


(42)

3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial;

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen;

5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois;

6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa; 7) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan; 8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia;

9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif;

10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik;

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

b. Kelemahan penggunaaan pembelajaran kooperatif (Sanjaya, 2006:248) adalah:

1) Untuk memahami dan mengerti filosofis Sistem Pembelajaran Kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan merasa terhambat oleh siswa


(43)

yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok; 2) Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.

Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa;

3) Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa;

4) Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini;

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untukmencapai keduanya, hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.


(44)

C. TGT(Teams-Games-Tournament) 1. Pengertian TGT

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (Trianto,2009:83). Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor mereka.

TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD,SMP) hingga perguruan tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar. Meski demikian, TGT juga dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang bersifat terbuka, misalnyaesai atau kinerja.

2. Langkah-langkah pembelajaran TGT

Karakteristik model pembelajaran TGTadalah sebagai berikut: a. Penyajian materi

Dalam TGT, guru mula-mula menyajikan materi. Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka menentukan skor kelompok.


(45)

b. Teams

Teamsdalam TGTterdiri dari 4-6 siswa dengan prestasi akademik, jenis kelamin, ras dan etnis yang bervariasi. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok bertemu untuk lebih mendalami apa yang telah disampaikan oleh guru.

c. Games

Gamesdisusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi yang baru saja mereka pelajari.

d. Tournament

Tournament merupakan struktur game yang dimainkan. Pada tahap ini para siswa bersaing untuk mencari skor tertinggi mewakili kelompoknya masing-masing.

e. Penghargaan kelompok

Tim dimungkinkan untuk mendapat penghargaan atas usaha mereka apabila skor mereka melebihi kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. 3. Keunggulan dan kekurangan TGT

Sebagai sebuah model pembelajaran pembelajaran,TGT memiliki keunggulan tetapi juga TGT memiliki beberapa kekurangan, berikut dipaparkan keunggulan dan kekurangan dari model pembelajaran TGT.

a. Keunggulan TGT

1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas; 2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu;


(46)

3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam; 4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa; 5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain; 6) Motivasi belajar lebih tinggi;

7) Hasil belajar lebih baik;

8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. b. Kekurangan TGT

1) Bagi guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

2) Bagi siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.http://mahmuddin.wordpress.com


(47)

D. Pengertian Minat Belajar

Slameto (1990: 57) menerangkan minat adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu”. Slameto (1990: 57). Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard. Hilgard menyatakan “Interst is persisting tendency topay attention to end enjoy some activity and content, yang memiliki arti, minat adalah kecenderungan yang gigih untuk memperhatikan, mengakhiri, dan menikmati beberapa inti kegiatan tersebut.

Sardiman A. M. (1988: 76) berpendapat bahwa minat adalah sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku guna memperoleh ilmu pengetahuan.http://pinterdw.blogspot.com

E. Pengertian Pemahaman

Pemahaman dalam bahasa Inggris yaitu understanding yang berarti proses psikologis yang berkaitan dengan suatu objek abstrak atau fisik seperti orang, situasi atau pesan dimana orang dapat berpikir tentang hal ini dan menggunakan


(48)

konsep-konsep untuk mengerti dan memahami suatu objek abstrak atau fisik tersebut. http://en.Wikipedia.org//Understanding

Menurut Gleitmen dan Reber, pemahaman siswa dapat diamati melalui proses belajar mengajar di kelas. Selama proses belajar, guru dapat menilai secara langsung pemahaman siswanya melalui berbagai teknik, misalnya saja dengan menggunakan pertanyaan. http://repository.upi.edu

Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan menjadi benar. Seseorang dikatakan paham terhadap suatu hal atau permasalahan, apabila orang tersebut mengerti arti benar dan secara langsung mampu menjelaskannya.

