PENYERAPAN AIR WATER ABSORPTION

penambahan serutan karet lebih besar dari 40 Satyarno, 2006. Dengan demikian Batako yang dibuat dalam penelitian ini yang memanfaatkan campuran limbah Fly Ash + Kulit Kerang tidak kurang dari 10 sebagai substitusi semen serta pemakaian bersama dengan Batu Apung Pumice minimal 10 sebagai substitusi pasir, ternyata seluruhnya menghasilkan batako ringan.

4.2 PENYERAPAN AIR WATER ABSORPTION

Tabel dan perhitungan tentang penyerapan air sampel batako dapat dilihat pada Lampiran C. Pengukuran dilakukan sesuai dengan SNI 03 – 0349 - 1989. Hasil pengukuran penyerapan air untuk sampel nol nol persen substitusi baik semen maupun pasir adalah 10,12 . Penyerapan air oleh batako dengan komposisi Substitusi Pasir Tetap 20 dan komposisi jumlah Substitusi Semen-1 5 - 50 adalah 11,04 - 15,34 Gambar 4.7. Gambar 4.7. 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 SUBSTITUSI SEMEN-1 PEN YE R A PAN A IR Substitusi Pasir = 20 Sampel Nol Gambar 4.7 Hubungan Penyerapan Air terhadap Penambahan Substitusi Semen-1 pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap 20 Gambar 4.7 Hubungan Penyerapan Air terhadap Penambahan Substitusi Semen-1 pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap 20 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan grafik pada Gambar 4.7 tersebut dapat dilihat bahwa pemberian Substitusi Semen-1 5 - 20 menyebabkan penurunan Penyerapan Air jika dibandingkan saat belum diberi Substitusi Semen-1 yaitu di bawah 11,82, tetapi setelah Substitusi Semen-1 yang diberikan di atas 20, penyerapan air meningkat seiring dengan peningkatan jumlah Substitusi Semen-1. Peristiwa ini terjadi disebabkan tempat – tempat kosong diisi oleh kalsium silikat hidrat yang banyak terbentuk saat Substitusi Semen-1 5 - 20. Setelah pemberian Substitusi Semen-1 lebih besar dari 20 terdapat sisa fly ash yang tidak bereaksi dengan kalsium hidroksida membentuk kalsium silikat hidrat, sehingga hal ini akan menyebabkan kenaikan Penyerapan Air seiring dengan pertambahan jumlah Substitusi Semen-1. n-1. 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 SUBSTITUSI SEMEN-2 P E NY E RA P A N A IR Substitusi Pasir = 20 Sampel Nol Gambar 4.8 Hubungan Penyerapan Air terhadap Penambahan Substitusi Semen-2 pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap 20 Gambar 4.8 Hubungan Penyerapan Air terhadap Penambahan Substitusi Semen-2 pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap 20 Penyerapan air dengan komposisi Substitusi Pasir Tetap 20 dan komposisi jumlah Substitusi Semen-2 0 - 50 Gambar 4.8 adalah meningkat dari 11,82 - 15,96 . Penyerapan air dengan komposisi Substitusi Pasir Tetap 20 dan komposisi jumlah Substitusi Semen-2 0 - 50 Gambar 4.8 adalah meningkat dari 11,82 - 15,96 . Universitas Sumatera Utara 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 SUBSTITUSI SEMEN PEN Y ER A PAN AI R Fly Ash : Kulit Kerang = 1 : 1 Fly Ash : Kulit Kerang = 2 : 1 Sampel Nol Gambar 4.9 Perbandingan Penyerapan Air terhadap Penambahan Substitusi Semen pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap 20 Perbandingan besar penyerapan air antara batako yang menggunakan Substitusi Semen-1 dengan batako yang menggunakan Substitusi Semen-2 ditunjukkan pada Gambar 4.9. Dari gambar grafik penyerapan air tersebut terlihat bahwa penyerapan air oleh batako yang menggunakan Substitusi Semen-1 lebih kecil daripada penyerapan air oleh batako yang menggunakan Substitusi Semen-2 untuk kondisi Substitusi Pasir 20. Ini disebabkan faktor kulit kerang pada campuran itu bereaksi dengan Fly Ash setelah mendapat air. Hasil reaksi berupa kalsium silikat hidrat berfungsi sebagai matriks menempati ruang – ruang kosong antar partikel agregat. Semakin banyak jumlah Kulit Kerang yang dijadikan campuran substitusi semen maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi pembentukan kalsium silikat hidrat yang berfungsi sebagai matriks untuk mengisi Universitas Sumatera Utara ruang – ruang kosong antar partikel dan mengikat partikel – partikel tersebut sehingga akan memperkecil besar Penyerapan Air. 