By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 18
I.7. Sistematika Laporan. BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah dan batasan , pendekatan, asumsi-asumsi , kerangka berpikir , dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang deskripsi proyek, tinjauan lokasi proyek, serta studi banding proyek sejenis, tinjauan Umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor pendukung
proyek secara umum.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis.
BAB IV ANALISIS
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar
pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik luar maupun dalam.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.
DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan
perancangan kasus proyek.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 19
Bab II DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul.
Judul dari proyek ini adalah one tree hill resort hotel. Berikut ini merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut:
• One tree hill:
Adalah nama bukit yang berada di simalem. Dinamakan one tree hil karena terdapat
satu pohon pinus tepat berada di puncak bukit. • Hotel:
Secara etimologi, hotel berasal dari kata Hospitium Latin yang berarti ruang tamu. Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat menginap
dan makan orang yang sedang berada dalam perjalanan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Pustaka, hal 408
Bangunan yang dikelola secara komersil yang memberikan fasilitas pelayanan yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan makan dan minum
pelayanan kamar, barang bawaan, pencucian pakaian, dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan hiasan yang ada di dalamnya. Menurut Surat Keputusan
Menteri Perhubungan RI No. PM 10PW-301Phb. 77, tanggal 22 Desember 1977
Akomodasi yang menggunakan sebahagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum
yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.
Dirjen Pariwisata – Depparpostel • Resort:
Late Middle English denoting something one can turn to for assistance: from Old French resortir, from re-again + sortir come or go out. The sense place frequently
visited dates from the mid 18th century. www.oxforddictionaries.com
A place that is frequented for holidays or recreation or for a particular purpose. www.oxforddictionaries.com
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 20
Resort adalah sebuah tempat yang digunakan untuk tujuan rekreasi atau relaksasi yang menarik pengunjung pada saat liburan. Resort adalah tempat, kota, atau
terkadang bangunan komersial yang dioperasikan oleh suatu perusahaan.
5
Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang untuk menikmati potensi alamnya. A.S Hornby, Oxford Learner’s dictionary of Current
English, Oxford University Press, 1974
Sebuah hotel resort sebaiknya memiliki lahan yang ada kaitannya dengan objek wisata, oleh sebab itu resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung
kecil dan juga pinggiran pantai. Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwisata. Jakarta:Akademi
Pariwisata Trisakti, 1999 Jadi pengertian dari judul “ One tree Hill Resort Hotel “ adalah :
“ Suatu tempat atau bangunan yang menyediakan fasilatas makanan, minuman, serta akomodasi yang dikunjungi secara berkala oleh masyarakat dengan tujuan hiburan,
rekreasi, dan relaksasi dan bukan dengan tujuan komersil “.
II.2 Tinjauan Umum.
Tinjauan umum membahas tentang hotel resort secara keseluruhan dan Danau Toba secara umum.
II.2.1. Sejarah Perkembangan Hotel II.2.1.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika
Usaha hotel mungkin dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan usaha komersial yang tertua di dunia , hal tersebut terbukti bahwa penginapan yang pertama yaitu penginapan yang
berbentuk Inn, didirikan pada tahun 3000 B.C . Penginapan berbentuk Inn , adalah rumah – rumah pribadi dengan beberapa kamar disediakan bagi para pejalan kaki untuk istirahat atau
tidur , satu ruangan kamar ditempati oleh beberapa tamu, dan kadang – kadang untuk tidur hanya disediakan tikar , kualitas kebersihan ruangan pada waktu itu belum diperhatikan ,
makanan yang disediakan untuk tamunya adalah makanan yang sangat sederhana. Kenudian pada tahun 961 A.D di Swiss – Alpine sudah terdapat sebuah hotel bernama Le Grand Saint
Bernard Hospice yang dibangun oleh Augustinian Monks.Pada waktu itu hotel dibangun untuk menyediakan penginapan bagi orang – orang yang melakukan ziarah dari dan ke Roma.
Struktur bangunan hotel tersebut menggunakan batu – batu besar sebagai tiang , dan dengan fasilitas 70 atau 80 tempat tidur yang dapat menampung sebanyak 300 orang.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 21
Di Amerika , pada tahun 1794 untuk yang pertama kali dibangun khusus sebuah hotel dengan nama City Hotel , di kota New York. Usaha hotel di negara – negara barat terus
berkembang dan antara tahun 1800-an negara Amerika menjadi negara pengembang usaha hotel yang utama. Pada waktu itu , oleh karena harga sewa kamar dan makanan yang mahal ,
maka hanya kaum hartawan sajalah yang dapat menikmati menginap di hotel yang mewah bergaya Eropa.
Hotel – hotel jaman dahulu , baik di Eropa maupun di Amerika , pintu kamar tidur tanpa dilengkapi dengan kunci , tidak mempunyai ruang lobby , dan tidak mempunyai khusus
pintu masuk ke ruang hotel. Kemudian pada tahun 1829 hotel Tremont House di Boston , Amerika untuk yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan ruang lobby , menyediakan
kamar privat dengan pintu kamar – kamarnya dipasang kunci pengaman, serta disetiap kamar dilengkapi dengan system drainase.
Pada periode awal tahun 1900-an , pelayanan hotel secara professional mulai dikembangkan oleh Ellsworth M.Statler seorang operator hotel Amerika , membuka usaha
hotelnya yang dilengkapi dengan beberapa keistimewaan – keistimewaan yaitu , setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Kemudian pada pertengahan
tahun 1900-an beberapa hotel di Amerika dimiliki oleh individu ataupun suatu perusahaan memiliki beberapa hotel , dan pada saat itulah melalui berkembangnya hotel – hotel yang
dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel hotel chains .
II.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia
Perkembangan hotel modern dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep – konsep manajemen hotel modern di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia di
Jakarta pada tahun 1962. Untuk mengetahui secara pasti kapan sebenarnya usaha hotel di Indonesia mulai
dikelola secara komersial adalah sulit , tetapi yang jelas sejak jaman penjajahan Belanda sudah terdapat usaha akomodasi yang dikelola secara komersial, walaupun pada waktu itu
belum dikelola secara modern , sebagai contoh : Hotel Savoy Homan , Bandung dibangun pada tahun 1888 , kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai 1939. Kemudian hotel
Preanger dibangun pada tahun 1897 dan pada waktu itu masih menyatu dengan took, kemudian dibangun kembali sebagai suatu hotel yang lebih terkonsep pada tahun 1928. Hotel
Mij De Boer di Medan , Sumatera Utara didirikan oleh Aeint Herman de Boer , orang
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 22
Belanda , pada tahun 1898. Pada saat itu hotel Mij de Boer merupakan hotel yang paling megah di Medan yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah
Belanda yang datang ke Sumatera Utara. Kemudian pada tanggal 14 Desember 1957 , dalam rangka nasionalisasi perusahaan – perusahaan asing , hotel Mij de Boer diambil alih
pemerintah Republik Indonesia diganti namanya menjadi hotel Dharma Bhakti , dan sekarang namanya diganti lagi menjadi hotel Dharma Deli. Di Yogyakarta juga terdapat sebuah hotel
lama yaitu Grand Hotel de Djokya berlokasi di jalan Malioboro , didirikan tahun 1908 dan beroperasi pada tahun 1911. Setelah mengalami beberapa kali proses renovasi , saat ini hotel
tersebut berganti nama menjadi hotel Garuda. Dengan adanya usaha – usaha renovasi bangunan hotel pada waktu itu , hal ini menunjukkan suatu keinginan untuk memperbaiki
fasilitas hotel yang lebih baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan akomodasi secara komersial
di Indonesia sudah dimulai dari sejak zaman Belanda , walaupun pada waktu itu cara pengelolaannya masih menggunakan konsep pengelolaan penginapan , dan belum
menggunakan konsep pengelolaan hotel seperti sekarang.
