ANALISIS PEMAKAIAN NOMINA TOMODACHI, YUUJIN, DAN NAKAMA KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISIS PEMAKAIAN NOMINA TOMODACHI, YUUJIN, DAN NAKAMA

3.1 Nomina Tomodachi………………………………………………………32 3.2 Nomina Yuujin…………………………………………………………...35 3.3 Nomina Nakama………………………………………………………….38 3.4 Analisis perbedaan Pemakaian Nomina Tomodachi, Yuujin, dan Nakama………………………………………………………………41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….45 4.2 Saran……………………………………………………………………...46 DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Bahasa adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiran- pikiran atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat sebagai pemakai bahasa, sehingga saling menginformasikan gagasan dan perasaannya dari informasi tersebut. Informasi yang diberikan tersebut adalah makna yang dapat dimengerti oleh anggota masyarakat, sehingga menjadi alat interaksi sosial. Semantik imiron merupakan salah satu cabang linguistik gengogaku yang mengkaji tentang makna. Dalam cabang linguistik, semantik memegang peranan penting, karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi tiada lain hanya untuk menyampaikan suatu makna. Misalnya seseorang menyampaikan ide dan pikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicara dapat memahami apa yang dimaksud, karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan. Setiap jenis penelitian yang berhubungan dengan bahasa, apakah struktur kalimat, kosakata, ataupun bunyi-bunyi bahasa, pada hakikatnya tidak terlepas dari makna. Nomina dalam bahasa Jepang adalah salah satu kelas kata yang menyatakan orang, kata benda, peristiwa, dan sebagainya, tidak mengalami konjugasi, atau deklinasi, dapat menjadi subjek, objek, predikat, atau adverbial dalam suatu kalimat, atau biasa disebut dengan meishi. Nomina berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu; 1. Futsu Meishi, yaitu : Universitas Sumatera Utara Kata nama biasa, seperti nama barang, peristiwa, dll. Contoh : 人 hito adalah orang, 犬 inu adalah anjing, 山 yama adalah ‘Gunung’, 本 hon adalah ‘Buku’, dan sebagainya. 2. Koyuu Meishi, yaitu : Kata nama terbatas, seperti nama orang, Negara, dan sebagainya. Misalnya : Medan, Tokyo, Suzuki, Ali, dsb 3. Suushi, yaitu : Kata jumlah, seperti bilangan, urutan, dan sebagainya. Contoh : Ichi ‘Satu’ Gohon ‘Lima batang’ Niban ‘Nomor dua’ Daiyonshoo ‘Bab empat’ 4. Daimeishi, yaitu : Kata ganti nama. Contoh : Watakushi, watashi, anata, anta, omae, kare, kanojo, sonohito, anohito dsb. Namun ada juga yang menambahkan Keishiki Meishi, yaitu : Nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina. Koto, tame, wake, hazu, mama, toori, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Nomina tomodachi, yuujin, dan nakama memiliki makna yang sama dalam bahasa Jepang, yaitu “teman”, namun cara pemakainnya dalam kalimat berbeda-beda tergantung pada konteks atau situasi pada kalimatnya. Ketiga kata tersebut termasuk kedalam Futsu Meishi. Nomina tomodachi bermakna teman, yang dalam pengertiannya teman secara umum bisa digunakan kepada orang yang baru dikenal atau yang sudah dikenal lama, namun tidak memilki kedekatan khusus. Nomina yuujin bermakna teman yang bermakna adanya rasa kedekatan antar orang sehingga terjadinya hubungan pertemanan yang sangat dekat, atau disebut sahabat. Nomina nakama bermakna teman dalam artian, hanya teman yang ada dalam lingkungan kerja saja. Dibawah ini ada beberapa contoh pemakaian kata tomodachi, yuujin, dan nakama. 1. 午後 は 友達 Introduction to Japanese reading skills, 1991: 26 と 会って、 いっしょに デパト で 買物 を します。 Gogo wa tomodachi Siang hari bertemu dengan to atte, issyoni depato de kaimono wo shimasu. teman Situasi pada makna teman di kalimat tersebut hanya menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh teman biasa saja, tidak memiliki makna teman dekat atau teman kerja. Sehingga penggunaan kata tomodachi tidak merubah makna dari kalimat tersebut. , belanja ke department store bersama. Universitas Sumatera Utara 2. 朝ねぼう、散歩、ブランチ、買物、友人 Introduction to Japanese reading skills, 1991: 26 とのおしゃべり、映画、テレビ、 スポツ など、したい こと が 次 から 次 に 出て きます。 Asanebou, sanpo, buranchi, kaimono, yuujin Bangun siang, jalan-jalan, makan menjelang siang, belanja, ngomong-ngomong dengan sahabat, menonton tv, olahraga dan lain-lain, hal yang ingin dilakukan dari satu ke berikutnya lagi. to no osyaberi, eiga, terebi, supotsu nado, shitai koto ga tsugi kara tsugi ni dete kimasu. Suasana dalam kalimat tersebut sudah jelas, bahwa kedekatannya dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dalam kalimat akan dilakukan hanya dengan sahabat. 3. ところ が 新人 研修 が 終って 配属 先発 の 時、同期 の 仲間 Sarasa, 2006: 16 が 次々 に 名前 を 呼ばれる 中、なかなか 自分 の 名前 が 出ません。 Tokoro ga shinjin kenshuu ga owatte haizoku senpatsu no toki, douki no nakama Tetapi praktek kerja pendatang baru ketika penempatan yang dahulu selesai, dapat memanggil nama-nama teman angkatan kerja tahun yang sama, yang benar nama sendiri tidak keluar. ga tsugi-tsugi ni namae wo yobareru naka, naka-naka jibun no namae ga demasen. Universitas Sumatera Utara Makna teman dalam kalimat di atas sudah menunjukkan makna teman dalam bekerja. Dan dilihat dari situasi yang ada pada kalimat tersebut menunjukkan kalau pembicara bercerita tentang teman pada saat praktek kerja. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN