Strategi Politik

2.4 Strategi Politik

Kepemimpinan politik suatu organisasi ataupun individu tentu mempunyai berbagai macam cara untuk meraih tujuan sesuai dengan dasar pergerakannya. Dalam hal ini, suatu kepemimpinan politik untuk mencapai tujuannya diperlukan cara berupa strategi yang dijalankan. Strategi dalam suatu kepemimpinan politik juga tidak terlepas dari tujuan-tujuan dan cara-cara politis yang digunakan. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai strategi politik maka, diperlukan pengertian

22. Michael Howlet dan M. Ramesh (1995), dalam Subarsono, “Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori, dan Aplikasi)’, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 13. 23. Erni Setyowati, M. Nur Solikhin, “Bagaimana undang-Undang Dibuat,”Parlement.net.

dasar berupa definisi dari politik dan definisi dari strategi yang dijelaskan secara ringkas berikut ini.

a. Politik Secara etimologis politik berasal dari bahasa Yunani polis yang berarti

kota atau negara kota. Dalam hal ini, politik kemudian berkembang menjadi polites yang berarti warga negara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara. Selanjutnya politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Secara garis besar pemahaman Yunani terhadap politik yaitu mempunyai arti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara. Namun, menurut pandangan Aristoteles (384-322 M) mempunyai pandangan tersendiri yang menyimpulkan bahwa politik adalah menunjukkan suatu aspek kehidupan masyarakat dalam

bernegara. 24 Selain itu, pemaknaan politik oleh Aristoteles yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi

kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy, beleid), dan

pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). 25 Politik mempunyai hubungan yang erat dengan kekuasaan. Dalam hal

ini, politik tidak terlepas dari suatu cara yang digunakan untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan. Menurut Ramlan Surbakti, politik merupakan interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan

24. Aristoteles dalam Miriam Budiarjo, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), 3. 25. Aristoteles dalam Miriam Budiarjo, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”, (Jakarta: PT 24. Aristoteles dalam Miriam Budiarjo, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), 3. 25. Aristoteles dalam Miriam Budiarjo, “Dasar-Dasar Ilmu Politik”, (Jakarta: PT

b. Strategi Kata strategi berasal dari bahsasa yunani yaitu stratus yang berarti

pasukan dan agein yang berarti memimpin. Dalam hal ini, ilmu strategi adalah ilmu tentang memimpin pasukan, sedangkan secara sempit strategi adalah ilmu peperangan seingga sering disebut sebagai ilmu para jendral dan para komandan. Pengertian itu makin berkembang seiring perkembangan ketatanegaraan dan konflik atar negara yang memuncak dengan peperangan.

Dalam kamus Longman Dictionary of Contemporary English, arti dari strategi adalah strategy is a particular plan for winning success in particular

activity, as in war, a game, a competition, or for personal advantage. 27 Dalam hal ini, strategi merupakan perencanaan dalam mensukseskan tujuan dalam

segala aktifitas. Baik dalam mensukseskan peperangan, kompetisi maupun yang lainnya. Sedangkan strategi nasional adalah seni merencanakan pemanfaatan segenap potensi nasional yang tersedia dengan membuat suatu pertimbangan yang matang untuk melaksanakan kebijakan nasional (politik nasional) yang sudah ditetapkan, untik kepent ingan kesejahteraan dan kepentingan keamanan rakyat sebesar-besar secara bertahap dan terpadu. Strategi disusun atas dasar tiga bagian terpisah, tetapi saling berhubungan. Bagian ini meliputi pencapaian sasaran yang direncanakan (the planed

26. Ramlan Surbakti, “Memahami Ilmu Politik”, (Jakarta: Grasindo, 1999), 7.

objection ), sarana-sarana yang tersedia/pendukung untuk sarana pendukung pelaksanaannya (the means available for its realization), dan rencana pencapaian (program) yang didasarkan pada sarana yang tersedia (the plan

according to wich the said means are used for its attainment 28 ) . Kemudian strategi mempunyai lima ciri-ciri sebagai berikut 29 yaitu pemusatan perhatian

kepada kekuatan sebagai pendekatan strategis, memusatkan perhatian kepada analisis dinamik, analisis gerak (operasional) dan analisis aksi (pelaksanaan), strategi memusatkan perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai dan gerak untuk mencapai tujuan itu, strategi memperhitungkan faktor-faktor waktu (sejarah:masa lampau, masa kini, masa depan dan faktor lingkungan), dan strategi berusaha mengidentifikasi masalah yang timbul dari peristiwa- peristiwa yang sedang berlangsung, kemudian mengadakan analisis tentang kemungkinan-kemungkinan dan memperhitungkan pilihan-pilihan serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan.