II.2.2. Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM bahasa Latin, artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan
pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House rumah besar yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL.
Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang
host, dan semua tamu-tamu yang selama menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host HOST HOTEL. Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan.
Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.
Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut : • Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 23
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
• Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10PW – 301Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi
setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. • Menurut Webster
Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk
menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.
Menurut Hotel Proprietors Act , 1956 , hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola
oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus , maksudnya perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan –
perundingan sebelumnya. Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.
1995 , menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap , makanan dan pelayanan – pelayanan lain untuk umum.
II.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia
Pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata , Pos dan Telekomunikasi No. KM 37 PW.340MPPT-86 tentang Peraturan
Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I , Pasal 1 , Ayat b dalam surat keputusan tersebut menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan , makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
2.2.3. Pengertian Resort
• Menurut Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988
, Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar
tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 24
raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta
keperluan usaha lainnya.
• Menurut John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987, Resort
adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantaidi pegunungan yang banyak dikunjungi.
• Menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford
University Press, 1974 , Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering
dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. • Menurut Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti,
1999 , Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus
untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila
ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini.
• Menurut Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil
Publication 1988 , Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya
sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. • Menurut Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti,
1999 , Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang adakaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan,
lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.
II.2.4. Pengertian Hotel Resort
Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang umunya terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya
terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk
berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 25
II.2.5. Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort
Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor
berikut : a Berkurangnya waktu untuk beristirahat
Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.
b Kebutuhan Manusia akan rekreasi Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan
menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka. c Kesehatan
Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik
para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan
akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan. d Keinginan Menikmati Potensi Alam
Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan
masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga
dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.
II.2.6. Karakteristik Hotel Resort
Ada 4 empat karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu :
a. Lokasi
Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton”
dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya. Fred
Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson-Guptil, 1995
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 26
b. Fasilitas
Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang
tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape. Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development,
The Achithectur Ltd, London, 1977
c. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort
cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.
d. Segmen Pasar
Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan pengunjung yang ingin berlibur, bersenang- senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki
panorama yang indah.
II.2.7. Klasifikasi Hotel
Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :
• Luas Bangunan • Bentuk Bangunan
• Perlengkapan fasilitas • Mutu Pelayanan
Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10PW. 301Pdb – 77
tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :
• Jumlah Kamar yang tersedia • Fasilitas yang tersedia
• Peralatan yang digunakan • Mutu Pelayanan yang dimiliki
Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 lima kelas hotel, yaitu :
• Hotel Bintang 1
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 27
• Hotel Bintang 2 • Hotel Bintang 3
• Hotel Bintang 4 • Hotel Bintang 5
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.
Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan
fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3HK 001MKP 02 tentang penggolongan
kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.
Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa , yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
• Transient Hotel , adalah hotel yang letak lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
• Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau
tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan
pelayanan kebersihan kamar • Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata ,
dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu – tamunya.
Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu :
• Hotel international standard • Hotel semi international standard
• Hotel national standard • Hotel non national standard non claccipied
Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu : • Management system sistem pengelolaan
• Room capacity system sistem kapasitas kamar
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 28
• Facilities system sistem fasilitas yang dimiliki • Employment system sistem penempatan pegawai
• Administration system sistem administrasi
Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar kecilnya hotel yaitu : • Hotel kecil small hotel : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu
• Hotel rata – rata kecil sedang small average size hotel : jumlah kamar 26 – 99
kamar tamu • Hotel rata – rata sedang menengah medium average size hotel : jumlah kamar 100
– 299 kamar tamu • Hotel besar large hotel : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu
Pengelompokan hotel menurut sistem perencanaan penentuan tarifnya yaitu : • European Plan EP : sistem penentuan tariff yang dicantumkan hanya harga sewa
kamarnya tidak termasuk makan – minum dan lainnya • American Plan AP : sistem penentuan tarifsewa kamar ala Amerika dimana harga
yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan • Full American Plan FAP : sistem penentuan tarifsewa kamar dimana harga yang
ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras • Modified American Plan MAP : sistem penentuan tarifsewa kamar dimana harga
yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 2 meals • Bermuda Plan atau Dual Plan BP DP : sistem penentuan tarifsewa kamar dimana
harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast • Continental Plan CP : sistem penentuan tarifsewa kamar dimana harga yang
ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental Pengelompokan hotel menurut lokasi yaitu :
• City Hotel atau Business Hotel • Highway hotel atau motor hotel
• Mountain hotel • Resort hotel atau beach hotel
Pengelompokan hotel menurut ukuran mayoritas tamunya yang menginap yaitu :
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 29
• Hotel yang mayoritas tamunya “ businessman “ disebut business hotel • Hotel yang mayoritas tamunya remaja disebut youth hotel hostel
• Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita disebut woman hotel • Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat cure hotel
Pengelompokan hotel yang ditinjau dari segi hari – hari operasinya yaitu : • Seasonal hotel , hotel yang hanya beroperasi secara musiman
• Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun.
II.2.8. Klasifikasi Resort
Jenis – jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata antara lain : 1. Resort Gabungan Integrated Resort
Resort gabungan berorientasi khusus pada keistimewaan alam seperti pantai , laut , lereng ski , pemandangan gunung , atau keistimewaan lain seperti sejarah ,
lapangan golf , dan fasilitas olahraga lainnya , termasuk di dalamnya perkampungan pedesaan untuk berlibur
Resort gabungan dapat memiliki variasi menurut ukuran dari satu hotel dengan hotel lainnya , menurut keseluruhan jumlah kamar , menurut fasilitas pelayanan
seperti olahraga , rekreasi , atau konferensi. Beberapa resort gabungan juga dibedakan menurut tingkat pelayanan akomodasi , misalnya tipe hotel dan cottage
dengan pelayanan pribadi , apartemen , town house dan villa. Contoh resort di kepulauan Hawai.
2. Resort Perkotaan Town Resort Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktivitas pada komunitas
perkotaan , tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktivitas resort yang memiliki akomodasi seperti hotel dan pelayanan wisata. Contoh resort di kota – kota Eropa
, Amerika Utara , pantai australia , dan Jepang. 3. Resort Retreat Retreat Resort
Skala resort retreat lebih kecil , kira – kira 20 – 25 kamar , tetapi direncanakan dengan analisa dan kelayakan yang hati – hati. Karena karakter khusus resort ini
yang akses pencapaiannya terbatas , melayani tamu yang menginginkan
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 30
ketenangan , lingkungan yang menyendiri , tetapi diikuti oleh aktivitas rekreasi , seperti berburu , menyelam , memancing. Contoh resort – resort di karibia dan
pulau – pulau Pasifik. Beberapa resort yang termasuk dalam jenis resort berdasarkan lokasi dan
kelengkapan atraksi wisata : 1. The Beach , Golf and Tennis Resort
Resort di sepanjang pantai yang selain menyediakan unit hunian yang baik , juga menyediakan fasilitas tenis dan golf serta variasi fasilitas olahraga dan kebugaran
fitness yang diharmonisasikan dengan suasana pantai atau pegunungan. 2. The Vacation Village Dusun Wisata
Bentuk bangunan dusun wisata meniru bentuk bangunan setempat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan merupakan sebuah kompleks bangunan besar
dan modern yang meniru konsep dusun. 3. The Health Spa Resort
Resort yang menawarkan fasilitas tambahan berupa perawatan dan penyembuhan penyakit tertentu dengan air mineral.
