5. Full Feathering Pitch Propeller Sebuah baling-baling yang memiliki kemampuan untuk mengubah tepi bilah
untuk menghilangkan gaya hambat. Istilah feathering mengacu pada pengoperasian memutar bilah untuk tujuan menghentikan rotasi baling-baling.
6. Reversing Pitch Propeller Sebuah baling-baling yang memiliki kemampuan untuk membalikkan gaya
dorong. Ketika bilah dibalik, bilah tersebut diputar di bawah sudut positif hingga sudut negatif bilah diperoleh untuk menghasilkan gaya dorong yang berlawanan.
Selanjutnya gaya dorong tersebut berubah menjadi gaya hambat bertujuan dalam proses pendaratan pesawat dan dalam mengurangi panjang pendaratan.
7. Beta Conrol Pitch Propeller Sebuah baling-baling yang memungkinkan penggunaan reposisi sudut bilah
dengan menggunakan tuas listrik manual sehingga gaya dorong yang dihasilkan dapat disesuaikan.
2.2 Airfoil
Airfoil merupakan suatu bentuk geometri yang dibuat untuk menghasilkan gaya angkat yang lebih besar daripada gaya hambat pada saat ditempatkan pada
sudut tertentu pada suatu aliran udara. Airfoil mempunyai bentuk ujung lancip untuk menjamin aliran udara sedapat mungkin sealiran.
Airfoil dapat menghasilkan gaya angkat yang dibutuhkan untuk mempertahankan pesawat terbang tetap di udara. Untuk menghasilkan gaya angkat
ini maka airfoil tersebut perlu terus bergerak di udara. Harus diingat pula bahwa tidak mungkin hanya mendapatkan gaya angkat saja tanpa menghasilkan gaya
hambat. Gaya hambat ini harus diperkceil agar tenaga pendorong airfoil tidak
mengalami hambatan yang besar, gaya angkat dan gaya hambat dipengaruhi oleh: 1. Bentuk airfoil
2. Luas permukaan airfoil 3. Pangkat dua dari kecepatan aliran udara
4. Kerapatan udara
Universitas Sumatera Utara
2.3 Bagian – Bagian Propeler
Untuk menjelaskan teori propeller, perlu terlebih dahulu mengetahui bagian – bagian dari geometri propeller. Pada gambar 2.6 di bawah ini, terdapat sebuah
propeller berjenis dua bilah yang telah banyak digunakan dibandingkan 3 bilah.
Gambar 2.1 Bagian – Bagian Propeler
Berikut adalah bagian – bagian yang terdapat pada sebuah propeler: 1. Leading Edge Bagian depan
Merupakan bagian depan sebuah airfoil yang berfungsi untuk memotong udara. Ketika udara terbelah, maka aliran udara akan melewati permukaan yang
melengkung cambered face dan bagian bawah yang rata flat face 2. Trailing Edge Bagian belakang
Merupakan bagian belakang sebuah airfoil yang berfungsi untuk menyearahkan aliran udara yang terlebih dahulu terbelah ketika melewati leading edge.
3. Tip Merupakan bagian terluar propeller dari Hub.
4. Root Adalah bagian dari baling yang terdekat dengan hub.
5. Hub Merupakan pusat propeller sebagai bagian dimana baling – baling melekat.
Universitas Sumatera Utara
Luas permukaan dari sebuah baling propeller dapar dilihat dari gambar 2.2 di bawah ini. Melalui gambar ini terlihat bahwa pada sebuah baling blade terdapat
leading edge sebagai bagian terluar dari propeller, trailing edge sebagai bagian dalam, cambered side sebagai daerah melengkung dan flat side atau face sebagai
bagian yang rata. Baling–baling propeller memiliki bentuk airfoil yang serupa dengan sayap pesawat sebagaimana terlihat di gambar 2.2.
Gambar 2.2 Luas Permukaan Sebuah Baling Propeller Sumber Kroes, 1994
Dikarenakan baling – baling dan sayap dari sebuah pesawat memiliki bentuk yang sama, maka tiap baling – baling dari propeller dapat dianggap sebagai sayap
pesawat yang berotasi dalam ukuran yang lebih kecil, pendek dan tipis. Ketika baling – baling mulai berputar, udara akan mengalir di sekitar baling – baling sama halnya
ketika udara mengalir di sayap pesawat. Perbedaannya adalah pada sayap pesawat, aliran udara ini mengakibatkan terangkatnya sayap ke atas, namun pada propeller,
aliran udara ini mengakibatkan propeller maju ke depan.
2.4 Dasar Elemen Propeller