PERATURAN DI KELUARGA

Bab 5 PERATURAN DI KELUARGA

S aturan yang pasti atau berubah-ubah.

etiap pendidikan tentu membutuhkan peraturan atau tata tertib, ter- masuk dalam hidup berkeluarga. Terkadang ada keluarga yang banyak peraturan yang berarti dan ada juga keluarga yang tidak memiliki per-

Beberapa catatan penting mengenai peraturan di keluarga adalah:

5.1 PERATURAN KELUARGA MUTLAK DIPERLUKAN

Pakar keluarga, Dr. Larry Christenson mengatakan bahwa bila tidak ada peraturan yang dapat ditentukan dan dijalankan dengan tegak, kehidupan seseorang anak diombang-ambingkan oleh perubahan perasaan dan dorongan hati, baik dari dirinya sendiri ataupun dari orangtuanya. 1

58 Mendidik Anak

a. Peraturan harus logis/masuk akal

Pendidikan itu pada hakikatnya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. Pendidikan dan peraturan adalah dua hal yang berbeda namun satu paket. 2

Peraturan yang diberikan orangtua kepada anak haruslah peraturan yang logis untuk dilakukan. Orangtua tidak mungkin mendidik anak untuk melakukan peraturan yang mereka sendiri tidak pernah atau tidak bisa melakukannya. Jadi, tidak akan ada gunanya memberikan peraturan yang tidak logis untuk dilakukan oleh anak. Anak akan frustrasi. Bahkan anak makin kurang hormat terhadap peraturan orangtua.

Sebaliknya, peraturan itu harus masuk akal/logis untuk dilakukan sehingga membangun kepribadian anak yang tanggung jawab, mandiri dan respek pada wibawa otoritas orangtua.

b. Peraturan harus adil untuk semua anggota keluarga

Peraturan wajib berlaku bagi seluruh anggota keluarga. Orangtua harus bertindak adil dalam membagikan tugas kepada anak-anaknya. Jika orangtua bertindak adil pada semua anak-anaknya hal itu akan menanamkan benih rasa keadilan pada dan akan dituai di kemudian hari. Peraturan tanpa keadilan akan kehilangan kuasa. Makin cerewet orangtua, makin tidak didengar anak.

c. Peraturan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak

Setiap peraturan bagi anak bukan merupakan sesuatu yang permanen atau

Peraturan di Keluarga 59

Dr. James Dobson pakar fokus pada keluarga mengatakan bahwa anak yang diasuh di bawah aturan yang berubah-ubah akan bersikap seperti robot yang lemah atau menjadi pemberontak yang memendam akar pahit. 3

e. Peraturan harus tegas dan konsekuen

Agar peraturan itu bisa berjalan efektif maka setiap pelanggaran atas peraturan itu harus mendapat konsekuensinya yang setimpal. Peraturan tanpa konsekuensi akan kehilangan artinya.

Bila orangtua bersikap ragu-ragu atau bimbang dan tidak tegas atas apa yang benar dan tidak, antara yang boleh dan tidak,maka perilaku anak makin tidak dapat dikendalikan.

5.3 CONTOH PERATURAN DI KELUARGA

Sekali lagi, bahwa peraturan di keluarga harus disesuaikan dengan perkembangan usia anak dan kebutuhannya.

a. Waktu doa bersama

Orangtua harus menyediakan waktu khusus untuk terciptanya kesejahteraan rohani bagi setiap anggotanya. Tentang kapan waktu yang baik untuk mengadakan doa bersama, jika anak sudah sekolah sebaiknya sebelum mereka belajar. Namun yang terpenting, waktu doa bersama disesuaikan dengan keadaan/situasi anak kita. Usahakan anak masih dalam keadaan segar, bukan lelah/capek. Untuk anak pra sekolah, bisa diadakan sekitar jam 6 malam;

60 Mendidik Anak

c. Waktu belajar

Setiap hari anak perlu didorong belajarnya. Jam yang efektif bagi anak sekolah antara jam 6-8 malam. Belajar terlalu larut malam tidak baik bagi kesehatan anak. Anak bisa terlambat bangun anak dan menjadi malas. Orangtua perlu tegas dan konsisten, pada waktu jam belajar, anak harus sudah meninggalkan kegiatan bermain atau nonton TV, dan yang lainnya.

d. Waktu bermain

Anak perlu diajar pulang ke rumah tepat waktunya, kecuali sudah mendapat ijin orangtua. Waktu bermain perlu dibatasi bukan untuk mengekang waktu anak melainkan mengajar hidup disiplin penggunaan waktu. Ada waktu untuk belajar, bermain, sekolah, keluarga, ibadah dan sebagainya.

e. Waktu membantu orangtua

Orangtua perlu melibatkan anak dalam pekerjaan rumah seperti membersihkan rumah, halaman, kendaraan, kamar mandi dan lainnya. Setiap hari anak harus membereskan tempat tidurnya; pakaian kotor ditaruh di keranjang pakaian kotor; pakaian sekolah yang masih dipakai digantung, dan sebagainya. Tetapi orangtua perlu mengecek tugas anak tersebut apakah sudah dikerjakan atau belum.

1 Larry Christenson, Keluarga Kristen (Semarang : Metanoia,1994), 73 2 Bambang Mulyono, Mengatasi Kenakalan Remaja (Yogyakarta:Andi,1985),48 3 James Dobson, Kendalikan Selagi Mampu (Bandung : Kalam Hidup,1993), 84