4. The Marina Hotel Biasa disebut juga Floating Hotel , yakni bentuk penginapan yang terdapat di tepi
sungai atau laut yang membutuhkan akses pencapaian yang mandiri dan memiliki jumlah tamu tertentu selama perjalanan.
II.2.9. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 5
Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 5 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut :
1. Lokasi dan Lingkungan • Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umumpribadi roda empat langsung ke area
hotel dan dekat dengan tempat wisata. • Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang
berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang mengerat.
2. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan. 3. Hotel harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 31
4. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi • Hotel harus mempunyai sarana kolam renang dewasa dan anak-anak.
• Tersedianya area permainan anak. • Tersedianya Diskotik atau Night Club.
• Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air. • Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti mendaki
gunung, menunggang kuda atau berburu. • Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi lainnya
merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center, sauna, billiard, jogging.
5. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
• Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barangproduksi hotel.
• Unsur dekorasi khusus harus tercermin dalam : -
Ruang Lobby -
Restoran -
Kamar Tidur -
Function Room 6. Banyak kamar tidur standar berjumlah 100 buah termasuk 4 kamar suite sekarang
ketentuan jumlah kamar sudah tidak berlaku, maka dalam perencanaan dan perancangan skripsi ini jumlah kamar tidak harus sebanyak 100 kamar.
• Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam. • Luas Minimal :
- Kamar Standar = 26 m2
- Kamar Suite = 52 m2
• Tinggi Kamar Minimal = 2, 60 m • Kamar tidur kedap suara noise 40 dB
• Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock. • Untuk Hotel Pantai :
- Lantai dari terasoubinmarmerkayu.
- Lantai tidak licin, kualitas tinggi.
• Untuk Hotel Gunung :
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 32
- Seluruh lantai dilapisi karpet
- Komposisi vynil 20 , wool atau jenis bahan lain yang tidak mudah terbakar
80 . • Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.
• Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasiexhaust di kamar mandi • Interior kamar mencerminkan suasana khusus.
• Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air. • Tersedia instalasi air panas dan air dingin
• Perlengkapan Kamar Tidur :
- Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 satu orang atau untuk 2
dua orang sesuai dengan ukuran kamar standar : Ukuran tempat tidur 1 satu orang 2, 00 m x 1, 00 m
Ukuran tempat tidur 2 dua orang 2, 00 m x 1, 60 m • Perlengkapan Kamar Mandi :
- Tersedia Bathup anti slip, Shower, Grabbar dan tempat sabun
- Wastafel
- dan lain-lain
7. Hotel harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah satunya Coffee Shop.
• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.
• Tinggi restoran tidak boleh rendah dari tinggi ruang tamu 2, 60 m. 8. Hotel harus menyediakan satu bar yang terpisah dari restoran.
• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 per tempat duduk.
• Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m. • Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang
terdiri dari atas : -
Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air dingin. -
Mesin pencuci gelas. -
Saluran pembuangan air. 9. Tersedianya Function Room yaitu ruang untuk acara-acara tertentu ruang serba
guna.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 33
10. Tersedianya Lobby dengan luas minimal 100 m2. 11. Hotel harus menyediakan Lounge.
12. Hotel menyediakan telepon umum di lobby. 13. Hotel menyediakan toilet umum di lobby.
• Toilet Pria : -
Urinoir 4 empat buah -
WC 2 dua buah -
Wastafel • Toilet Wanita :
- WC 3 tiga buah
- Wastafel
- Ruang Rias dengan kaca rias
14. Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain di luar kegiatan usaha hotel minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda.
15. Hotel harus menyediakan ruangan poliklinik. 16. Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 dari luas restoran.
• Ruang dapur terdiri dari : -
Ruang Persiapan -
Ruang Pengolahan -
Ruang Penyimpanan Bahan Makanan -
Ruang administrasi Chef -
Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatanperlengkapan -
Ruang Penyimpanan bahan bakar gaselpiji untuk dapur • Lantai dapur tidak licin.
• Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi langit-langit. • Penerangan dapur minimal 200 lux.
17. Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor Depan Front Office dan Kantor Pengelola Hotel
18. Tersedianya area Tata Graha. • Ruang Seragam Uniform Room
• Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak. • Ruang Jahit Menjahit
• Room boy
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 34
- Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 satu buah untuk setiap 40
kamar • Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2
19. Tersedianya area dan ruang Operator • Tersedianya Gudang yang terdiri dari :
- Gudang bahan makanan dan minuman
- Gudang peralatan dan perlengkapan
- Gudang untuk engineering
- Gudang Botol Kosong
- Gudang barang-barang bekas
• Ruang penerimaan barangbahan yang dapat menampung minimal 1 satu truk.. • Ruang Karyawan
- Ruang Loker dan kamar mandiWC yang terpisah untuk pria dan wanita.
- Ruang Makan Karyawan.
- Dapur Karyawan.
- Ruang Ibadah Karyawan.
II.2.10. Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu
Jenis – jenis kamar hotel pada dasarnya dibedakan atas :
• Single room : kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Single untuk satu orang
• Twin room : kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing – masing berukuran Single.
• Double room : kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Double untuk dua orang
• Double – double : kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu dan dengan tempat tidur berukuran Double untuk dua orang .
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 35
Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing – masing jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut :
• Kamar mandi private bathroom • Tempat tidur jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis
• Ruang tidur • Lemari pakaian cupboard
• Telepon • Radio dan Televisi
• Meja rias tulis dressing table • Rak untuk menyimpan koper luggage rack
• Asbak , korek api , handuk , alat tulis stationeries
Gambar 2.1 . Tipe – tipe dan layout kamar hotel Sumber : Rutes W Penner , 1992
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 36
Gambar 2.2 . Bentuk Kamar tamu dan koridor
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 37
Gambar2.3 . Pola Kamar tamu Sumber : Rutes W Penner R 1992
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 38
II.3. Lokasi
Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan , persyaratan dan kriteria lokasi , kriteria desain tapak ,analisa pemilihan lokasi , pemilihan lokasi ,dan deskripsi lokasi.
2.3.1. Data umum lokasi proyek
Gambar 2.4 Peta lokasi
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 39
Gambar 2.5 Site eksisting
• Nama lokasi : simalem, kec. Merek, Kab. Karo, Sumatera Utara • Luas : +- 3 Ha
• Ketinggian :
1601m dpl •
Batas – batas Site : o
Batas Utara : danau toba
o Batas Timur
: Kab. Simalungun o
Batas Selatan : Danau Toba Kab. Samosir
o Batas Barat
: Kab. Juhar • Iklim : tropis , suhu rata-rata 16-17°C
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 40
II.3.1.1. Persyaratan Dan Kriteria Lokasi
Untuk mendirikan suatu hotel resort yang baik, sebaiknya diawali dengan kegiatan studi kelayakan. Bila hasil studi kelayakan tersebut ternyata layak untuk mendirikan suatu
resort hotel, maka perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebagai bahan perencanaan pembangunan tersebut:
• Lokasi resort hotel harus sehat yang berarti: 1. Lokasi tidak terletak pada daerah perindustrian yang banyak menimbulkan
polusi udara. 2. lokasi tidak berada daerah yang bertanah rawa atau berlumpur atau tanah yang
berpasir, dan elemen-elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi yaitu terkait kelembaban udara, kelembaban udara harus mencapai kenetralan antara 55-65.
Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi dapat dijadikan sebagai tolok ukur standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi, yaitu :
• Peruntukan lahan harus sesuai dengan Master Plan RUTRK kabupaten Karo. • Karakter penampilan lingkungan cukup baik yang berkaitan dengan konteksrual
visual sejarah dan lain-lain. • Kemudahan pencapaianaksesbilitas oleh pengunjung, pengelola, maupun kendaraan
servis, tidak sering terjadi kemacetan. • Tersedianya jaringan utilitas, seperti jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dan
lain-lain. • Dekat dengan atraksi utama dalam hal ini danau Toba.
II.3.1.2. Kriteria Desain Tapak
Menurut Brian Hall dalam The Manual of Planning, masalah penyelesaian tapak harus mengikuti kriteria-kriteria tapak utama, yaitu:
• Kriteria tapak untuk kepedulian atas koleksi, meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Keamanan
o Fisik dinding yang tidak dapat dimasuki dengan mudah, setiap bukaan untuk
entrance, pencahayaan atau ventilasi, harus terkontrol.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 41
o Pintu keluar masuk dibatasi dan dijaga, termasuk untuk pengelola.
o Tersedia pintu keluar darurat.
o Alaram yang dihubungkan dengan pos sekuriti bangunan.
o Perlindungan terhadap bahaya kebakaran.
Lingkungan o
Lingkungan aman dan tertata baik. Konservasi
o Sebaiknya tidak berada pada daerah dengan tingkat polusi tinggi, karena akan
membuat biaya operasinal dan maintance menjadi mahal untuk pengkondisian dan penyaringan udara.
Ruang Ekspansi perluasan o
Lahan cukup luas untuk pengembangan secara horizontal. Loading Area
o Tersedia ruang untuk trolymobil barang misalnya 15 m, dan cukup untuk
manuver kendaraan tersebut. o
Tersedia juga loading area untuk restoran atau retail. Ruang Luar
o Courtyard atau taman patung sebagai titik awal tempat istirahat bagi
pengunjung, dapat juga untuk ruang pamerterbuka • Kriteria tapak untuk akses publik, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
Pencapaian o
Kemudahan pencapaian oleh kendaraan pribadi atau angkutan umum dan tersedia juga jalur pejalan kaki
Parkir o
Tersedia parkir untuk pengunjung, pengelola dan servis. o
Dapat memanfaatkan lahan parkir umum apabila jumlah pengunjung melebihi kapasitas.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 42
o Mudahnya mengenal entrance, jalan keluar, tersedia parkir beratap kanopi.
Kemudahan Dilihat visibility o
Sebaiknya tapak berada dekat simpangsudut jalan agar dapat menjadi issue untuk menarik donor dan dana masyarakat.
o Dapat menimbulkan image, memberi image, memberi impresi besaragung
misalnya dengan sedikit bukaan, ataupun image komersial. Sinergi Dengan Alam
o Design harus sesuai dengan kontekstual.
o Memerhatikan dapak yang mungkin timbul terhadap mahkluk hidup dan alam
sekitar. Ketentuan Khusus
o Tanda penunjuk arah jelas terlihat
o Tersedia parkir khusus untuk penyandang cacat, yaitu dekat dengan pintu
utama. o
Penataan titik penurunan antara tapak dengan jalan.
II.3.1.3. Analisa Pemilihan Lokasi.
Dalam penatalaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Daerah Kabupaten Karo secara menyeluruh dan terpadu pada dasarnya merupakan penjabaran
terhadap perioritas pembangunan yang akan dilaksanakan serta telah disesuaikan potensi dan masalah dalam kerangka kewilayahan. Disamping itu, rencana-rencana kerja yang
dirumuskan secara umum terbagi dalam dua jenis kegiatan yaitu kegiatan yang bersifat pengaturan regulasi dan kegiatan yang bersifat investasi dan pelayanan umum. Berkaitan
dengan tugas satuan kerja maka program dan kegiatan yang dirumuskan telah diselaraskan dengan fungsi dan sub fungsi yang ada dalam pemerintahan. Dalam aspek pembiayaan,
Indikasi rencana program dan kegiatan telah mempertimbangkan berbagai sumber pembiayaan seperti APBD Kabupaten Karo , APBD Propinsi dan APBN, sesuai dengan
prediksi kapasitas fiskal.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana telah dirumuskan dalam arah kebijakan pembangunan dan sekaligus melaksanakan misi Bupati Karo terpilih, maka
disusunlah program-program pembangunan dengan pengelompokan-pengelompokan. Ada 8 misi utama bupati Karo. Namun yang berkenaan dengan program pembangunan tercantum
dalam misi ke 6 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 43
Meningkatkan dan Mengembangkan Infrastuktur.
• BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Untuk menunjang misi bupati karo terpilih yang keenam yakni Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur, maka dibidang sumber daya alam dan lingkungan ditetapkan
1satu program pembangunan yakni seperti diuraikan dibawah ini:
1. Program Penataan Ruang Program ini bertujuan untuk 1 melengkapi dan menyerasikan peraturan penataan
ruang dengan peraturan lain yang terkait; 2 meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; 3 menyelenggarakan pengendalian pemanfaatan ruang
yang efektif. Sasaran program adalah adalah: 1 meningkatnya pelayanan informasi kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang; 2 meningkatnya kapasitas aparat daerah dalam pengendalian pemanfaatan ruang untuk mengurangi konversi lahan dari non budidaya menjadi budidaya dan dari pertanian
menjadi non pertanian.
Pogram ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut: o
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten o
Pemantapan kelembagaan penata Ruangan •
BIDANG INFRASTRUKTUR Untuk menunjang misi bupati karo terpilih yang yang keenam yakni Meningkatkan dan
mengembangkan infrastruktur maka dibidang infrastruktur ditetapkan 2dua program pembangunan yakni seperti diuraikan dibawah ini:
1. Program Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan, Jembatan dan Irigasi Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksessibilitas diseluruh wilayah kabupaten karo,
meningkatkan keandalan sarana dan prasarana irigasi kabupaten karo guna menunjang kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat karo.
Sasaran program adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang handal di kabupaten karo dan tersedianya sarana irigasi yang baik guna menunjang ketahanan pangan
dan peningkatan ekonomi kabupaten karo.
Program ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut: o
Perencanaan sistim jaringan jalan di wilayah Kabupaten Karo; o
Peningkatan management pemeliharaan jaringan jalan dan jembatan kabupaten karo; o
Inventarisasi, evaluasi dan perencanaan sistim irigasi di Kabupaten Karo; o
Pembangunan dan peningkatan jalan kabupaten ke sentra-sentra produksi; o
Peningkatanpembangunan jaringan jalan perkotaan dan jalan akses pariwisata;
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 44
o Perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana irigasi;
o Penanganan darurat rehabilitasi jaringan irigasi; dan
o Rehabilitasi dan pemeliharaan rutin dan berkala jaringan irigasi.
2. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program ini bertujuan meningkatkan fasilitas prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
Sasaran program adalah terbangunnya sarana bagi penunjang transpotasi.
Pogram ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut: o
Pembuatan Tataran Transportasi Lokal Tatralok Kabupaten Karo sebagai bagian - daripada Tatrawil dan Tatranas;
o Pembangunan sistim transportasi perkotaan dan perdesaan;
o Pembangunan fasilitas keselamatan angkutan jalan;
o Pemeliharaan Fasilitas operasional angkutan jalan; dan
o Pengembangan sarana dan prasarana pengujian kerderaan bermotor angkutan orang
dan barang. Disimpulkan bahwa pemerintah kabupaten Karo dalam perencanaan pembangunan
memutuskan jika pembangunan infrastruktur disesuaikan dengan potensi yang ada untuk menunjang aktivitas da partisipasi masyarakat terhadap ruang publik.
II.3.2. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kasus Proyek : one tree hill resort
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Swasta
Lokasi Tapak : Simalem, Kecamaran Merek, Kabupaten Karo, Sumut
o Batas Utara
: Kecamatan Munte, Kec. Tiga Panah o
Batas Timur : Kab. Simalungun
o Batas Selatan
: Danau Toba Kab. Samosir o
Batas Barat : Kab. Juhar
Luas Lahan : +- 3Ha
Kontur : Berkontur 30m
KDB : 70
KLB : 7 lantai 3 ke bawah
GSB : 4 meter
Bangunan Eksisting : - Potensi Lahan
:
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 45
o Terletak di pinggir danau Toba
o Berada pada kawasan dan pariwisata
o Akses jalan aspal
o Luas site mendukung
o View sangat berpotensi
II.4. Studi Kelayakan
Industri pariwisata tidak dapat berkembang dengan baik jika tidak didukung oleh tersedianya fasilitas yang memadai , baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari segi kuantitatif
terlihat bahwa sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berkunjung maka akomodasipun mengalami peningkatan. Dari
data BPS Kabupaten Karo, jumlah hotel di kabupaten karo tahun 2009 sebanyak 59 unit dengan jumlah kamar sebanyak 1270 kamar. Namun pada tahun 2010 malah terjadi
penurunan jumlah hotel sebesar 6 hotel terutama pada hotel non bintang sebanyak 6 hotel, dan hotel bintang 5 seebanyak 2 hotel. Penambahan jumlah hotel terjadi pada hotel
berbintang 4 yaitu sebanyak 2 unit hotel baru.
Tabel 2.1.
Banyaknya Unit Akomodasi Kamar dan Tempat Tidur Hotel Berbintang Non Bintang dan Akomodasi Lainnya
2009 – 2010 Banyaknya Unit Akomodasi Kamar dan Tempat Tidur Hotel Berbintang Non Bintang dan Akomodasi
Lainnya 2009 – 2010
Klasifikasi Hotel 2009
2010
Unit Kamar
Tempat Tidur Unit
Kamar Tempat Tidur
Hotel
- Bintang 1 1
33 52
1 68
105
- Bintang 2 2
114 226
2 142
194
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 46
- Bintang 3
- Bintang 44
Th
Star 3
291 510
5 554
1 002
- Bintang 55
Th
Star 2
246 468
Hotel non bintang other accomodation
10 kamar 18
114 177
13 103
144
10 - 24 kamar 30
384 609
29 347
498
25 - 40 kamar 3
88 171
3 80
140
41 kamar
JumlahTotal 59
1 270 2 213
53 1 294
2 083
Sumber : BPS Kabupaten Karo
Tabel 2.2. Jumlah Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Asal Negara 2009 – 2010 Jumlah Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Asal Negara 2009 – 2010
Klasifikasi Hotel Classified
Jumlah TamuGuest 2009
2010 Domestik
Asing total
Domestik asing
total
Hotel Hotel
Bintang 1 7 366
5 453 12 819
7 548 5 589
13 137 Bintang 2
7 632 1 178
8 810 7 829
865 8 694
Bintang 3 -
- -
Bintang 4 29 724
7 764 37 488
50 660 7 580
58 240 Bintang 5
32 802 913
33 715
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 47
Sumber : BPS Kabupaten Karo
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat jumlah pengunjung baik domestik maupun asing mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 36,2 yang menyebabkan
penurunan jumlah akomodasi yang tersedia.
Tabel 2.3. Jumlah Pengunjung Tongging
Tahun Jumlah Pengunjung
Peningkatan 2007
89.845 -
2008 10.200
12.355 2009
116.042 13.842
2010 Mei 57.474
-
Sumber : Kepala Dinas Kabupaten Karo Kepada Sumut Pos 19 Juli 2010
Berdasarkan data jumlah pengunjung di wilayah Tongging, diperkirakan ada sebanyak 15.500 orang tahun pada tahun 2012 dengan peningkatan sebesar rata-rata 13.000
orgtahun 13. Dengan asumsi bahwa persentase peningkatan jumlah pengunjung stabil, maka diasumsikan bahwa pada tahun 2015, jumlah pengunjung mencapai 194.000 orang
531orghari. Diasumsikan pengunjung yang menginap sekitar 25 dari jumlah pengunjung yaitu sebesar 133 orang.
Dari data dan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah wisatawan yang datang masih tergolong sangat sedikit. Untuk itu diperlukan lagi fasilitas yang dapat menarik
minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Karo seperti pengadaan sarana penginapan berupa hotel yang memadai. Untuk itu diperlukan suatu
hotel yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi para wisatawan berupa sebuah hotel resor dengan mengangkat situs Danau Toba yang merupakan salah satu danau terbesar di
Hotel non bintang
10 kamar 15 562
1 15 563
898 898
10 - 24 kamar 33 474
3 837 37 311
17 068 634
17 702 25 - 40 kamar
9 611 628
10 239 712
712 41 kamar
- -
- JumlahTotal
136 171 19 774
155 945 84 715
14 668 99 383
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 48
Asia lalu dikembangkan menjadi suatu hotel resor tepi danau sehingga wisatawan dapat tinggal dan bermalam disana.
Selain dari pengembangan sektor pariwisata pertimbangan lainnya ialah masyarakat domestik yang cenderung berlibur ke luar negri sehingga diharapkan dengan dibangunnya
hotel resort berbintang ini menjadi salah satu pertimbangan lokasi tujuan wisata khususnya masyarakat kota medan. Hal ini tentunya dapat meningakatkan ekonomi Kabupaten Karo
khususnya masyarakat sekitar lokasi hotel resort ini.
II.5. Tinjauan Fungsi II.5.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Adapun pengguna user dari bangunan “ Hotel Resor di Medan “ digolongkan menjadi 4 bagian yaitu :
• Tamu hotel : orang yang menginap di hotel untuk tujuan berlibur atau rekreasi meliputi para wisatawan baik domestic maupun mancanegara
• Pengunjung : orang yang mengunjungi kerabatnya di hotel ataupun orang yang ingin menikmati fasilitas yang tersedia di hotel tanpa menginap. Meliputi masyarakat kota
Medan. • Pengelola hotel : orang yang bekerja di hotel baik sebagai manager ataupun staff.