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 10 15 20 25 30 35 40 45 50 SUBSTITUSI PASIR PEN YER APAN AI R Substitusi Semen-2 = 20 Sampel Nol Gambar 4.10 Hubungan Penyerapan Air terhadap Penambahan Substitusi Pasir pada Kondisi Substitusi Semen-2 Tetap 20 Batako dengan komposisi Substitusi Semen-2 tetap 20 dan Substitusi Pasir berubah antara 0 - 50 memiliki penyerapan air antara 11,57 hingga menjadi 17,02 Gambar 4.10 . Universitas Sumatera Utara 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI PASIR PE N Y ER AP A N A IR Substitusi Semen-2 = 10 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI PASIR PE N Y ER AP AN A IR Substitusi Semen-2 = 30 Gambar 4.11 a Gambar 4.11 b 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI PASIR PE N Y E R AP AN A IR Substitusi Semen-2 = 40 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI PASIR PE N Y ER AP A N A IR Substitusi Semen-2 = 50 Gambar 4.11 c Gambar 4.11 d Gambar 4.11 Hubungan Penyerapan Air dengan Perubahan Jumlah Substitusi Pasir pada Kondisi Substitusi Semen-2 Tetap. a Semen-2 10 b Semen-2 30 c Semen-2 40 d Semen-2 50 Universitas Sumatera Utara Penyerapan Air oleh batako dengan komposisi Substitusi Semen-2 Tetap 10 dan Substitusi Pasir berubah dari 10 - 50 adalah 10,03 - 15,18 Gambar 4.11 a . Penyerapan Air oleh batako dengan komposisi Substitusi Semen-2 Tetap 30 dan komposisi Substitusi Pasir berubah dari 10 - 50 mengalami kenaikan dari 13,03 - 18,18. Gambar 4.11 b. Untuk batako dengan komposisi Substitusi Semen-2 Tetap 40 dan komposisi Substitusi Pasir berubah dari 10 - 50 Gambar 4.11 c memiliki Penyerapan Air 14,11 - 18,45 . Demikian juga untuk batako dengan komposisi Substitusi Semen-2 Tetap 50 dan komposisi Substitusi Pasir berubah dari 10 - 50 memiliki kemampuan Penyerapan Air 15,06 - 18,73 Gambar 4.11 d . 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 19,00 20,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI PASIR PEN Y ER A PAN A IR Substitusi Semen-2 = 10 Substitusi Semen-2 = 20 Substitusi Semen-2 = 30 Substitusi Semen-2 = 40 Substitusi Semen-2 = 50 Gambar 4.12 Perbandingan Kenaikan Penyerapan Air Akibat Perubahan Substitusi Pasir pada Kondisi Substitusi Semen-2 Tetap Perbandingan besar Penyerapan Air untuk batako dengan menggunakan Substitusi Semen-2 untuk berbagai variasi Substitusi Semen-2 yaitu 10, 20, 30, 40, 50 terhadap perubahan komposisi Substitusi Pasir dari 10 sampai dengan 50 ditunjukkan pada Gambar 4.12. Berdasarkan grafik Gambar 4.12 tersebut Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bagaimana kenaikan persentase penyerapan air terhadap pertambahan jumlah Substitusi Pasir untuk setiap komposisi Substitusi Semen-2 yang berbeda, yaitu semakin tinggi jumlah Substitusi Semen-2 yang digunakan maka persentase penyerapan air juga semakin tinggi. Gambar 4.13 a Gambar 4.13 b Gambar 4.13 c Gambar 4.13 d Gambar 4.13 Hubungan Penyerapan Air dengan Perubahan Jumlah Substitusi Semen-2 pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap. a Substitusi Pasir 10 b Substitusi Pasir 30 c Substitusi Pasir 40 d Substitusi Pasir 50 0,00 00 00 00 00 10,00 12,00 14,00 