38
BAB III METODE PERANCANGAN
3.1. Definisi operasional judul
Typeface
typeface adalah karakter-karakter yang di desain khusus untuk di gunakan bersama-sama. Istilah typeface lebih mengarah pada bentuk atau desain huruf
yang di gunakan Rustan, 2010:18.
Motif Batik Eco Mangrove
Batik mangrove sendiri murni mengadopsi jenis-jenis mangrove yang hidup di rawa-rawa sekitar pantai Wonorejo. Meski ada pengaruh dari batik
Madura, namun batik mangrove punya kekhasan sulur-sulur mangrovenya dan selalu dalam bentuk batik tulis, bukan cetak. Desain batik mangrove khas
Surabaya memiliki konsep warna yang kuat dan berani seperti gambaran orang Surabaya yang berani dan kuat.
Sedangkan Motif Eco Mangrove adalah motif batik mangrove yang paling menonjol dari semua motif batik mangrove. Motif Ecosistem ini memiliki semua
unsur dari ecosistem yang berada di hutan mangrove, seperti akar pohon mangrove, daun mangrove, dan batang pohon mangrove.
3.2 Teknik Pengumpulan data
3.2.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang diperoleh secara langsung Sugiyono, 2008:137. Data premier dalam bab ini meliputi:
• observasi:
Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang
dilakukan objek tertentu Kriyantono 2008:106. Onbservasi di lakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
dengan cara mengamati objek secara langsung. Dalam hal ini, objek yang di amati adalah Intan Aulia mahasiswa yang suka dengan hasil Batik
mangrove karya Ibu Lulut di JL.Rungkut Mapan no. 29 Surabaya dan tempat pembuatan batik mangrove di JL. Wisma Kedung Asem Indah J-29
Surabaya.
• Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap mendapatkan informasi, dan informan seseorang yang
diasumsikan mempunyai informasi penting tentang sesuatu objek Kriyantono,2000:111. Wawancara merupakan metode pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara di lakukan secara tidak langsung dengan di berikan pertanyaan
tentang perkembangan typeface yang berlatar belakang kesenian khas Indonesia secara detail kepada Surianto Rustan, S.Sn. melalui email dan
wawancara dengan Bapak Widji selaku bagian promosi di Dinas kebudayaan dan Pariwisata mengenai perkembangan batik di surabaya
terutama batik mangrove .
• Dokumentasi
Dokumentasi adalah pencatatan suatu peristiwa dan pemikiran terhadap suatu peristiwa yang di tulis dengan sengaja untuk menyimpan
atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa tersebut Winamo Surahman 1982:125. Dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa metode
dokumentasi adalah merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan jalan melihatdata-data tersebut berupa catatan-catatan perist iwa
atau tentang suatu kejadian yang perlu disimpan dan sebagai alat bukti bila sewaktu - waktu dibutuhkan. Metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data-data berupa foto atau gambar yang terkait dengan motif batik mangrove secara langsung ataupun tidak langsung.
Dokumentasi secara langsung dapat dilaksanakan dengan cara mengambil objek secara langsung, sedangkan dokumentasi secara tidak langsung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang terkait dengan motif batik mangrove.
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik dari buku literature, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh instansi
bersangkutan atau media lain Sugiyono 2005 : 62. Data sekunder antara lain disajikan dalam bentuk data-data mengenai topik penelitian. Data sekunder yang
di maksud adalah metode kepustakaan.
• Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah kegiatan membaca buku yang relevan merupakan bagian utama dan mutlak yang diperlukan dalam kegiatan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan kajian teori dan tinjauan pustaka yang memunculkan gagasan dan melandasi dilakukannya penelitian. Kajian
teori dan temuan bahan penelitian lain berguna sebagai acuan dan landasan teori ilmiah untuk menunjukkan ketepatan pilihan suatu tindakan yang
akan diberikan Susilo, 2007:11-12. Perancangan ini menggunakan metode kepustakaan untuk mengumpulkan data melalui sumber buku yang
telah dikaji oleh penulis, tentunya memiliki kaitan yang erat dengan permasalahan yang diangkat untuk menunjang dan memperkuat hasil
perancangan. Pengumpulan data berupa buku, majalah, dan artikel di intenet yang terkait dengan pembutan typeface batik mangrove yang sesuai
dengan disiplin ilmu desain komunikasi visual sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
3.3 Analisis Data 3.3.1 Analisis TOWS Matrik
Strength S • Belum adanya typeface
khas Surabaya • typeface mampu atau
bisa di rancang dengan berbagai konsep
Weakness W • Tidak banyak orang
yang tertarik • Belum mempunyai
identitas yang kuat Opportunity O
• Dapat di upload dan di download secara
berbayar Strength Opportunity
S.O. • Typeface pertama yang
menggunakan motif batik mangrove khas
Surabaya Weakness Opportunity
W.O. • Membutuhkan riset
yang panjang agar bisa menjadi typeface yang
bagus Threat T
• Mayoritas orang kurang perduli dengan
typeface Strength Threat S.T.