Meliputi seluruh karyawan dari hotel. • Service man : orang yang melakukan kegiatan bongkar muat barang yang diperlukan
untuk operasional hotel.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 49
Gambar 2.2. Skema proses pelayanan tamu check in sd check out Gambar 21. Diagram Organisasi Hotel Kelas Menengah 100-299 kamar Sumber : Pengantar Ilmu Perhotelan
dan restoran ; Abd.Rachman Arief
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 50
II.5.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Sesuai dengan fungsi utamanya sebagai sarana akomodasi, hotel mempunyai dua bagian utama dalam mewujudkan fungsinya. Kedua bagian tersebut dapat disebut sebagai
yang berhadapan langsung dengan pengunjung, yaitu area muka bangunan front of the house dan lainnya adalah area belakang bangunan yang bertugas mendukung kegiatan area
muka bangunan atau disebut back of the house. Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, yaitu:
a. Private area: Daerah untuk kegiatan pribadi pengunjungkamar tidur b. Public area: Daerah pertemuan antara yang melayani yaitu karyawan dengan yang
dilayani yaitu tamu dan juga tamu dengan tamu yang lainnya c. Service area: Daerah khusus untuk karyawan, disini segala macam pelayanan
disiapkan untuk kebutuhan pengunjung Dari ketiga area tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu :
• Front of the house Terdiri dari private area dan public area
• Service area Back of the house Sedapat mungkin para tamu tidak dapat melihat maupun mengetahu segala
kegiatan di sektor ini. Bagian ini sangat penting, karena bertugas mendukung kegiatan pada front of the house.
Kemudian ruang-ruang yang termasuk dalam area front of the house dijabarkan lagi, yaitu:
a. Guest Room Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap. Ada beberapa tipe kamar tamu
tergantung dari fungsi dan besarannya.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 51
b. Public Space Area Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin
disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat
terwakili olehnya
Gambar 2.7. Berbagai Tipikal Bentuk dan besaran kamar tamu hotel Sumber : The Architect Hand Book
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 52
• Lobby Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah
administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar. Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:
• Entrance hall Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance
denga ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka denga besaran ruang yang cukup luas
• Front desk Reception desk Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk memproses
dan mengelola administrative pengunjung • Guest elevator
Sebagai sarana sirkulasi vertikal untuk para tamu dari lobby atau publik area menuju guest room atau fungsi lainnya di atas
• Sirkulasi Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana untuk
menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung • Seating Area
Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang- bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara
pengunjung • Retail Area
Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari • Bell man
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 53
Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper
pengunjung. • Support function
Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain
• Consession space Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel berbintang,
ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan bagian dari publik area, yang antara lain terdiri dari:
• Travel agent room • Perawatan kecantikan salon
• Toko buku dan majalah • Money changer
• Souvenir shop • Toko-toko khusus
• Food and Beverages outlets Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan minuman berupa :
- Restoran - Coffee shop
- Lounge - Bar
• Convention room Yaitu ruangan yang disediakan untuk berbagai macam penemuan antara lain
• Pameran • Seminar
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 54
• Pertemuan pernikahan • Recreation Area Daerah yang dipergunakan oleh para pengunjung untuk berekreasi,
berolah raga, santai dan lain-lain, yang antara lain: • Swimming pool
• Food court • Retail area
• Kolam dan kanal buatan , Amphitheatre + Dancing Fountain • Taman
• Sarana olahraga • Fitness
• Spa dan Sauna • Parkir
Fasilitas parkir kendaraan bermotor 4 dan 2 untuk pegawai tamu pengunjung maupun kendaraan travel, taxi, dll. Masing-masing ruang saling berhubungan, dengan
lobby sebagai pusat dari ruang-ruang publik lainnya.
Ruang-ruang yang termasuk di dalam area Back of the house, yaitu: a. Daerah dapur dan gudang food and storages area
b. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum reciving, trash and general storage area
c. Daerah pegawai staff hotel employees area d. Daerah pencucian dan pemeliharaan laundry and housekeeping
e. Daerah mekanikal dan elektrikal Mechanical and Engineering Area
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 55
II.6. Studi Banding 1.
Bora-bora Four Season Resort
Arsitek : Didier Lefort and Pierre-Jean Picart dan BAMO sebagai arsitek interior Estetika perancangan:
Tahitian style, with over-water guest suites Traditional teak wood furnishings, high ceilings and thatched roofs made from
pandanus leaves
Striking works of art from throughout French Polynesia Fasilitas:
•
Meja resepsionis 24 jam
•
Transportasi bandara biaya tambahan
•
Ruang video game
•
Total jumlah kamar - 107
•
Jumlah lantai - 1
•
Peralatan audiovisual
•
Penitipan bayi atau anak
•
Fasilitas banquet
•
Jumlah barlounge 3
•
Layanan kecantikan
•
Biliar
•
Beberapa ruang konferensi besar
•
Jasa binatu kering
•
Fasilitas fitnes
•
Spa kesehatan lengkap
•
Toko bingkisan atau kios koran
•
Klub kesehatan
•
Perpustakaan musik
•
Payung pantaikolam
•
Creche taman anak-anak
•
Meja biliar
•
Perpustakaan media
•
Persewaan komputer Terletak di Tahiti di samudra pasifik, merupakan bagian dari negara French
Polynesia, Bora-bora Four season resort memiliki konsep seperti bungalow yang terapung di atas air. Daya tarik utamanya ialah kegiatan yang berhubungan dengan laut
seperti snorkeling, diving, wind surfing, dan lain-lain. Di lokasi ini juga terdapat lagoon
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 56
tempat penangkaran spesies ikan, terumbu karang, dan lain-lain yang menjadi pusat observasi dan penelitian sehingga pengunjung resort ini dapat belajar sambil berwisata.
Resort ini
terdiri dari lebih dai 100 bungalow
diatas air dan 7 villa di pinggir pantai.
Fasilitas lainnya seperti ruang santai,
spa, jogging, dan club house untuk
pengunjung berusia muda.
Teletak di pulau berbukit, resort ini
menawarkan pemandangan yang indah. Konsep
landscaping yang menyerupai sebuah desa dan
arsitektur etnik yang khas menjadi daya tarik yang
besar.