16,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI SEMEN-2 P E N Y ER AP AN A 2, 4, 6, 8, IR Substitusi Pasir = 10 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI SEMEN-2 P EN YE R AP AN AI R Substitusi Pasir = 30 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI SEMEN-2 PE N Y ER APA N A IR Substitusi Pasir = 40 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI SEMEN-2 PE N Y ER AP AN AI R Substitusi Pasir = 50 Universitas Sumatera Utara Penyerapan Air oleh batako dengan komposisi Substitusi Pasir Tetap 10 untuk variasi Substitusi Semen-2 10 - 50 cenderung mengalami kenaikan yaitu dari 10,03 menjadi 15,06 Gambar 4.13 a . Penyerapan Air terhadap kenaikan jumlah Substitusi Semen-2 dari 10 - 50 oleh batako dengan komposisi Substitusi Pasir Tetap 30 cenderung mengalami kenaikan dari 13,07 - 16,87 Gambar 4.13 b . Demikian juga Penyerapan Air untuk komposisi Substitusi Pasir Tetap 40 dan 50 masing – masing adalah 13,94 - 18,24 dan 15,18 - 18,73 Gambar 4.13 c dan Gambar 4.13 d. ar 4.13 c dan Gambar 4.13 d. 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 19,00 20,00 10 20 30 40 50 SUBSTITUSI SEMEN-2 PEN YER APAN AI R Substitusi Pasir = 10 Substitusi Pasir = 20 Substitusi Pasir = 30 Substitusi Pasir = 40 Substitusi Pasir = 50 Gambar 4.14 Perbandingan Kenaikan Penyerapan Air Akibat Perubahan Substitusi Semen-2 pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap 10, 20, 30, 40, dan 50 Gambar 4.14 Perbandingan Kenaikan Penyerapan Air Akibat Perubahan Substitusi Semen-2 pada Kondisi Substitusi Pasir Tetap 10, 20, 30, 40, dan 50 Perbandingan besar penyerapan air untuk batako dengan menggunakan Substitusi Semen-2 untuk berbagai variasi substitusi pasir yaitu 10, 20, 30, 40, 50 terhadap perubahan komposisi Substitusi Semen-2 dari 10 - 50 ditunjukkan pada Gambar 4.14. Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bagaimana kenaikan Perbandingan besar penyerapan air untuk batako dengan menggunakan Substitusi Semen-2 untuk berbagai variasi substitusi pasir yaitu 10, 20, 30, 40, 50 terhadap perubahan komposisi Substitusi Semen-2 dari 10 - 50 ditunjukkan pada Gambar 4.14. Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bagaimana kenaikan Universitas Sumatera Utara persentase penyerapan air terhadap pertambahan jumlah Substitusi Semen-2 untuk setiap komposisi Substitusi Pasir yang berbeda dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi jumlah Substitusi Pasir yang digunakan maka persentase penyerapan air juga semakin tinggi. Hasil penelitian pembuatan batako yang menggunakan semen, pasir, lumpur lapindo, dan 5 fly ash menghasilkan Penyerapan Air di atas 20, sedangkan pada batako lumpur lapindo tersebut tanpa menggunakan 5 fly ash memiliki penyerapan air kurang dari 20 Rofikatul, 2010. Penyerapan Air dari beton ringan menggunakan bahan baku batu apung yang dikeringkan secara alami adalah berkisar 17,8 - 18,9 Topcu, 2006. Penelitian pembuatan beton semen polimer berbasis rumah tangga menghasilkan beton dengan Penyerapan Air 26,7 Jumiati, 2009. Pada penelitian batako sekam padi komposit mortar semen, setelah perendaman 24 jam nilai Penyerapan Air lapisan luar diperoleh sebesar 7,06 Sumaryanto et al, 2009. Besar penyerapan air oleh seluruh batako yang terbuat dari pemanfaatan campuran limbah Fly Ash dan Kulit Kerang sampai dengan 50 sebagai Substitusi Semen-1 ataupun Substitusi Semen-2 bersama dengan Batu Apung sebagai Substitusi Pasir sampai dengan 50 adalah lebih kecil dari 20. Berdasarkan SNI 03-0349-1989 maka batako tersebut dapat digolongkan ke dalam batako type I, II, III, maupun IV.

4.3 KUAT TEKAN COMPRESSIVE STRENGTH