Menurut Arifin (1995) pemahaman adalah suatu kemampuan yang dimiliki siswa untuk mengubah, mengadakan interpretasi dan membuat ekstrapolasi.http://repository.upi.edu

Pemahaman menurut Sadiman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan tentang pengetahuan yang pernah diterimanya dengan caranya sendiri. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa


(49)

ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta–fakta atau konsep. http://www.masbied.com

F. Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup 1. Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan neraca, catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Laporan keuangan disusun mulai dari laporan laba-rugi, perubahan modal dan neraca. Laporan laba-rugi adalah laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu. Pendapatan merupakan unsur penambah modal sedangkan biaya adalah unsur pengurangan terhadap modal. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari suatu laporan laba rugi adalah keuntungan bersih atau kerugian.

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menyajikan perubahan modal setelah digunakan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan selama


(50)

satu periode akuntansi. Unsur-unsur yang digunakan dalam penyajian laporan perubahan modal antara lain akun modal, akun prive dan laba atau rugi.

Laporan yang terakhir adalah laporan neraca, dimana neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu. Laporan ini terdiri dari harta, utang dan modal yang tersaji dalam bentuk persamaan akuntansi. Laporan neraca terdapat dua bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk stafel. 2. Jurnal penutup

Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menghilangkan saldo akun sementara. Akun pendapatan dan biaya merupakan akun sementara. Oleh karena itu, nilai kedua akun tersebut harus dijadikan nol pada akhir periode akuntansi. Pengambilan prive juga merupakan akun sementara yang harus ditutup pada akhir periode akuntansi. Berikut cara penutupan akun-akun tersebut.

a. Menutup seluruh akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi

Saldo normal akunpendapatan berada di sebelah kredit. Oleh karena itu, harus ditutup dengan mendebit akun pendapatan tersebut.

b. Menutup seluruh akun biaya ke ikhtisar laba-rugi

Perkiraan biaya ditutup dengan cara mengkredit jumlah biaya yang ada dalam laporan laba-rugi karena saldo normal akun biaya ada di sebelah debit.

c. Menutup akun ikhtisar laba-rugi ke akun modal

Jumlah ikhtisar laba-rugi yang dibuat jurnal penutupnya, yaitu selisih antara jurnal penutup untuk pendapatan dan jurnal penutup untuk biaya.


(51)

d. Menutup akun prive ke akun modal

Pengambilan prive bersaldo normal di sebelah debit sehingga untuk menutupnya harus dipindah ke sebelah kredit dan modal sebelah debit.

G. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa tanpa membedakan latar belakang para siswa, melibatkan peran siswa dalam setiap kegiatannya dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84). Dalam pembelajaran kooperatiftipe TGT terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa penyampaian materi kepada siswa; (2) kegiatan dalam kelompok untuk mendalami materi; (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan; (4) tournament yang bertujuan menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan prestasi. Dari kelima tahap tersebut sangat terlihat bahwa siswa selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan yang ada, sehingga para siswa tidak sibuk dengan kegiatan sendiri melainkan sibuk untuk mengikuti proses pembelajaran dan tidak hanya itu saja, bagi yang berprestasi akan memperoleh apresiasi, hal ini akan menambah semangat siswa karena para siswa merasa diperhatikan.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memungkinkan pembelajaran menjadi menarik dan lebih menyenangkan, serta mampumengembangkan kemampuan siswa secara optimal, sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi akuntansi.


(52)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). MenurutSusilo (2007:17), pengertian PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA Santo Mikael Sleman. 2. Waktu penelitian

Penelitian ini diadakan pada bulan April-Meitahun 2014.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman. 2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TGTdalam meningkatkan minat belajardan pemahaman siswa kelas XI SMA Santo Mikael Sleman.


(53)

D. Kegiatan Pendahuluan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Observasi siswa

Sebelum melaksanakan kegiatan PTK, terlebih dahulu peneliti harus melakukan observasi terhadap siswa. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung untuk melihat kegiatan siswa. Saat melakukan observasi, peneliti melihat jumlah siswa dan tingkat prestasi siswa di kelas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat daftar presensi siswa di kelas dan daftar tingkat prestasi siswa yang dimiliki oleh guru.Dariobservasi tersebut dijadikan sebagai dasar pembagian kelompok pada pelaksanaan kegiatan PTK. Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan cara melihat langsung kegiatan pembelajaran di sekolah. Lembar observasi siswa dapat dilihat pada lampiran 1, halaman 156.