Gambar 2.8 Site Plan Bora-Bora Four Season Resort
Gambar 2.9 Perspective Bora-Bora Four Season Resort
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 57
2. Siloso Beach Resort
Arsitek : Tan Tsakonas Fasilitas:
• Akomodasi : • 172 kamar
• 10 family suites • 1 tree house
• 12 villa • Total : 194 kamar
• Landscape pool 95m • Spa wellness centre
• Garden
Gambar 2.10 interior dan eksterior Four Season Resort
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 58
• Resoran • Golf course
• Meeting facilities
Gambar 2.11 interior dan eksterior Siloso Beach
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 59
Gambar 2.12 interior dan eksterior Siloso Beach
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 60
3. Four Season Resort Maui
Lokasi : wailea, Hawaii Faslilitas:
- Akomodasi o
380 kamar 13 types Suites, ocean view, garden view
- Service o
Whale wathcing o
Canoe o
Snorkeling scuba diving o
Pools 3 o
Tennis o
Golf 54 holes o
Loungee o
Shopping boutiques o
Kids program o
Games room o
Fitness centre
Gambar 2.13 Four season Maui
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 61
Gambar 2.14 Four season Maui
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 62
4. Ocean club west resort
Lokasi: Green Bay Beach Providence, Turks Caico Falilitas :
5. Akomodasi o
1 bedroom suites o
Studio suites o
2 bedrooms suites o
Junior suites o
3 bedrooms suites o
Total 86 suites 6. Services:
a. Pool 3 b. Boutiques 2
c. Restoran3 d. Fitness centre 2
e. Tennis3 f. Ocean plaza convineant store, rental mobil
7. Kegiatan: a. Golf
b. Diving snorkeling c. Parasailing
d. Kayaking e. Fishing
f. Horseback riding g. Beach cruising
Gambar 2.15 Ocean Club West Site plan
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 63
Gambar 2.16 Ocean Club West
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 64
Gambar 2.17 Ocean Club West Denah
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 65
5. Bintan Lagoon Resort
Lokasi : KepRi Fasilitas:
• Akomodasi o
Deluxe room 2 types o
Suites 3types o
Villa 3 types o
Total 471 kamar • Kegiatan :
o Spa
o Gallery
o Golf 18 holes
o Driving range
o Archery
o Badminton
o Beach volleyball
o Billiard
o Cycling
o Futsal
o Karaoke
o Painball
o Soccer
o Basketball
o Tennis
Services :
o Dining 3
o Spa
o Function room
o Cafe
o Kopi
o pool
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 66
Gambar 2.18 Bintan Lagoon Resort
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 67
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 68
6. Sunway Resort Hotel Spa , Kuala Lumpur , Malaysia
Sunway Resort Hotel Spa merupalan salah satu hotel resort yang terletak di perkotaan Kuala Lumpur , Malaysia. Dengan slogan “ Resort – within – a – city “ ,
merupakan salah satu hotel resort yang terbesar di Malaysia. Merupakan suatu resort gabungan integrated resort yang memadukan antara bangunan hotel , mega
shopping centre , convention centre , theme park , spa , medical centre dan fasilitas pendidikan
Adapun berbagai fasilitas yang terdapat pada hotel resort ini yaitu : • Bangunan hotel yang memiliki total jumlah kamar sebanyak 441 kamar
termasuk kamar tipe standard dan suites Adapun fasilitas hotel yang tersedia berstandar hotel bintang lima yang
dilengkapi dengan kolam renang , fitness area , spa.
Gambar 2.19. Aerial View Sunway Resort Hotel and Spa, Kuala Lumpur , Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 69
Gambar 2.20. Eksterior Hotel Resort Sunway , Kuala Lumpur ,
Malaysia. Gambar 2.21. Suasana Eksterior
Hotel Resort Sunway , Kuala Lumpur , Malaysia pada malam
hari Gambar 2.22. Lobby Hotel
Resort Sunway , Kuala Lumpur , Malaysia.
Gambar 2.23. Fasilitas Kolam Renang pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia
Gambar 2.24. Fasilitas Fitness Centre pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia
Gambar2.25 . Interior kamar hotel tipe premier pada Sunway Resort Hotel , KL ,
Malaysia Gambar2.26 . Interior kamar hotel tipe
excecutive suite pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 70
Gambar 2.27. Interior kamar hotel tipe arabian suite pada Sunway Resort Hotel ,
KL , Malaysia Gambar 2.28. Interior kamar hotel tipe
hollywood suite pada Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia
Gambar 2.29. Fasilitas Spa yaitu “ Mandara Spa “ pada Sunway Resort Hotel , KL ,
Malaysia Gambar 2.30. Sunway Pyramid Megamall
yang terletak di samping Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia
Gambar 2.31. Suasana Themepark Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 71
Gambar 2.32. Suasana malam hari Sunway Resort Hotel , KL , Malaysia
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 72
BAB III ELABORASI TEMA
III.1. Pengertian
Pendekatan tema perancangan bangunan “one tree hill resort“ adalah melalui pendekatan arsitektur vernakular.
Secara entimology, vernakular berasal dari bahasa latin vernaculus yang berarti “lokal, asli”, dalam bahasa, vernacular merujuk kepada bahasa yang dipakai oleh suku asli
suatu daerah tertentu yang tidak ada pada daerah lain. “arsitektur yang berkembang tumbuh dari arsitektur rakyatt yang lahir dari
masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnnik, dibangun berdasarkan pengalaman trial error, menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas settingan
lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu terbuka untuk terjadinya trasformasi”. Turan, dalam bukunya Vernacular Architecture.
“arsitektur itu mempunyai bahasa. Maka bahasa arsitektur vernakular erat sekali hubungannya dengan aspek tradisi”. Christopher Alexander.
“Arsitektur vernakular yang ,erupakan penngembangan dari arsitektur rakyat mamiliki nilai ekologis, arsitektonis, dan alami karena mengacu pada kondisi, potensi iklim,
budaya, dan masyarakat lingkungannya”. Victor papanek 1995. “...a building designed by an amateur without any training in design; the individual
will have been guided by a series of conventions built up in his locality, paying little attention to what may be fashionable. The function of the building would be the dominant factor,
aesthetic considerations, though present to some small degree, being quite minimal. Local materials would be used as a matter of course, other materials being chosen and imported
quite exceptionally”. Ronald Brunskill
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa arsitektur vernakular merupakan arsitektur yang terbentuk dari proses lama dan berulang-ulang sesuai dengan
prilaku, kebiasaan, dan kebudayaan masyarakat dimana bangunan itu dibangun serta merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 73
Beberapa ahli mengatakan bahwa arsitektur vernakular dapat dijadikan contoh dalam merancang bangunan pada masa kini karena telah termodifikasi selama beratus-ratus tahun
oleh pengalaman trial error oleh masyarakat sekitar sehingga merupakan model arsitektur yang terbaik dari suatu tempat.
III.2. Arsitektur Vernakular di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa yang beriklim tropis. Karena indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak suku-suku dan budaya
yang berbeda-beda, maka arsitektur tradisionalnya juga berbeda-beda. Latar belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang
cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual
keagamaan. Namun terdapat ciri yang mirip antar bangunan tradisional yang satu dengan yang lain akibat adanya persamaan iklim dan kondisi alam di Inndonesia walau tidak
seluruhnya sama.
