Pemanfaaatan Waktu Luang. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup Konsumtif Perempuan Kota Single Bekerja.

4.3.2.3 Pemanfaaatan Waktu Luang.

Gaya hidup adalah bagaimana seseorang mengkonsumsi waktu dan uangnya untuk mengaktualisasikan diri. Gaya hidup sangat berkaitan dengan pemanfaatan waktu yang dimiliki seseorang. Ini seperti kaum perempuan single yang sudah bekerja ketika penghasilan sudah di terima maka kaum perempuan single langsung membeli barang yang diinginkan. Pada saat waktu bekerja telah libur dan jika ada waktu luang akan digunakan sebaik-baiknya untuk mengaktualisasikan diri atau melakukan hal yang menyenangkan lainnya. Konsumerisme juga telah membuat kaum perempuan single yang bekerja menganggap bahwa melakukan pembelian barang adalah self reward system sistem pemberian upah terbaik dari kehidupan mereka. Ketika mereka merasa bahagia, mereka “dibuat” untuk melakukan banyak pembelian untuk merayakan kebahagiaan tersebut. Kaum perempuan single di paksa untuk memiliki pandangan bahwa perayaan belum bisa dinyatakan berhasil jika tidak disertai dengan pembelian barang. Semakin besar sukses yang ingin dirayakan, semakin mahal barang yang harus di beli. Jika barang yang di beli nilainya tidak besar, mereka akan merasa bahwa mereka tidak merayakan kesuksesan mereka sebagaimana mestinya. Tidak hanya itu saja, ketika sudah bekerja maka waktu luang yang dimiliki untuk melakukan hal yang diinginkan atau bersenang-senang hanya sedikit. Waktu untuk bekerja dihabiskan dalam 5 atau 6 hari dalam seminggu sehingga waktu luanghari libur kerja digunakan orang yang sudah bekerja untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan. Universitas Sumatera Utara Ini yang seperti di katakan oleh informan Dhie berikut ini: “…..kalau ada waktu luang seperti merayakan hari libur kerja atau dapat tambah bonus dari gajian, biasanya jalan-jalan sama teman-teman ke mall kayak pergi makan, beli pakaian, sepatu atau nonton pokoknya melakukan hal yang menyenangkan diri supaya gak bosan waktu masuk kerja….Sumber: Penelitian Lapangan, 2007.” Lebih lanjut Dina mengatakan: “……kalau lagi ada waktu luang atau libur kerja, biasanya langsung pergi belanja mungkin ke mall atau ke pasar tergantung barang yang Dina mau. Biasanya kalau belanja beli pakaian seperti baju casual atau baju kantor yang ada di butik atau toko di mall soalnya lebih modis. Kalau gak belanja, biasanya pergi ke salon untuk menghilangkan rasa bosan dan merawat diri jadi waktu masuk kerja lebih semangat. Terkadang pergi juga nonton konser musik atau ke diskotik bersama teman-teman tergantung situasinya……Sumber: Penelitian Lapangan, 2007”. Informan Etha juga mengatakan : “….kalau udah hari libur kerja atau lagi dapat bonus dari gaji biasanya dirayakan dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti jalan-jalan ke mall pastinya lihat barang di toko butik atau toko bermerek yang lagi mode dan trend kalau ada yang cocok langsung dibeli. Kalau gak pergi ke salon atau pergi jalan- jalan keluar kota atau ke luar sumatera supaya menyegarkan diri dari aktivitas rutin pekerjaan….Sumber: Penelitian Lapangan, 2007.” Keseluruhan informan mengakui kalau mereka ketika ada waktu luang atau merayakan sesuatu akan digunakan sebaik-baiknya untuk mengaktualisasikan diri atau melakukan hal yang menyenangkan untuk dirinya sendiri. Menurut para informan, ketika ada waktu luang atau bebas dari beban pekerjaan maka sebuah kewajiban untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi para informan. Hal menyenangkan yang biasa dilakukan para informan yaitu berbelanja barang-barang yang diinginkan, merawat diri ke salon, jalan-jalan ke Mall dengan teman atau keluarga, pergi makan di luar rumah, pergi keluar kota ketika libur panjang dan ada yang pergi menonton konser musik atau ke diskotik bersama teman-teman. Universitas Sumatera Utara Mall adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi seluruh informan. Ini di dukung tempat yang strategis dalam membeli berbagai barang yang diinginkan. Ini merupakan alat-alat konsumsi baru sesuai dengan konteks deskripsi Baudrillard. Di mana Mall dapat dideskripsikan sebagai “mesin pembelian” yang sangat efisien dari perspektif konsumen. Konsumsi jelas di buat menjadi lebih efisien untuk konsumen karena tersedia semua jenis toko dalam satu tempat yang juga punya tempat parkir berdekatan yang luas. Mall mempunyai tujuan untuk mengontrol konsumen. Mall megontrol apa-apa yang kita beli bukan dengan cara menetapkan apa yang ada dan apa yang tidak ada, tetapi juga menggunakan prinsip “daya tarik yang berdekatan” adjacent attraction. Di mana obyek-obyek yang biasa saja di bikin tampak lebih menarik dengan menempatkannya di sekeliling obyek yang berbeda dan lebih eksotis. Mall mengatur emosi konsumen dengan memberi cahaya, keceriaan, dan lingkungan menarik. Pada saat melakukan hal-hal menyenangkan, para informan merasa tidak bosan ketika masuk dan melakukan pekerjaan pada hari saat bekerja. Seluruh informan menyatakan bahwa hari yang bisa untuk memanfaatkan waktu luang atau merayakan sesuatu adalah hari libur pada saat bekerja yaitu hari Sabtu, hari Minggu dan hari libur umum. Keharusan untuk melakukan perayaan secara berlebihan ini sengaja diciptakan oleh produsen untuk membuat masyarakat khususnya kaum perempuan single banyak melakukan pembelian barang dan jasa ketika mereka merayakan sesuatu. Pada saat merayakan sesuatu kesuksesan atau kesedihan, masyarakat khususnya kaum perempuan “dipaksa” untuk melakukan banyak pembelian ketika mereka merasa senang atau sedih. Kesenangan atau kesedihan yang mereka alami di anggap sebagai alasan yang Universitas Sumatera Utara bisa di terima untuk mengeluarkan banyak uang di pakai untuk melakukan pembelian. Dengan mengaitkan pembelian barang dengan self reward system, produsen akan mendatangkan keuntungan, baik ketika masyarakat khususnya kaum perempuan single menjadi senang atau sedih maupun ketika mereka merayakan sesuatu. Oleh karena itu, mereka seharusnya tidak melakukan pembelian barang secara berlebihan pada self reward system dalam diri mereka, di mana ini akan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Kaum perempuan muda membeli atau menunjukkan barang-barang yang mereka beli dan dipertontonkan kepada orang lain untuk menengaskan status mereka dan menunjang gaya hidup mereka di waktu luang.

4.3.3 Gaya Hidup Konsumtif Perempuan Kota Muda Single Bekerja.