BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari membuat modelling propeller dengan tipe airfoil NACA M6 menggunakan software solidwork, menampilkan visual hasil
simulasi aliran udara berupa karakteristik perubahan aliran udara yang terjadi ketika propeller berputar pada variasi kecepatan, hasil simulasi Ansys-Fluent berupa kontur
tekanan pada propeller dan simulasi Ansys-Static Strutural berupa kontur tegangan pada propeller.
4.1 Membuat Modelling Propeller Tipe NACA M6
1. Setelah menginput geometri airfoil seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kemudian airfoil tersebut diskalakan dengan perintah scale entities
menjadi 2 kali sehingga panjang airfoil menjadi 2 cm. Ini dilakukan agar bilah propeller yang terbentuk menjadi lebih tebal dan tidak mudah patah.
Gambar 4.1 Skala airfoil
Pada gambar diatas, airfoil diskalakan menjadi 2 kali dari sebelumnya dengan menekan airfoil yang kemudian diatur skalanya.
2. Langkah berikutnya dalam modelling propeller ini adalah membuat airfoil yang telah diskalakan sebelumnya menjadi bilah propeller. Ini dilakukan dengan
membuat airfoil yang sama pada jarak 28 cm dari airfoil yang pertama dengan
Universitas Sumatera Utara
perintah plane. Namun pada airfoil pada jarak 28 cm tersebut diperbesar lagi agar sudut puntir bilah propeller lebih besar.
Gambar 4.2 Plane airfoil pada jarak 28 cm
Pada gambar diatas, pembentukan airfoil pada plane dengan menggunakan spline agar sesuai dengan airfoil awal yang kemudian diskalakan kembali.
3. Selanjutnya dihubungkan antara airfoil yang satu dengan airfoil yang lain dengan perintah loft. Maka akan terbentuk sebuah bilah propeller yang sesuai dengan tipe
airfoil NACA M6.
Gambar 4.3 Loft antara kedua airfoil
Pada gambar diatas, airfoil pertama dipilih dan selanjutnya airfoil kedua, maka akan terbentuk garis-garis penghubung yang membuat kedua airfoil ini menjadi bilah.
Universitas Sumatera Utara
4. Bilah propeller yang terbentuk ini pada ujungnya tidak mampu dalam menghasilkan udara yang baik. Maka ujung propeller tersebut dibuat seperti lonjong
dengan cara membuat titik pada plane dengan jarak 4 cm yang kemudian akan di loft kembali pada titik tersebut.
Gambar 4.4 Loft plot pada jarak 4 cm
Pada gambar diatas, permukaan bilah propeller tersebut dipilih dan kemudian titik pada plane maka permukaan bilah terserbut akan menuju ke titik tersebut sehingga
terlihat meruncing, namun dapat diatur menjadi lengkung 5. Bilah propeller telah terbentuk keseluruhan dengan panjang 33 cm. Namun bilah
ini masih belum mampu menghasilkan udara ketika berputar.Oleh karena itu perlu dilakukan puntiran pada bilah tersebut. Inilah yang dimaksud sudut serang dari bilah
propeller. Sudut serang ini mampu menghasilkan aliran udara pada saat propeller berputar.
Gambar 4.5 Input sudut puntir pada bilah propeller
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.5, badan bilah propeller ini menjadi area terjadinya sudut puntir ini. Namun dapat diatur panjang dari puntiran tersebut. Agar bagian yang menempel
pada hub tidak terpuntir. 6. Bilah propeller ini perlu tempat untuk menempel pada saat propeller berputar. Hub
merupakan pusat dari bilah-bilah propeller ini menempel. Untuk membuat hub, diawali dengan membuat lingkaran pada bilah propeller tersebut yang kemudian
dengan perintah extrude, lingkaran tersebut akan membentuk sebuah tabung. Tabung ini adalah hub tempat bilah propeller tadi melekat. Kemudian bagian atas hub dibuat
lonjong agar aliran udara terdistribusi dengan baik ketika melewati hub.
Gambar 4.6 Proses pembuatan hub propeller
Pada gambar diatas, pembuatan hub ini disesuaikan dengan tebal bilah. Hub yang tipi akan membuat terjadi patah pada pangkal bilah yang menempel pada hub.
7. Propeller NACA M6 ini terdiri dari 3 bilah. Maka dengan perintah CirPattern, bilah propeller tadi dapat dibentuk. Bilah lainnya akan terbentuk berdasarkan letak
hub. Jarak antar 3 bilah ini ditetapkan dari sudut putaran 360 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Membuat 3 bilah propeller
Pada gambar diatas, bagian bilah yang dibuat menjadi 3 adalah bilah yang telah terpuntir sebelumnya dengan memberi ceklis pada Geometry Pattern.
Pembuatan modelling propeller dengan menggunakan tipe airfoil NACA M6 telah selesai. Propeller tersebut dapat ditampilkan secara keseluruhan seperti gambar
berikut
Gambar 4.8 Bentuk propeller secara keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
4.2 Melakukan simulasi propeller