139 14.
Baris 17 untuk A ditentukan menggunakan rumus A = 15.
Baris 18 untuk gᵒ ditentukan menggunak rumus gᵒ = g – n 360
g. Skema VIII
Skema VIII dapat dibagi menjadi 3 tiga kelompok yaitu: 1.
Untuk menghitung 1 + w dan w untuk S dan MS . Baris 1 adalah harga V untuk K , misalnya V = 146,10
Baris 2 adalah harga u untuk K , misalnya u = 8,60 Baris 3 adalah penjumlahan V dan u atau V + u yang merupakan sudut,
misalnya V + u = 146,10 + 8,60 Baris 4 adalah wf yang diperoleh dengan menggunakan cara interpolasi.
Cara hitungannya yaitu: V + u = 154,70. Nilai ini berada diantara sudut 150
ᵒ dan 160ᵒ bedanya 10. Beda antara 154,70 – 150 = 4,70. Jadi cara interpolasi untuk menghitung wf adalah:
wf = wf K sudut 150
ᵒ + = 13,60 +
= 13,60 – 1,128 = 12,472 ≈ 12,50
Baris 5 adalah Wf yang diperoleh menggunakan cara interpolasi menggunakan tabel nilai w, W dan 1 + W. Cara menghitungnya yaitu: V
+ u = 154,70 dan nilai ini berada diantara sudut 150 ᵒ adalah –0,157 dan
160 ᵒ adalah –0,245 bedanya 10. Beda antara 154,70 – 150 = 4,70. Jadi
cara interpolasi untuk menghitung Wf adalah:
Wf = Wf K sudut 150 ᵒ +
= –0,157 +
= –0,157 – 0,04136 = –0,19836 ≈ –0,20
Baris 6 adalah mencari nilai f Persamaan 4.33 sd 4.38. Untuk mencari nilai f pada K menggunakan persamaan yang telah ditentukan:
Universitas Sumatera Utara
f K = 1,0241 + 0,2863 cos N + 0,0083 cos 2 N – 0,0015 cos 3 N
= 1,0241 + 0,2863 cos –1914,33 + 0,0083 cos 2 –1914,33 –
0,0015 cos 3 –1914,33 = 0,8992 ≈ 0,90
Baris 7 adalah w yang diperoleh dengan cara w = wf baris 5 f baris 6, jadi nilai w yang didapatkan adalah 12,50 0,90 = 11,25
Baris 8 adalah W yang diperoleh dengan cara W = Wf baris 5 f baris 6, jadi nilai W yang didapatkan adalah
–0,20 0,90 = –0,18 ≈ –0,20 Baris 9 adalah 1 + W yang diperoleh dengan cara 1 + W baris 8. Jadi
nilai 1 + W yang didapatkan adalah 1 + –0,20 = 0,80
2. Untuk menghitung 1 + w dan w untuk K .
Baris 1 yaitu harga 2V untuk K baris 7 skema VII, 2 146,10 = 292,20 Baris 2 yaitu harga u untuk K baris 8 skema VII, misalnya 8,60
Baris 3 adalah penjumlahan 2V dan u atau 2V + u yang merupakan
sudut, misalnya 2V + u = 292,20 + 8,60 = 300,80 Baris 4 adalah wf dan dapat diperoleh dengan cara interpolasi. Cara
hitungannya 2V + u = 300,80 dimana nilai ini berada diantara sudut 300 ᵒ
dan 310 ᵒ bedanya 10. Beda antara 300,80 – 300 = 0,80. Jadi, cara
interpolasi untuk menghitung nilai wf adalah:
wf = wf K sudut 300 ᵒ +
= 13,80 + = 13,80 + 0,080
–2 = 13,64 ≈ 13,70
Baris 5 adalah Wf dan dapat diperoleh menggunakan cara interpolasi. Cara hitungannya 2V + u = 300,80. Nilai ini berada diantara sudut 300
ᵒ dan 310
ᵒ bedanya 10. Beda antara 300,80 – 300 = 0,80. Jadi, cara interpolasinya untuk menghitung Wf adalah:
Universitas Sumatera Utara
141 Wf = Wf K sudut 300
ᵒ + = 0,201 +
= 0,201 + 0,003 = 0,204 ≈ 0,20
Baris 6 adalah f yang dapat diperoleh menggunakan cara interpolasi. Cara interpolasinya sama dengan skema VII.
Baris 7 adalah w dengan rumus Baris 8 adalah W dengan rumus
Baris 9 adalah 1 + W diperoleh dengan cara 1 + W = 1 + 0,20 = 1,20
3. Untuk menghitung 1 + w dan w untuk N .
Baris 1 adalah 3V untuk M baris 7 skema VII. Jadi 3 V M = 203,10 Baris 2 adalah 2V untuk N baris 7 skema VII. Jadi 2 V N = 544,90
Baris 3 adalah selisih 3V dan 2V atau 3V – 2V yang merupakan sudut.
Jadi, 3V – 2V = 203,10 – 544,90 = –341,80. Karena bernilai negatif,
maka diusahakan nilainya positif dengan cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Jadi pembantunya 1 360 = 360 dan hasilnya
adalah nilai hasil awal ditambah nilai pembantu: –341,80 + 360 = 18,20
Baris 4 adalah w yang diperoleh dengan cara interpolasi. Cara hitungannya M
– N = 18,20. Nilai ini berada diantara sudut 10ᵒ dan 20ᵒ bedanya 10. Beda antara 18,20
– 10 = 8,20. Jadi interpolasi untuk menghitung w:
w = w sudut 10
ᵒ + = 1,60 +
= 1,60 + 1,23 = 2,83 Baris 5 adalah 1 + W yang diperoleh dengan cara interpolasi. Cara
hitungannya 3V – 2V = 238,80 dan nilai ini berada diantara sudut 230ᵒ
dan 240 ᵒ bedanya 10. Beda antara 238,80 – 230 = 8,80. Jadi, cara
interpolasi untuk menghitung 1 + W adalah:
Universitas Sumatera Utara
1 + W = W sudut 10 ᵒ +
= 1,182 – 0,82 0,008
= 1,182 – 0,0656 = 1,1164 ≈ 1,2
Setelah selesai, pindahkan harga amplitudo A dan beda fase g ᵒ untuk
setiap komponen dari skema VII Tabel 4.24 ke hasil terakhir dengan nilai pembulatan Tabel 4.25. Hasil perhitungan akhir diperlihatkan oleh Tabel 4.26.
Tabel 4.24. Hasil perhitungan skema VII
Universitas Sumatera Utara
143 Tabel 4.25. Hasil perhitungan skema VIII
Tabel 4.26. Hasil perhitungan akhir
Dengan menggunakan Persamaan 2.1, bilangan formzahl yang didapatkan adalah 0,45 0,25 F 1,5 dan tergolong tipe pasang surut campuran
condong ke harian ganda
mixed tide prevailing semi diurnal type
.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Metode Perhitungan Potensi Energi Listrik