dalam bukunya bahwa: “kinerja organisasi ditentukan oleh empat faktor antara lain yaitu: 1 lingkungan, 2 karakteristik individu, 3 karakteristik organisasi dan 4
karakteristik pekerjaan”
16
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri atas, pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
motivasi, kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap. Karakteristik individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan.
2. Kinerja Guru BK
Guru bimbingan konseling adalah seseorang yang berkewajiban membantu siswa yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan proses belajar yang
dialaminya maupun kesulitan-kesulitan pribadi yang berpengaruh langsung atau tidak
terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa tersebut.
Guru bimbingan konseling adalah pembimbing profesional dengan tugas utama yakni malayani semua individu tanapa memandang usia, jenis kelamin,
kehidupan ekonomi, memperhatikan perkembangan, membimbing mengarahkan, dan memperhatikan adanya perbedaan individu dalam memberikan layanan kepada siswa.
Guru bimbingan konseling merupakan orang yang membantu kepala sekolah dan
stafnya dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Robbins dan Judge dalam Mochamad Nursalim 2015 : 84 mengartikan kinerja sebagai produk fungsi dari kemampuan dan
16
Ibid, hal 50
motivasi. Pandangan tersebut menunjukkan bahwa kinerja dinyatakan sebagai produk kerja, baik prorangan maupun lembaga.
17
Kinerja guru BK memiliki spesifikasi tertentu. Kinerja guru BK dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria atau sesifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru BK. Berkaitan dengan kinerja guru BK, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru BK dalam proses bimbingan dan konseling, yaitu bagaimana
seorang guru BK merencanakan, melaksnakan, dan mengevaluasi program bimbingan
dan konseling.
Kinerja guru BK disekolah diakibatkan oleh beberapa faktor, baik secara internal maupun secara eksternal. Secara internal bisa disebabkan oleh kompetensi yang
kurang atau tidak maksimal, rendahnya tanggung jawab profesional kerja dan masalah yang terjadi atau dirasakan oleh pribadi guru pembimbing. Sedangkan masalah
eksternal diataranya disebabkan sistem yang tidak mendukung, budaya ke BK-nya yang tidak nampak, program BK yang tidak jelas atau tidak dijalan kan secara maksimal,
dukungan pimpinan atau kepala sekolah yang kurang optimal.
Menurut Tjutju dan Suwanto dalam bukunya mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi nyata yang ditampilkan seseorang setelah orang tersebut
menjalankan tugas dan peranya dalam organisasi. Setelah memiliki kuantitas dan kualitas dalam melaksanakan tugasnya, maka seorang guru BK akan mendapatkan
prestasi atau nilai yang lebih baik dari sekolah lembaga, konseli siswa, bahkan masyarakat, seperti orang tua siswa, dan guru BK menjadi profesioal dlam menjalankan
17
Mochamad Nursalim, 2015, Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Erlangga, hal. 84
tugasnya dan konseli pun merasa nyaman dan mau terbuka dengan guru BK dalam
melaksanakan konseling.
Setiap sekolah akan selalu memperhatikan kinerja gurunya termaksud guru BK. Hal ini diperlukan untuk mengatur sejauh mana para guru mampu melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Pengukuran kinerja guru akan memberikan manfaat yang
cukup besar terhadap proses pengembangan organisasi sekolah.
Berdasarkan dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerjaadalah produk yang dihasilkan oleh seorang pekerja dalam kurun waktu yang telah ditentukan
dengan kriteria tertentu. Produk yang dimaksud dapat berupa layanan jasa, ataupun barang. Satuan aktu yang ditentukan dapat berupa satu bulan, satu semeter, satu tahun,
dan seterusnya.
3. Stadar Kompetensi Guru BK