PERBEDAAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL ANTARA
32
untuk lembaga pendidikan yang berada di desa lebih sulit karena keterbatasan media untuk mengakses informasi terbaru sehingga tenaga pendidik mereka
pun tidak bisa membagi informasi-informasi terbaru kepada anak didik dan dapat berakibat pada anak dan remaja desa mencari sendiri informasi-
informasi yang ingin mereka ketahui, misalnya mengenai perilaku seksual. Dan ketika mereka mencari sendiri tanpa ada pengarahan dapat berakibat pada
munculnya suatu bentuk dukungan terhadap perilaku seksual pranikah karena menganggap hal tersebut sudah lumrah dilakukan di era yang semakin modern
seperti sekarang ini. Sebagian besar orangtua mungkin mengalami kesulitan dalam
menjawab pertanyaan anak-anaknya yang berkaitan dengan seks, sehingga pertanyaan tersebut cenderung dialihkan ke hal-hal yang kurang rasional
sehingga remaja semakin gencar mengejar pertanyaan yang lebih rumit. Seiring dengan berkembangnya remaja baik secara fisik, psikis, maupun
sosial, remaja berusaha mencari dan mencoba serta ingin diakui jati dirinya Davidson Neale, 1990. Apabila pada masa tersebut kurang atau bahkan
tidak mendapatkan arahan dari orangtuanya, maka dikhawatirkan terjadi perilaku mencoba dan meniru yang tidak sesuai dengan aturan masyarakat,
apalagi mengingat bahwa keluarga adalah tempat dimana anak menghabiskan waktu
Perubahan – perubahan perilaku pada remaja sebenarnya dapat
dimaklumi bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan
33
berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja desa
berusaha untuk mengikuti berbagai atribut perilaku maupun gaya hidup yang sedang trend.
Di era globalisasi sekarang ini, memungkinkan para remaja dengan mudah mendapatkan sajian tontonan, bacaan dan lain sebagainya mengenai
seks. Informasi tentang seks di kalangan remaja yang diperoleh dari sumber- sumber tersebut ada yang tidak sesuai dengan budaya atau norma ketimuran
yang berlaku di Indonesia. Menurut Wimpie Pangkahila, 1997, sejak lebih dari satu dekade ini telah terjadi perubahan pandangan dan perilaku seks di
kalangan remaja yang ditunjukkan dengan hasil penelitian adanya perubahan tersebut. Pola pergaulan menjadi semakin bebas yang didukung oleh fasilitas,
aktivitas seksual mudah dilakukan, bahkan mudah berlanjut ke hubungan seksual. Hal ini semakin dibuktikan dengan kebanyakan para pelaku seks
pranikah melakukan hubungan seks dengan pasangan di rumah dengan pengawasan ketat dari orangtua Prawestri, 2012
Ironisnya, disisi lain masyarakat khususnya masyarakat desa belum bisa menerima pembicaraan masalah seks secara terang-terangan dalam
kalangan remaja, para remaja tersebut masih terbatas bisik-bisik antara teman, membaca buku, maupun menonton film porno karena menganggap masih
tabu. Hal ini diperparah dengan fasilitas lembaga pendidikan yang kurang sehingga para remaja tersebut mendapatkan informasi mengenai seks bukan
dari sumber yang tepat dan bertanggungjawab.
34
Tuntutan dan fasilitas yang tersedia di lingkungan masyarakat saat ini membuat para remaja beranggapan bahwa perilaku seks pranikah sudah
merupakan tren di kalangan remaja dimana situasi tempat tinggal memberikan kebebasan didukung dengan pergaulan teman yang berkontribusi besar dalam
perilaku seks pranikah Pawestri, 2012. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya
sendiri, namun pada kenyataannya tindakan dan perilaku mereka banyak dipengaruhi oleh tekanan teman sebaya Conger, 1991.
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
favorable maupun perasaan tidak memihak unfavorable pada objek tersebut Berkowitz, 1972, dalam Azwar, 2005
Skema I
Perbedaan Sikap Remaja terhadap Perilaku Seksual antara yang Tinggal di Desa dan di Kota
Daerah Tempat Tinggal Remaja Kota
Desa
- Pendidikan Fasilitas
pendidikan bervariasi,
Pendidikan seksual diajarkan di sekolah
- Pola Asuh Orangtua Orangtua beranggapan pendidikan
seksual bukan hal yang tabu - Pendidikan
Fasilitas pendidikan terbatas, Pendidikan
seksual kurang
tidak diajarkan di sekolah - Pola Asuh Orangtua
Orangtua beranggapan
pendidikan seksual merupakan
35
hal tabu
Keingintahuan mengenai seksual terarah dan ada pembimbing
Keingintahuan mengenai seksual tidak terarah dan tidak ada yang
membimbing
Kurang mendukung perilaku seksual Lebih mendukung perilaku seksual