• Typeface Sebagai media promosi untuk
mengenalkan batik mangrove sebagai
kesenian khas Surabaya dan membuat batik ini
memiliki identitas di masyarakat
Weakness Threat W.T. • Mempromosikanya agar
semua masyarakat mengerti akan typeface
ini
3.3.2 Analisis 5W +1H
Perancangan typeface eco mangrove supaya tepat mengenai sasaran dan berhasil mengambil hati masyarakat tentang kesenian batik khas Surabaya ini.
Analisa data yang digunakan adalah analisis 5W+1H. Dengan analisis 5W+1H what , where, when, why, who, dan how, akan menjadi acuan dalam Perancangan
typeface eco mangrove yang selalu mengacu pada target audience yang dituju.
Tabel 3.1 Analisis TOWS Matrik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
1. What apa: Apa yang ingin disampaikan dalam typeface?
Pesan dari perancangan typeface eco mangrove adalah ingin mengenalkan kesenian batik khas Surabaya kepada masyarakat agar keberadaanya tidak
hilang begitu saja. Target audience dapat lebih mengenal batik mangrove khas Surabaya serta bangga terhadap kesenian batik kota Surabaya.
2. Where dimana: Dimana typeface tersebut akan di jual?
Menurut hasil wawancara dari pihak stakeholder yaitu Bu Lulut selaku pengrajin Batik Mangrove, pihak stakeholder tertarik akan perancangan
typeface tersebut, karena secara tidak langsung dapat mempromosikan batik buatanya kepada masyarakat. Typeface tersebut juga merupakan typeface
nusantara yang memang unik asli Indonesia.
3. When kapan: Kapan typeface tersebut akan di sebar luaskan?
Media yang dirancang harus memperhatikan kapan media tersebut akan dikeluarkan atau disebarluaskan kepada khalayak banyak. Jadi penyebaran
media tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing media supaya media yang dibuat tepat mengenai sasaran yang dituju. Sehingga segala pesan yang
ingin disampaikan langsung diterima oleh sasaran masyarakat. Dalam hal ini waktu penyebaran media disesuaikan dengan program yang ada pada
stakeholder yaitu Bu Lulut selaku pengrajin Batik Mangrove Surabaya. Karena audiens khususnya adalah konsumen dari Bu Lulut.
4. Why kenapa: Kenapa diperlukannya typeface tersebut?
Berdasarkan target audience agar pesan dalam perancangan typeface eco mangrove ini tersampaikan lebih efektif dan pada akhirnya target audience
akan melakukan action, seperti pada langkah-langkah berikut ini yang mengikut i teori AIDA.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
- A = Attention perhatian
Typeface yang dibuat dapat menarik perhatian target audience terhadap isi pesan yang ingin disampaikan, pemilihan media,motif atau ornamen yang
akan di gambungkan, ilustrasi, gaya gambar, dan warna memegang peranan penting. Attention dilakukan untuk menggugah ketidaksadaran target audience
terhadap bangga akan kesenian batik kota Surabaya.
- I = Interest Berminat
Target audience memahami pesan lebih mendalam, misalnya pada saat melihat typeface, ia mendapatkatkan pesan yang terkandung dalam typeface
tersebut. Dengan memiliki keinginan memahami pesan lebih mendalam, diharapkan dapat membangun kesadaran awareness target audience,
terhadap batik mangrove khas Surabaya. Melalui typeface target audiens lebih mengenal dan menyukai tentang batik mangrove khas Surabaya
- D = Desire Memiliki hasrat atau keinginan
Setelah memahami pesan, ia mulai tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi, misalnya dengan mencari informasi lebih lanjut, melakukan
perbandingan dengan typeface yang lain. Dalam hal ini, menggugah target audience
untuk memiliki keinginan mengetahui dan mengenal pesan dari typeface lebih lanjut melalui pihak stakeholeder terkait.
- A = Action Melakukan Aksi
Pada fase ini target audience mulai tertarik dengan typeface batik mangrove dan mulai sadar akan pentingnya keindahan yang di miliki batik
tersebut. Serta kesadaran target audiens untuk lebih mengenal motif-motif batik mangrove yang lain .
