Saran Kedudukan, Pengaturan Dan Pemanfaatan Wilayah Udara Dan Ruang Angkasa Nasional Indonesia Sebagai Negara Khatulistiwa

Indonesia wajib bertanggungjawab untuk membayar kerugian-kerugian yang diderita negara lain akibat aktifitas ruang angkasanya.

B. Saran

Dalam bagian akhir tulisan ini, maka penulis ingin memberikan saran yang berhubungan dengan seluruh isi dari tulisan ini. Mengingat perkembangan Hukum Angkasa Internasional yang masih relatif muda dan belum dikenal secara luas bila dibandingkan dengan bagian-bagian lain dari Hukum Internasional itu sendiri, maka dirasakan perlu adanya suatu proses intenasionalisasi lebih lanjut lagi atas segala aspek-aspek yang diaturnya. Dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Hukum Angkasa Internasional pun dirasakan belum menjamin suatu kepastian dalam hal penegakannya. Hal ini sangat berpengaruh dalam pengaturan segala aktifitas pemanfaatan ruang angkasa umumnya dan khususnya pemanfaatan orbit geostasioner yang dirasakan menimbulkan suatu ketidakadilan bagi negara-negara khatulistiwa dan negara- negara berkembang lainnya. Oleh karena itu, maka peranan PBB sebagai wakil dari masyarakat internasional diharapkan dapat lebih dominan dan lebih mengedepankan kepentingan dari mayoritas negara-negara di dunia khususnya negara-negara khatulistiwa dan negara-negara berkembang, dalam membuat suatu ketentuan peraturan Internasional mengenai pemanfaatan ruang angkasa dalam segala aktifitas-aktifitas dan objek-objek yang diaturnya. Universitas Sumatera Utara Melihat apa yang tercantum dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, maka konsekuensi logisnya adalah pemerintah Republik Indonesia harus atau wajib melindungi negara dari dampak negatif kegiatan ruang angkasa, dalam hal ini akibat yang dapat terjadi dari jatuhnya satelit atau benda angkasa lainnya di wilayah Republik Indonesia. Oleh karena itu, sebelum terbentuknya suatu undang-undang nasional yang menyangkut keruangangkasaan maka pemerintah Indonesia harus membuat suatu rumusan nasional mengenai penanggulangan akibat dari suatu aktifitas keruangangkasaan yang diakibatkan oleh satelit atau benda-benda angkasa buatan manusia lainnya di wilayah Republik Indonesia. Dan dengan demikian maka usaha untuk mencapai suatu kemakmuran bersama dan perdamaian dunia yang dicita-citakan oleh seluruh umat manusia di dunia dapat menjadi kenyataan. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Abdurrasyid, Priyatna, Kedaulatan Negara di Ruang Udara, Jakarta, 1972.