2. Observasi guru

Dalam pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan cara meninjau langsung proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah. Yang harus dilakukan oleh peneliti pada saat observasi yaitu melihat bagaimana metode yang dilakukan oleh guru dalam penyampaian materi terhadap siswa, semangat guru dalam menyampaikan materi, komunikasi antara guru dengan para siswa dan lain sebagainya. Lembar observasi guru dapat dilihat pada lapiran 2, halaman 157.

3. Observasi kondisi kelas

Dalam observasi ini dilakukan dengan cara melihat secara langsung keadaan kelas. Observasiini dilakukan untuk melihat tata letak didalam kelas,


(54)

fasilitas-fasilitas, serta bagaimana manajemen kelas tersebut. Tujuan dilakukannya kegiatan tersebut yaitu menyesuaikan perencanaan terhadap situasi media yang tersedia di kelas. Lembar observasi kelas dapat dilihat pada lampiran 3, halaman 160.

4. Observasi Minat Belajar Siswa

Observasi minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa di dalam kelas maupun di luar kelas, interaksi siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dikatakan dapat berinteraksi dengan baik jika siswa mau bekerjasama dalam mengerjakan tugas dan mau saling mambantu dalam memahami materi. Siswa tidak mengerjakan tugas secara individual dan tidak berkeberatan untuk mambantu teman yang kesulitan. Kuesioner minat belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 4, halaman 161.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Siklus I

a. Perencanaan PTK

1) Pembagian kelompok belajar

Sebelum dilakukan penelitian, maka siswa dalam kelas dibagimenjadi enam kelompok dengan masing-masing anggota kelompok beranggotakan lima orang dan pembagian masing-masing kelompok berdasarkan tingkat prestasi belajar siswa secara heterogen.Selain itu peneliti dan guru mitra mempersiapkan


(55)

rancangan tempat duduk siswa didalam kelompok. Rancangan ini berguna agar diskusi berjalan secara kondusif dan lancar. Berikut ini rancangan tempat duduk siswa didalam kelompok:

Gambar 3.1 Denah Kelas

Papantulis Meja


(56)

Gambar 3.2

Denah Kelas Saat Kegiatan Games

= PapanMake A Match

= Tempat mengambil jawaban dan soal Make A Match

Meja

Kelompok Merah

Kelompok Kuning

Kelompok Biru Kelompok

Hijau

Meja

Kelompok Ungu

Kelompok Putih


(57)

Gambar 3.3

Denah Kelas Saat Kegiatan Tournament

Keterangan :

= Meja tournament(dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan siswa)

= Siswa (dikelompokan berdasar penilaian dalam games)

= Viewer untuk menampilkan soal tournament

2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran

a) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disediakan untuk setiap pertemuan yang kemudianakan digunakan oleh guru mitra untuk menjelaskan dan mengulasmateri. RPP dapat dilihat pada lampiran 5, halaman 166.

Viewer

Meja 1

Meja 2

Meja 3

Meja 1,2,3,4 & 5

Viewer

Meja 4 Meja 5


(58)

b) Handout

Handout digunakan siswa untuk berdiskusi mengenai materi yang diberikan, sehingga siswa mudah untuk mempelajarinya.Handout dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 186.

c) Soal dan jawabanteams

Soal ini diberikan kepada kelompok agar para siswa dapat saling kerjasama dan saling membantu bila menemukan kesulitan dalam mengerjakan. Soal dan jawabanteams dapat dilihat padalampiran 7, halaman 193.

d) Soal dan jawaban games

Soal games digunakan untuk memberikan pengujian mengenai materi, namun dikemas dalam sebuah permainan bernama make a match,sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan bagi para siswa. Soal dan jawabangames dapat dilihat pada lampiran 8, halaman 199.

e) Soal dan jawabantournament

Soal tournament digunakan untuk memberikan pengujian terhadap siswa melalui kompetisi siswa dengan siswa yang laindari kelompok lainnya yang memiliki kemampuan sama berdasarkan hasil dari kegiatan games. Soal dan jawabantournamentdapat dilihat pada lampiran 9, halaman 206.