5. siapa: Siapa target audience yang akan dituju? Tujuan pemilihan Who sasaran adalah untuk menentukan target audiens
yang menjadi prioritas. Target premier yang dituju adalah konsumen dari Bu Lulut, dan target sekundernya adalah masyarakat kota Surabaya . Jadi sasaran
yang dituju bukan semua masyarakat, melainkan difokuskan pada konsumen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
dari Bu Lulut. Sesuai keadaan dilapangan, konsumen dari Bu Lulut yang dominan menyukai Batik Mangrove. Tugas dari perancang adalah
mempromosikan typeface yang sudah jadi agar dapat digunakan oleh masyarakat dan secara tidak langsung dapat mempromosikan Batik Mangrove
kepada target audiens. Berikut merupakan penetapan segmentasi target audiens yaitu:
Geografis
Segmentasi geografis merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis berbeda, misalnya wilayah, negara, negara bagian, propinsi, kota,
dan kepulauan Suyanto, 2004:2. Berdasarkan geografis sasaran yang diinginkan adalah seluruh daerah kota Surabaya. Jadi jangkauan hanya
terbatas pada wilayah kota Surabaya.
Demografis
Segmentasi demografis adalah pasar dikelompokkan berdasarkan variabel- variabel pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah penduduk, usia ukuran
keluarga, siklus hidup keluarga, pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial Suyanto, 2004:3. Berdasarkan demografi
sasaran yang diinginkan adalah Target premier yang dituju adalah konsumen dari Ibu Lulut, dan target sekundernya adalah masyarakat yang senang
mempelajari sesuatu, rajin meng up-date aneka ragam batik, mencintai kesenian terutama kecintaan terhadap batik , tertarik dengan hal-hal yang
berkaitan dengan cetak mencetak. Laki-laki maupun perempuan dengan pendidikan Mahasiswa dan pekerja kantor. Dengan range umur 20-40 tahun,
bisa saja lebih luas tergantung dengan efektifitas media.
Psikografis
Upaya membagi pasar menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas social, gaya hidup atau karakteristik kepribadianKotler,
1995:11. Berdasarkan psikografis sasaran yang diinginkan target premier yang dituju adalah konsumen Ibu Lulut, dan target sekundernya adalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
masyarakat kota Surabaya dan yang senang mempelajari sesuatu, mencintai kesenian terutama kecintaan terhadap batik, dan tertarik dengan hal-hal yang
berkaitan dengan cetak mencetak. Karena sesuai dengan target audience.
Behaviouristis
Segmentasi behaviouristis adalah membagi sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok menurut manfaat yang mereka cari, penggunaan volume
produk, dan loyalitas merek. Suyanto, 2004:5. Behaviouristis disini diartikan kesukaan, dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Jadi dalam
media ini diharapkan mempunyai suatu daya tarik pesan yang mampu mempengaruhi, mengajak, dan membujuk masyarakat ataupun dapat
mempromosikan kepada masyarakat tentang batik mangrove
6. How bagaimana: Bagaimana merancang typeface agar lebih efektif dan
efisien? Menentukan pesan kreatif merupakan taktik dalam menyampaikan pesan
supaya mudah diingat. Merancang typeface yang kreatif dan award-winning, perlu disiplin tersendiri. typeface yang menjual atau sukses harus dirancang
lebih “serious” yaitu dapat dibagi menjadi 7 bagian sesuai huruf pada kata
SERIOUS Concept, Vol05 edisi30 2009 halaman 38-41, antara lain:
a. S Single Message
Dengan banyaknya pesan yang berebut minta perhatian, audiens akan sulit untuk mengingat semuanya. Karena itu, sangat penting memilih pesan yang
ingin disampaikan. Jadi sangat penting memahami consumer insight sehingga pesan yang disampaikan dapat menggerakan khalayak sesuai isi pesan.
b. E Entertaining
Tugas terberat typeface adalah merebut perhatian konsumen, jadi typeface harus melakukan engagement dengan menghibur khalayak sasarannya.
Dengan senyum, simpati dapat dibangun dan relasi alias bonding antara stakeholder
dan khalayaknya dapat tercapai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
c. R Relevance
Kunci dari kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir out of the box. Karena kreatifitas menuntut sesuatu yang baru, segar, dan unik, yang membuat
typeface cepat menarik perhatian. Relevansi menggambarkan, “How pertinent, connected, or applicable something is to a given matter
”. Artinya ide kreatif tidak berdiri sendiri atau terjun bebas dari langit. Ia merupakan suatu proses
pemikiran yang melibatkan harapan target audience.
d. I Idea