Media biakan mikroba Bakteri

dalam larutan hipertonik air akan keluar dari sel sehingga membran plasma mengerut dan lepas dari dinding sel. 4. Oksigen Berdasarkan kebutuhan oksigen dikenal mikroorganisme dibagi menjadi 5 golongan yaitu: a. Anaerob obligat, hidup tanpa oksigen, oksigen toksik terhadap golongan ini. b. Anaerob aerotoleran, tidak mati dengan adanya oksigen. c. Anaerob fakultatif, mampu tumbuh baik dalam suasana dengan atau tanpa oksigen. d. Aerob obligat, tumbuh subur bila ada oksigen dalam jumlah besar. e. Mikroaerofilik, hanya tumbuh baik dalam tekanan oksigen yang rendah. 5. Nutrisi Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan pembentukan energi. Berdasarkan kebutuhannya, nutrisi dibedakan menjadi dua yaitu makroelemen, yaitu elemen yang diperlukan dalam jumlah banyak dan mikroelemen trace element, yaitu elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah sedikit Pratiwi, 2008.

2.3.4 Media biakan mikroba

Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat- zat hara nutrien yang digunakan untuk menumbuhkan di atas atau di dalamnya. Selain itu media dapat dipergunakan pula untuk isolasi, Universitas Sumatera Utara perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan penghitungan jumlah mikroorganisme Waluyo, 2010. Pertumbuhan mikroorganisme di dalam media dapat tumbuh dengan baik apabila memenuhi persyaratan Waluyo, 2010, antara lain:  Media harus mengandung semua nutrien yang mudah digunakan oleh mikroorganisme.  Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme.  Media tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme.  Media harus steril sebelum digunakan, supaya mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik. Media biakan mikroba terbagi menjadi beberapa golongan Waluyo, 2010; Pratiwi, 2008 yaitu: a. Penggolongan media berdasarkan konsistensinya 1. Media padat Media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggangalga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme dan dapat membeku pada suhu di atas 45 o C. Media padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan untuk mengisolasi biakan murni. Universitas Sumatera Utara 2. Media setengah padat semi solid Media setengah padat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. 3. Media cair Media cair dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam jumlah besar, penelaahan fermentasi, dan berbagai macam uji. Beberapa contoh media cair adalah kaldu nutrien, kaldu glukosa, air pepton, dan lain sebagainya. b. Penggolongan media berdasarkan susunan kimianya 1. Media sintetik Media sintetik yaitu media yang susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti. Komposisi kimia media sintetik biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat. Media ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroorganisme. Contoh media sintetik: cairan Hanks, Locke, Thyrode. 2. Media non sintetik Media non sintetik merupakan media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Media ini banyak digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroorganisme. Misalnya, bahan-bahan yang teradapat dalam kaldu nutrien; yakni ekstrak daging dan pepton memiliki komposisi kimia yang tidak pasti. Contoh lain: serum, plasma, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 3. Media semi sintetik Media semi sintetik merupakan campuran media sintetik dan media non sintetik. Misalnya, cairan Hanks yang ditambah serum. 4. Media anorganik Media ini merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik. 5. Media organik Media ini merupakan media yang tersusun dari bahan-bahan organik. c. Penggolongan media berdasarkan fungsinya 1. Media selektif Media selektif merupakan media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu seleksi dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain. Pada media ini ditambahkan bahan penghambat pertumbuhan, misalnya bile salt dan dye fuchsin, crystal violet, brilliant green yang akan menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan tidak memberi efek pada bakteri Gram negatif. 2. Media diferensial Media diferensial digunakan untuk membedakan kelompok mikroorganisme dan bahkan dapat digunakan untuk identifikasi. Contohnya adalah media agar darah, yang merupakan media diferensial sekaligus media penyubur, mampu membedakan antara bakteri hemolitik dan non hemolitik dengan mengetahui sifat lisis eritrosit ciri: daerah jernih di sekitar koloni akibat perusakan sel darah merah; media MacConkey, yang merupakan media diferensial sekaligus Universitas Sumatera Utara selektif, terdiri dari laktosa dan neutral red dye. Mampu membedakan antara bakteri yang memfermentasi laktosa dan yang bukan ciri: adanya daerah merah muda-merah di sekitar koloni. 3. Media penyubur enrichment media Media penyubur merupakan media yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme tertentu. 4. Media khusus Contoh media khusus adalah media untuk bakteri anaerob. Biasanya ke dalam media tersebut ditambahkan bahan yang dapat mereduksi kandungan O 2 dengan cara pengikatan kimiawi. Contoh bahan-bahan itu adalah natioglikolat, sistein, asam askorbat. Sebagai indikator anaerob digunakan rezasurin bila terjadi oksidasi-yang berarti bakteri bersifat aerobik-akan terbentuk warna merah. 5. Media penguji Media penguji adalah media dengan susunan kimia tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin, asam amino, antibiotik, dan sebagainya. 6. Media serbaguna Media ini merupakan media yang paling umum digunakan dalam mikrobiologi dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar mikroba. Contoh: media kaldu nutrien. Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengujian Aktivitas Antimikroba

Dokumen yang terkait

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat Dan N-Heksana Daun Benalu Kakao(Dendrophthoe Pentandra (L.) Miq.)

13 163 120

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol serta Fraksi n-Heksana Etilasetat dan Air Herba Kurmak Mbelin (Enydra fluctuans Lour.)

1 75 100

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) Terhadap Beberapa Bakteri

7 47 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)

1 11 77

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL, FRAKSI n-HEKSANA DAN ETILASETAT DAUN MINDI

0 0 15

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol serta Fraksi n-Heksana Etilasetat dan Air Herba Kurmak Mbelin (Enydra fluctuans Lour.)

0 0 38

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol serta Fraksi n-Heksana Etilasetat dan Air Herba Kurmak Mbelin (Enydra fluctuans Lour.)

0 0 15

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana Dan Etilasetat Serta Etanol Alga Merah (Galaxaura oblongata)

0 0 28

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-HEKSANA DAN ETILASETAT SERTA ETANOL ALGA MERAH (Galaxaura oblongata)

0 0 14