(59)

f) Soal dan jawabanPre-testdan Post-test

Soal ini digunakanuntuk menguji siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatof tipe TGT. Selanjutnya guru melihat keberhasilan metode yang diterapkan dengan cara membandingkan KKM denganhasilnya. Soal dan jawaban pre-testdan post-testdapat dilihat pada lampiran 10, halaman 223. 3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa:

a) Lembar observasi guru

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung.

b) Lembar observasi siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

c) Lembar observasi kelas

Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data kondisi fisik kelas yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas berlangsung.


(60)

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan model TGT dan setelah melaksanakan pembelajaran dengan model TGT.

e) Refleksisiswa

Instrumen ini untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang baru saja berlangsung. Refleksi juga berguna sebagai bahan evaluasi di dalam proses pembelajaran. Lembar rekleksi siswa dapat dilihat padalampiran 11, halaman 236.

f) Refleksiguru

Instrumen ini berisi tanggapan guru terhadap proses pembelajaran yang baru saja berlangsung. Hal ini sangat penting karena guru lebih mengetahui keadaan atau karakteristik para siswa seperti apa sehingga sangat membantu dalam proses evaluasi. Lembar refleksi guru dapat dilihat padalampiran 12, halaman 237.

g) Panduan wawancara siswa

Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mewawancarai siswa setelah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Panduan wawancara siswa dapat dilihat pada lampiran 13, halaman 238.


(61)

Panduan ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mewawancarai guru setelah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Panduan wawancara guru dapat dilihat pada lampiran 14, halaman 238.

i) Tugas fasilitator

Tugas fasilitator ini berisi tugas dari setiap fasilitator untuk setiap kegiatan yang sedang berlangsung, mulai dari membagikan soal pre-test, mengumpulkan jawaban pre-test

sampai selesainya kegiatan. Tugas fasilitator dapat dilihat pada lampiran 53, halaman 357.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)

a) Guru membuka dan mengecek kesiapan siswa b) Guru melakukan apersepsi materi yang lalu

c) Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai

d) Kegiatan pre-test

2) Kegiatan inti (70 menit)

a) Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok yang ditentukan dalam observasi sebelumnya.

b) Guru menjelaskan materi dan memberikan informasi bahwa mereka akan diskusi dalam kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya.


(62)

c) Kegiatan didalam Teams

(1) Sebelum memulai diskusi, guru menyampaikan peraturan-peraturan yang harus disepakati seluruh kelompok dan memberi penjelasan mengenai materi yang menjadi bahan diskusi kelompok.

(2) Setelah siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya, selanjutnya guru membagikan soal yang harus didiskusikan dalam kelompok. Diharapkan semua anggota berperan aktif dalam proses diskusi kelompok .

(3) Siswa dipersilahkan untuk berdiskusi didalam kelompoknya. Selama kelompok bekerja, guru melakukan pengamatan terhadap proses diskusi, memberikan pendampingan dan memberikan bantuan jika siswa mengalami kesulitan. Fungsi dari diskusi kelompok adalah untuk memberi pemahaman yang merata pada setiap anggota kelompok. Pemahaman yang merata antaranggota kelompok akan memudahkan siswa dalam melakukan kegiatangames dan tournamentnanti.

d) Pelaksanaan Games

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi dan belajar bersama kelompok.


