10
pembangunan desa. Diharapkan juga dengan akan dilakukannya penelitian ini dapat menambah wawasan dan menambah pengetahuan pembaca
mengenai sejarah lokal khususnya perkembangan desa. 3.
Sebagai perbandingan dan masukan bagi peneliti lain yang berkaitan tentang perkembangan Desa di masa yang akan datang.
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam memahami masalah penelitian ini, diperlukan beberapa referensi yang dapat dijadikan panduan penulisan nantinya. Untuk itu penulis menggunakan
beberapa literatur yang dapat mendukung tulisan ini dalam bentuk tinjauan pustaka. Buku-bukunya adalah sebagai berikut :
Soedjito dalam bukunya yang berjudul : Aspek Sosial Budaya Dalam Pembangunan Pedesaan 1987, menjelaskan tentang bagaimana kehidupan desa
pada zaman penjajahan yang akhirnya meninggalkan bekas-bekas kebudayaan yang ada pada masyarakat pedesaan. Sehinggga memberikan pengaruh yang begitu besar
pada masyarakat pedesaan. Dari buku ini juga dapat dilihat persoalan-persoalan mengenai proses perubahan dalam masyarakat pedesaan serta memiliki kesamaan
yang akan diteliti oleh penulis.
Buku terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Seminar Sejarah Lokal : Dinamika Masyarakat Pedesaan 1983, oleh Muhammad Takari dkk,
11
Memberikan gambaran tentang ciri-ciri masyarakat desa di Indonesia. Menunjukkan persamaan dan juga perbedaan gejala yang timbul dibeberapa desa. Berbeda melalui
adat-istiadat, kerukunan beragama, dan konflik yang terjadi dalam kaitannya terhadap pertumbuhan atau kemunduran suatu desa.
Buku Robert Chambers yang berjudul Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang 1996, menceritakan tentang bagaimana perjalanan sebuah desa yang
berawal dari keterbelakangan hingga nantinya berubah menjadi desa yang berkembang. Pembangunan yang terjadi dimulai dari kehidupan desa yang diawal
terbentuknya hingga memberikan perbandingan bagi desa yang mulai menunjukkan perkembangan. Perubahan yang terjadi didesa dipengaruhi oleh pemuka dan
penggerak yang ada di desa tersebut dengan dukungan dan dorongan mereka dapat memberikan perubahan yang positif bagi masyarakat, tanpa harus membedakan
akibat dari tujuan yang berbeda-beda. Pembangunan desa yang didukung dari kerjasama yang baik antara penduduk dan pemerintahan desa dapat menghasilkan
desa yang maju dan berkembang.
Buku yang berjudul Participatory Rural Appraisal : Memahami Desa Secara Partisipatif 1996 oleh Robert Chambers, mengkaji tentang partisipasi dan
tanggapan masyarakat dalam upaya membangun desa. Dari sini dapat dilakukan pendekatan untuk mengetahui tingkat kerjasama masyarakat dalam menanggapi,
12
menanggulangi, dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan kepentingan bersama dalam merancang pembangunan desa tersebut.
Koentjaraningrat dalam buku Beberapa Pokok Antropologi Sosial 1967, menjelaskan bagaimana batasan-batasan kajian yang terdapat dikehidupan sosial
masyarakat. Dalam buku menjelaskan perjalanan kehidupan penduduk dari zaman hanya mengandalkan fasilitas seadanya saja hingga nantinya berkembang
menggunakan fasilitas yang lebih memadai.
Penulis juga menggunakan rujukan dari Skripsi Handoko dengan judul “Perkembangan Desa Meranti Pasca Menjadi Ibukota Kecamatan Di Kabupaten
Asahan Tahun 1982-1990”, yang menceritakan bagaimana keadaan Desa Meranti sebelum ditunjuk sebagai ibukota kecamatan, bagaimana proses perkembangannya
hingga manfaat yang dirasakan masyarakat Desa Meranti itu sendiri setelah ditetapkan sebagai Ibukota Kecamatan Meranti.
Lega Lestari Sinaga, dalam Skripsi Pemberdayaan Pemerintahan Desa Dalam Upaya Mewujudkan Otonomi Desa : Desa Sigara-gara Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang 2010. Desa merupakan Institusi Otonom yang tradisi, adat istiadat dan hukumnya sendiri dan relatif mandiri. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat
keragaman yang tinggi. Dalam tulisan ini juga dijelaskan tentang perkembangan pemerintahan desa di Indonesia, pemberdayaan pemerintahan desa dalam kerangka
otonomi desa demi tercapainya desa yang mandiri.
13
1.5 Metode Penelitian