Adapun ciri utama arsitektur vernakular di Indonesia antara lain: -
Sebagian besar merupakan rumah panggung kecuali Jawa, Bali, Lombok, Papua
- Struktur rangka kayu
- Sistem struktur tarik tekan tanpa paku
- Cross log foundation balok tumpang tindih secara tradisional
- Pemanjangan bubungan atap
- Atap lebih besar dari bagian badan maupun kaki
- Umumnya atap pelana
- Ornamen dinding penutup atap sebagai status sosial
- Ornamen pada dinding dan atap memiliki arti khusus
III.3. Arsitektur Vernakular Karo
Rumah adat Karo disebut juga rumah Siwaluh Jabu. Biasanya ditinggali oleh 8-12 keluarga. Rumah adat siwaluh jabu biasanya berorientasi ke utara-selatan. Bahan
bangunannya menggunakan kayu, bambu, dan ijuk. Design bangunan secara alami tahan gempa karena tiang utama yang tidak menggunakan pondasi yang tertanam, namun hanya di
letakkan di atas batu dan diatas permukaan tanah. Bangunan Siwaluh Jabu terdiri dari 3 bagian, kepala, badan, kaki, dengan bagian atap paling besar.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 74
Typology rumah adat Karo :
MODEL : Rumah Tengkorak Karo
fungsi : acara keagamaan, ritual
MODEL : Tempat Tinggal Empat Kelurga
FUNGSI : Tempat Tinggal Keluarga
MODEL : Rumah Keluarga Seseorang Tinggi
FUNGSI : Tempat Tinggal Keluarga
MODEL : Lumbung Padi
FUNGSI : Tempat Menyimpan Padi
Gambar 3.1 jenis-jenis rumah adat Karo
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 75
MODEL : Rumah Utama
FUNGSI : Tempat Tinggal Empat Keluarga
MODEL : Rumah Tengkorak
FUNGSI : Keagamaan Ritual, Kuil, Candi,
MODEL : Rumah Utama
FUNGSI : Tempat Tinggal Empat Keluarga
Satu rumah biasanya dihuni oleh beberapa keluarga. Proses pembangunan dilakukan sesuai dengan adat istiadat Karo. Berdasarkan bentuk atap, rumah adat Karo dibagi menjadi:
- Rumah sianjung-anjung: bermuka 4 atau lebih.
- Rumah sendi
Perkampungan Karo muncul pertama di daerah aliran sungai Asahan, berjalan naik ke hulu sungai hingga ke danau Toba sehingga pola perkampungannya berorientasi pada sungai.
Gambar 3.2 jenis-jenis rumah adat Karo
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 76
Rumah-rumah dibangun si sepanjang aliran sungai sebagai sumber kebutuhan pokok seperti minum, mandi, dll.
Gambar3.3 contoh rumah adat Karo pada masa lalu.
Gambar3.4 struktur pembagian keluarga rumah adat Karo
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 77
Gambar 3.5 struktur atap bangunan siwaluh jabu
Pola perkampungan rumah adat Karo tidak memiliki pola khusus. Rumah tersebar dengan pintu berorientasi utara-selatan,hulu-hilir, ataupun danau-bukit
.
Gambar 3.6 perkampungan Karo di desa Lingga.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 78
Venakularisme Karo bukan hanya terlihat pada arsitekturnya, namun juga hal lain seperti oukup. Hal ini juga dapat diangkat dalam merancang hotel resort ini.
III.4. Arsitektur Vernakular Batak Toba
suku batak Toba mendiami daerah sekitar danau Toba. Rumah adat batak Toba disebut juga deengan rumah Bolon. Hampir serupa dengan rumah adat siwalu jabuh, rymah
Bolon ditinggali sekitar 8 keluarga dengan seorang pemimpin rumah. Sekat ruangan antar keluarga tidak dibuat dengan jelas, namun hanya dipisahkan oleh tempat memasak dapur
yang terletak diantara ruang tinggal 2 keluarga.
Gambar 3.7 rumah adat batakk toba
Contoh gambar rumah bolon Gambar diatas ialah rumah bolon yang memiliki ciri khas yaitu atap yang runcing dan melengkung. Merupakan simbolisasi dari hewan kerbau yang bayak
dipelihara oleh masyarakat pada jaman itu.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 79
Pola perkampungan masyarakaat batak
toba tersusun secara berbaris dengan
deretan rumah yang berbaris dan
berhadapan dengan lumbung. Pada jaman
dahulu perkampungan batak juga dikelilingi
oleh tanah yang melingkar seperti
Gambar 3.8 Pola perkampungan Suku Batak
‘benteng’ karena pada jaman tersebut masyarakat batak sering berperang melawan masyarakat lainnya sehingga ‘benteng’ memberikan rasa aman. Biasanya terdiri dari sekitar
10 rumah. Pohon cemara juga merupakan simbol yg baik bagi masyarakat batak toba.
III.5. Interpretasi Tema
Pada era modern saat ini, muncul banyak teknologi-teknologi baru yang tidak ada habisnya. Tidak terkecuali dalam bidang arsitektur. Teknologi tersebut bukan hanya dalam
hal bahan-bahan yang baru, namun juga dalam hal cara membangun, tujuan membangun, dll sehingga lama kelamaan arsitektur asli suatu daerah ditinggalkan dengan berbagai alasan.
Ada beberapa pandangan bahwa arsitektur tradisional itu kuno atau ketinggalan jaman. Hal ini yang membuat bangunan-bangunan asli suatu daerah terancam musnah. Oleh karena itu
perlu adanya usaha dan kesadaran untuk melestarikan bangunan tradisional tersebut. Perubahan budaya, pola berpikir, dan perilaku masyarakat suatu daerah memang tidak dapat
dihindari. Namun ada cara-cara tertentu untuk melestarikan bangunan tradisional suuatu daerah. Dengan demikian hasil peradaban darii suatu masyarakat tidak punah.
Beberapa cara dalam menerapkan vernakularisme Karo ke dalam design: a. Mengambil unsur-unsur pokok pada bangunan tradisional seperti bentuk atap, bahan
bangunan, ataupun pola-pola perkampungan. b. Mempertahankan kebudayaan yang dapat diangkat dan dikembangkan dengan cara
masa kini sehingga tidak hilang begitu saja. c. Menggabungkan unsur-unsur ornamen tradisional Karo ke dalam design bangunan.
d. Mengangkat tema air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Karo pada masa lalu.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 80
III.6. Keterkaitan Tema dengan Judul
Dengan dibanngunnya hotel resort di Kabupaten karo ini diharapkan dapat menarik sebanyak mungkin wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung dan menginap.
Dengan demikian secara langsung maupun tidak masyarakat akan mengenal lebih baik arsitektur setempat. Kearifan lokal masyarakat masa lalu yang singkron dengan alam dengan
membangun tanpa merusak alam dapat dijadikan acuan dalam cara membangun yang meminimalisir dampak pembangunan terhadap llingkungan sekitar.
III.7. Studi Banding Tema Sejenis 1. Aula Barat ITB, Bandung
Arsitek : Ir. Maclaine Pont
Gambar 3.9 Aula Barat ITB
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 81
Fungsi bangunan ialah aula. Tema vernakular terlihat jelas dari bentukan atapnya yang mengambil tema vernakularisme regional dengan mengambil unsur kebudayaan
arsitektur tradisional Sunda, Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Konstruksi bangunan mennggunakan kayu yang dibangun dengan cara yang modern pada saat itu.
Gambar 3.10 Struktur
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 82
Gambar 3.11 Beberapa contoh bentuk bangunan tradisional nusantara yang diambil dalam mendesign
aula barat ITB
III.8. Kesimpulan
- Dalam menerapkan arsitektur vernakular nusantara, aula barat ITB memadukan
bentuk fisik dari atap dan material atap maupun konstruksi bangunan. -
Sistem konstruksi menggunakan kayu yang dihubungkan dengan plat-plat baja dengan bentuk yang terbilang rumit pada tahun pengerjaannya.
- Material ijuk pada atap merupakan material atap umum pada bangunan tradisional
nusantara. -
Penerapan arsitektur vernakular disesuaikan dengan kebudayaan dan fungsi pada masa pembangunannya sehingga dari segi estetika bangunan vernakular tetap ada
dan dari segi fungsional bangunan dapat dipakai maksimal.
Universitas Sumatera Utara
By : Maik Andri NIM : 070406041
Page 83
BAB IV ANALISA