Secara garis besar, strategi dipahami sebagai suatu perencanaan dalam mensukseskan tujuan tertentu. Dalam hal ini, strategi bisa dilaksanakan dalam berbagai tujuan, baik dalam mensukseskan peperangan, kompetisi, ataupun hal lainnya yang berhubungan dengan suksesi program pemerintah. Dengan demikian, strategi politik adalah sebuah rencana yang sistematik dan mengimplementasikannya dalam mencapai suatu tujuan yang dilakukan secara politik (legitimasi politik).

28. Stephen Robin, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi”, (Jakarta: Prenhalindo, 2001), 15. 29.Thoha Miftah, “Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasi”, (Jakarta: PT. Raja 28. Stephen Robin, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi”, (Jakarta: Prenhalindo, 2001), 15. 29.Thoha Miftah, “Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasi”, (Jakarta: PT. Raja

tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam hal ini, pengembangan tersebut diperlukan sebagai acuan dasar untuk pembangunan yang berorientasi kepada kemajuan masayarakat. Menurut Rivai, pengembangan organisasi adalah ilmu pengetahuan perilaku secara sistematis pada tingkatan seperti kelompok, intergroup, dan organisasi secara

total untuk membuat perubahan. 30 Pengembangan organisasi perlu untuk dilakukan demi tercapainya pola-pola kerja maksimal baik yang berorientasi

kepada profit ataupun non-profit (organisasi pemerintah). Pengembangan organisasi mempunyai aspek-aspek yang saling terkait dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, aspek-aspek yang terkait dalam pengembangan organisasi terdiri dari aspek-aspek yang saling mempengaruhi. Seperti struktur organisasi tersebut, teknologi, dan individu yang ada didalamnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Rivai yang menyatakan bahwa pengembangan organisasi menitikberatkan pada struktur,

teknologi, dan orang-orang yang saling mempengaruhi. 31 Pendapat lain mengenai pengembangan organisasi yaitu mempunyai

fokus tidak hanya dari tataran proses saja, melainkan juga dari hasil yang akan dicapai. Dalam hal ini, aspek-aspek yang terhubung dalam melakukan pengembangan organisasi juga mempunyai orientasi hasil yang lebih baik dari

30. Rivai, Veithzal, “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 460.

31. Rivai, Veithzal, “Kepemimp inan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 461.

sebelumnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Thoha yang berpendapat bahwa pengembangan organisasi tidaklah hanya sesuatu yang dikerjakan untuk pencapaian keadaan organisasi yang lebih baik, melainkan merupakan suatu jenis proses perubahan, pemabaharuan, dan penyempurnaan

yang khusus dalam suatu organisasi. 32 Kemudian berdasarkan dari penjelasan mengenai pengembangan organisasi yang sudah dipaparkan, Rivai

menambahkan bahwa dalam pengembangan organisasi terdapat asumsi- asumsi yang menjadi tonggak dasar suatu perubahan organisasi. Dalam hal ini, asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut: 33

32. Thoha Miftah, “Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasi”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), 26. 33. Rivai, Veithzal, “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta: PT Raja

Tabel 1. Asumsi-Asumsi Pengembangan Organisasi

Asumsi Indikator Individual

a. Orang ingin tumbuh dan matang

b. Karyawan memiliki banyak hal untuk ditawarkan yang saat ini belum terpakai dalam pekerjaan (seperti energi dan kreativitas)

c. Sebagian besar karyawan menginginkan kesempatan untuk menyumbangkan kemampuannya

Kelompok

a. Kelompok dan tim adalah amat penting dalam keberhasilan organisasi

b. Kelompok memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku

individu

c. Peran yang kompleks yang dimainkan dalam kelompok memerlukan pengembangan keterampilan

Organisasi

a. Kontrol, kebijakan, dan aturan yang berlebihan bisa merusak organisasi

b. Konflik dapat dimanfaatkan asalkan disalurkan secara tepat

c. Tujuan individu dan organisasi dapat disesuaikan atau dicocokan

Dari tabel yang disampaikan diatas, asumsi-asumsi tersebut mengindikasikan bahwa dalam suatu pengembangan organisasi diperlukan

adanya strategi yang bersifat pembaharuan secara khusus. 34 Selain itu, berbeda dengan pendapat Rivai, menurut Frech dan Bell pengembangan organisasi