(63)

Dimana permainan ini berisi tentang materi yang baru saja mereka pelajari. Pada tahap ini guru menggunakan teknik permainan yang bernama ”Make A Match”, dimana siswa dalam satu kelompok diminta untuk menjodohkan beberapa pertanyaan dengan jawaban yang telah dibuat oleh guru dalam waktu yang telah ditentukan.Selamaberlangsungnya kegiatannya ini, para siswa akan diberi skor dan skor inilah yang nantinya akan dipakai guru untuk memilih siswa yang akan mewakili kelompok dalam babak tournament. Sebelum memulai permainan, guru menjelaskan prosedur dan aturan kegiatan

games.

e) Pelaksanaan Tournament

Tournamentdilakukan setelah guru melakukan presentasi kelas, kelompok sudah mengerjakan lembar kerja, dan games. Untuk langkah selanjutnya guru menjelaskan bahwa siswa akan mewakili kelompoknya untuk bersaing dengan anggota dari kelompok lain dalam kegiatan tournament dengan jenis cerdas cermat, dan guru membacakan aturan main.

Tournament pertama, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja tournament yang disediakan, penentuan meja

tournament dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan guru kelas dan hasil kegiatan games yang baru saja dilakukan. f) Penghargaan prestasi kelompok


(64)

Guru mengumumkan peringkat tim. Kelompok yang mendapat skor paling tinggi akan diberi penghargaan sebagai kelompok berprestasi dari hasil yang diperoleh. Penghargaan bisa di lakukan dengan pemberian tepuk tangan atau hadiah.

3) Kegiatan penutup (10 menit) a) Evaluasi;

b) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan dan apa yang dapat diperoleh dalam proses pembelajaran;

c) Refleksi;

d) Guru memberikan pengantar materi untuk pertemuan selanjutnya.

c. Observasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1) Observasi guru

Observasi terhadap guru dilakukan pada saat proses berlangsungnya pembelajaran TGT. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan juga dibantu dengan

video recorder,hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

2) Observasi siswa

Observasi terhadap siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran


(65)

menggunakan lembar observasi dan juga dibantu dengan video recorder, hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran TGT. Untuk menilai keberhasilan adanya pemahaman belajar siswa dilakukan dengan membandingkan indikator target keberhasilan dengan indikator yang terjadi saat proses.

3) Observasi kelas

Observasi kelas dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kelas dimana pengamatan dilakukan terhadap kondisi kelas selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk melihat bagaimana suasana pembelajaran dilakukan, ketertiban siswa, keterlibatan siswa dalam diskusi, kondusif atau tidaknya proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan juga akan dibantu dengan video recorderuntuk mempermudah peneliti dalam mengolah data.

d. Evaluasi & Refleksi 1) Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi tindakan ini meneliti keberhasilan pencapaian tujuan dari metode pembelajaran dengan cara membandingkan antara KKM dan evaluasi. Tabel yang digunakan dalam pengevaluasian adalah sebagai berikut:


(66)

Tabel 3.1 Evaluasi Penilaian

Tabel tersebut digunakan untuk melihat seberapa besar peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkan metode TGT. Cara mencari peningkatan pemahaman dipakai rumus sebagai berikut :

2) Refleksi

Refleksi ditujukan untuk siswa dan guru, refleksi ini dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan dan juga untuk menganalisis keberhasilan selama pembelajaran yang dilangsungkan. Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran akan diperbaiki pada saat kegiatan siklus kedua. Refleksi juga dilakukan untuk

No. Nama Siswa

Pre-test Post-test Selisih KKM Peningkatan Pemahaman

(%) Urut Induk

1. 2. 3. 4. 5. Dst

Selisih Nilaipre-test

x 100% Peningkatan pemahaman =


(67)

mengetahui apakah indikator keberhasilan yang direncanakan telah tercapai. Pada intinya, refleksi dilakukan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah dilalui. Jikaterdapat kekurangan maka peneliti berusaha memperbaiki kekurangan tersebut dan jika telah mencapai keberhasilan maka penelitian dapat dikatakan telah mencapai target yang diinginkan.

2. Siklus II

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan dalam siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

F. Instrumen PTK

Instrumen yang dipakai dalam penelitian sebagai berikut: 1. Instrumen pra penelitian

a. Observasi terhadap guru

Pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan dengan cara meninjau secara langsung kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah. Pada saat melakukan observasi, tindakan yang dilakukan oleh peneliti antara lain melihat cara guru menyampaikan materi pada siswa. Misalnya: pada saat awal kegiatan pembelajaran, guru memberikan salam pembuka atau tidak, guru melakukan presensi terhadap siswa atau tidak dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti melihat metode yang dipakai guru pada saat melakukan pembelajaran di sekolah.


(68)

b. Observasi terhadap siswa

Sebelum melaksanakan kegiatan PTK terlebih dahulu peneliti melakukan observasi terhadap siswa. Cakupan dari observasi ini melihat kegiatan siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Ketika melakukan observasi terlebih dahulu peneliti melihat jumlah dan tingkat prestasi siswa di kelas. Hal tersebut dilakukan dengan cara melihat daftar hadir dan penilaian yang dimiliki guru. Observasi terhadap jumlah siswa dan tingkat prestasi siswa dilakukan sebagai dasar pembagian kelompok pada pelaksanaan kegiatan PTK yang akan dilakukan. Pengamatan dilakukan pada saat sebelum dilakukan medel pembelajaran kooperatif tipe TGT,

saat dilakukannya pembelajaran, dan sesudah dilakukan pembelajaran. Perubahan tingkah laku siswa juga diamati saat sebelum pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, dan setelah pembelajaran selesai. Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan cara melihat langsung kegiatan pembelajaran di sekolah.

c. Observasi terhadap kondisi kelas

Pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan dengan cara meninjau keadaan kelas secara langsung. Observasi ini antara lain melihat kelengkapan perangkat, tata letak, lingkungan fisik, serta bagaimana manajemen kelas tersebut. Tujuan dilakukannya kegiatan tersebut yaitu menyesuaikan perencanaan terhadap situasi media yang tersedia di kelas.


(69)

d. Observasi terhadap minat belajar siswa

Observasi minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa di dalam kelas maupun di luar kelas, interaksi siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dikatakan dapat berinteraksi dengan baik jika siswa mau bekerja sama dalam mengerjakan tugas dan mau saling mambantu dalam memahami materi. Siswa tidak mengerjakan tugas secara individual dan tidak berkeberatan untuk mambantu teman yang kesulitan.

2. Pelaksanaan tindakan a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan penelitian meliputi kegiatan perencanaan untuk PTK dan kegiatan perencanaan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pada perencanaan pembelajaran di kelas, peneliti dibantu guru menyiapkan berbagai perangkat pembelajaran di kelas yang terangkum dalam sebuah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain RPP, peneliti juga menyiapkan berbagai media, materi ajar, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, perencanaan pelaksanaan pembelajaran hampir sama dengan seorang guru dalam mempersiapkan pembelajaran di kelas.


(70)

Kegiatan ini merupakan penerapan dari berbagai perencanaan yang direncanakan sebelumnya. Tindakan merupakan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan guru adalah mengajarkan materi yang telah dipersiapkan, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang tingkat pemahaman belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi yang masing-masing akan diukur dari hasil belajar siswa dan kuesioner. Setelah itu guru dibantu oleh fasilitator membagikan soal evaluasi yang digunakan untuk menilai pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan peneliti dibantu oleh orang yang ditunjuk peneliti untuk membantu kegiatan observasi. Pada kegiatan pengamatan, yang perlu diamati adalah tindakan guru di kelas saat melakukan pembelajaran, tindakan siswa saat pembelajaran, kondisi fisik kelas, dan penyajian materi pembelajaran.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi meliputi evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai keberhasilan dan kekurangan dari metode yang telah diterapkan sebelumnya. Jika masih banyak kekurangan, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pada siklus


(71)

tahap kedua dan jika telah mencapai keberhasilan maka penelitian dapat dikatakan telah mencapai target.