34. Rivai, Veithzal, “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta: PT Raja 34. Rivai, Veithzal, “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta: PT Raja

dibandingkan dengan isi yang substantif. Kemudian memberikan penekanan pada kerja tim sebagai suatu kunci untuk mempelajari lebih efektif berbagai macam perilaku organisasi. Selanjutnya memberikan penekanan pada manajemen yang kolaboratif dari budaya kerja tim. Kemudian memberikan penekanan pada manajemen yang berbudaya sistem keseluruhan. Selanjutnya mempergunakan model “action research”. Selanjutnya mempergunakan ahli- ahli perilaku sebagai agen pembaharuan atau katalisator. Dan suatu pemikiran dari usaha perubahan tersebut haruslah ditujukan bagi proses-proses yang sedang berlangsung serta memberikan penekanan kepada hubungan-hubungan kemanusiaan dan sosial.

Pengembangan organisasi diperlukan adanya keseriusan yang konsisten dalam melakukan strategi-strategi pengembangan. Dalam hal ini, perlunya konsistensi memberikan suatu kerangka kerja yang terarah dalam melakukan perubahan. Selain itu, menurut Thoha tujuan pengembangan organisasi adalah untuk mendapatkan kualitas kerja yang lebih baik,

produktivitas, kemampuan adaptif, dan efektivitas. 36 Kemudian untuk lebih jelasnya Thoha menyebutkan bahwa secara umum tujuan pengembangan

organisasi, yaitu 37 : Meningkatkan kepercayaan dan dukungan di antara para

35. Thoha Miftah, “Kepemimpinan dalam Manajemen (Suatu Pendekatan Perilaku), (Jakarta: Rajawali Press, 1993), 22.

36. Thoha Miftah, “Kepemimpinan dalam Manajemen (Suatu Pendekatan Perilaku), (Jakarta: Rajawali Press, 1993), 25.

37. Thoha Miftah, “Kepemimpinan dalam Manajemen (Suatu Pendekatan Perilaku),

anggota organisasi, meningkatkan kesadaran berkonfrontasi dengan masalah- masalah organisasi, baik dalam kelompok ataupun di antara anggota-anggota kelompok. Selanjutnya meningkatkan suatu lingkungan “kewenangan dalam tugas” yang didasarkan atas pengetahuan dan keterampilan. Kemudian meningkatkan derajat keterbukaan dan berkomunikasi, baik vertikal, horizontal, maupun diagonal. Selanjutnya meningkatkan tingkat kesemangatan dan kepuasan orang-orang yang ada dalam organisasi. Selanjutnya mendapatkan pemecahan yang sinergitik terhadap masalah- masalah yang mempunyai frekuensi besar. Dan meningkatkan tingkat pertanggungjawaban pribadi dan kelompok, baik di dalam pemecahan masalahnya maupun di dalam pelaksanaannya.

Dalam upaya untuk mencapai dari tujuan-tujuan pengembangan organisasi tersebut, Rivai menambahkan adanya beberapa nilai- nilai mendasar yang perlu diperhatikan, antara lain 38 : penghargaan pada orang lain atau

individu. Individu dipersepsikan untuk bertanggung jawab, teliti, dan punya perhatian. Oleh karena itu, hendaknya mereka diperlakukan secara layak dan hormat. Sikap percaya dan mendukung, yaitu organisasi yang efektif dan sehat dicirikan oleh kepercayaan, otentitas, keterbukaan dan adanya iklim ynag mendukung. Kenyamanan dalam kekuasaan, yaitu organisasi yang efektif mengurangi tekanan pada wewenang dan kontrol hierarkis. Konfrontasi, yaitu masalah- masalah dalam organisasi seharusnya tidak disembunyikan, tetapi masalah harus dihadapi secara terbuka. Partisipasi, yaitu semakin orang yang

38. Rivai Veithzal, “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta: PT Raja Grafindo 38. Rivai Veithzal, “Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi”, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Pengembangan organisasi ini diperlukan oleh penulis dalam mengkaji penelitian ini. Konsep mengenai pengembangan organisasi digunakan sebagai dasar dalam mengana lisis mengenai kelembagaan pemerintah provinsi sesuai dengan lokasi penelitian. Dengan konsep ini nantinya akan ditemukan mengenai

sebuah kelembagaan yang mengalami pengembangan dengan baik atau justru pengembangan yang menurun.