3. Pemahaman siswa

Pemahaman siswa merupakan seberapa tinggi siswa menyerap materi yang telah diajarkan guru. Pemahaman siswa dapat dinilai dengan mempertimbangkan ranah Taksonomi Bloom, yaitu ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif dapat diukur dengan post-test, bagaimana siswa menjelaskan/berpendapat, menarik kesimpulan, memberikan contoh, dan sebagainya. Ranah afektif dapat diukur dengan kemauan siswa dalam menerima pembelajaran, kemauan untuk menanggapi, berkeyakinan, ketekunan dan ketelitiannya. Sedangkan ranah psikomotorik dapat diukur dari persepsi siswa, kreatifitas, gerak-gerik siswa, dan sebagainya.Sehubungan dengan pengukuran pemahaman siswa maka siswa diberikan soalevaluasi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengertian teknik pengumpulan data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan dengan:


(72)

Pengumpulan data diperoleh dengan mengambil video rekaman dan foto pembelajaran yang terjadi di kelas untuk mengukur minat belajar dan pemahaman yang terlihat dari antusiasme siswa maupun siswi dalam ruang kelas pada saat dilakukan pembelajaran.

Rekaman video dan foto dapat dipakai untuk melengkapi data-data yang diperlukan oleh peneliti. Dengan hasil rekaman tersebut peneliti dapat melihat suasana kelas secara detail tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas. 2. Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Hal ini dilakukan agar mendapat gambaran secara nyata dan untuk melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui dokumentasi. Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya.

Observasi terstruktur tersebut digunakan sebagai alat pengumpul data yang dilakukan dengan mengamati situasi awal di kelas yang mencakup kegiatan guru, kegiatan siswa, kondisi kelas dan observasi minat belajar siswa. Minat belajarsiswa dapat dilihat pada saat diskusi kelompok di kelas maupun pada saat pelaksanaan games dan tournament. Dalam observasi minat belajar ini peneliti meminta bantuan teman untuk mengamati kegiatan kelas pada saat terjadinya pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe TGT.


(73)

Dalam penelitian ini menggunakan tes sebagai instrumen untuk memperoleh data peningkatan pemahaman siswa melalui hasil ujian siswa sebelumnyadan soal evaluasi, soal tes tersebut dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melihat silabus kelas XI;

b. Konsultasi dengan guru mata pelajaran; c. Konsultasi dengan dosen pembimbing; d. Peneliti membuat soal.

4. Wawancara

Pengumpulan data dengan metode wawancara digunakan sebagai pelengkap informasi yang belum didapat melalui kegiatan observasi. Seperti kegiatan mencari informasi yang hanya diketahui oleh guru, siswa, dan kepala sekolah. Wawancara dapat dilakukan dengan terstruktur dan dapat pula dilakukan dengan bebas. Wawancara terstruktur artinya terdapat pedoman wawancara yang jelas dan terarah untuk mendapatkan sebuah informasi. Wawancara bebas artinya wawancara yang tidak formal dan tidak terpaku pada pedoman pertanyaan yang dibuat.

H. Pengukuran Variabel MinatBelajar dan Pemahaman Siswa

Dalam hal ini minat belajar merupakan tindakan siswa dalam proses pembelajaran.Untuk mengukur minat belajar siswa, peneliti menggunakan kuesioner tertutup dimana peneliti membagikan sebelum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan sesudah


(1)

Lampiran 53a

Tugas Fasilitator Siklus I

Kegiatan Petugas Tugas Alat

Kegiatan awal 1. Agnes 2. Mayang 3. Dian 4. Elis 5. Duwi 6. Patris

Setelah pemaparan SK, KD, Indikator dan Tujuan. Membagikan: 1.Soal pre test 2.Lbr jawab 3.Pulpen 4.Nomer (pin)

1.Lembar soal 2.Lembar jawab 3.Pulpen per @ 1 btg

4.Pin (tempel di kantong baju)

Setelah waktu pengerjaan selesai, lembar jawab segera di tarik 1. Agnes 2. Mayang 3. Dian 4. Elis 5. Duwi 6. Patris Membagikan handout Handout

7. Egi 1.Operator 2.Timer

Laptop dan peluit

Kegiatan Teams 1. Agnes 2. Mayang 3. Diang 4. Elis 5. Duwi 6. Patris Membagikan soal dan lembar jawab

1.Soal 3 lbr 2.Lbr jawab (1 L/R, 1 PM, 1 NRC)

7. Egi Timer Peluit

Setelah waktu pengerjaan selesai, lembar jawab segera di tarik

Kegiatan Games 1. Agnes 2. Mayang 3. Dian 4. Elis 5. Duwi 6. Patris

Berdiri di samping media dan memberikan skor (benar +10, salah -10)

1.Media 2.Kertas2 akun 3.Spidol

4.Jawaban games

7. Egi Timer Peluit Setelah selesai, skor diberikan kepada Lodo. Kegiatan Tournament 1. Agnes 2. Mayang 3. Dian 4. Elis Membagikan spidol, bendera kesempatan, berdiri di samping

1.Lbr skor 2.Jawaban tournament 3.Bendera


(2)

tournament dan memberi skor (benar +10 dan salah -10)

6. Egi Menayangkan soal dan timer

Laptop dan peluit

Setelah selesai, skor diberikan kepada Lodo. Kegiatan Akhir 1. Agnes

2. Mayang 3. Dian 4. Elis 5. Patris

Membagikan lembar kuesioner minat belajar, refleksi dan soal post test

1.Kuesioner 2.Refleksi 3.Post-test

Setelah waktu pengerjaan selesai, jawaban segera ditarik

6. Egi Menayangkan skor PPT Pembagian apresiasi (hadiah)


(3)

Lampiran 53b

Tugas Fasilitator Siklus II

Kegiatan Petugas Tugas Alat

Kegiatan awal 1. Agnes 2. Thomas 3. Dian 4. Elis 5. Duwi 6. Patris Setelah pemaparan SK, KD, Indikator dan Tujuan. Membagikan

1.Lembar soal 2.Lembar jawab 3.Pulpen per @ 1 btg

4.Pin (tempel di kantong baju) Setelah waktu pengerjaan selesai, lembar jawab segera di tarik 1. Agnes 2. Thomas 3. Dian 4. Elis 5. Duwi 6. Patris Membagikan handout Handout

7. Egi 1.Operator

2.Timer

Laptop dan peluit Kegiatan Teams 1. Agnes

2. Thomas 3. Diang 4. Elis 5. Duwi 6. Patris

Membagikan soal dan lembar jawab

1.Soal 2 lbr 2.Lbr jawab

7. Egi Timer Peluit

Setelah waktu pengerjaan selesai, lembar jawab segera di tarik Kegiatan Games 1. Agnes

2. Thomas 3. Dian 4. Elis 5. Duwi 6. Patris

Berdiri di samping

media dan

memberikan skor (benar +10, salah -10)

1.Media

2.Kertas soal dan jawaban

3.Kunci jawaban games

7. Egi Timer Peluit

Setelah selesai, skor diberikan kepada Lodo. Kegiatan Tournament 1. Agnes 2. Thomas 3. Dian 4. Elis 5. Duwi

Membagikan spidol, bendera kesempatan, berdiri di pinggir kelompok

tournament dan memberi skor (benar +10 dan salah -10)

1.Lbr skor 2.Jawaban tournament 3.Bendera 4.Spidol

6. Egi Menayangkan soal dan timer

Laptop dan peluit


(4)

2. Thomas 3. Dian 4. Elis 5. Duwi

kuesioner minat belajar, refleksi dan soal post test

2. Post test 3. Refleksi

Egi Menayangkan skor PPT


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan pemahaman konsep trigonometri siswa kelas X MA At-Tasyri Tangerang melalui model pembelajaran kooperatif metode course review horay

18 122 322

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

2 9 120

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22