Konsepsi Kedudukan Hak Tanggungan Terhadap Peningkatan Hak Guna Bangunan Atas Tanah Untuk Rumah Tinggal Yang Dibebani Hak Tanggungan

atau terputus, oleh karena itu untuk pendaftarannya tidak perlu dibuatkan buku tanah dan sertifikat baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila HGB habis maka tidak mengakibatkan hak tersebut hapus atau terputus, dan konsekwensinya. Hak tanggungan yang dibebankan pada HGB tersebut tetap berlaku dan hutang pemberi hak tanggungan tersebut tetap ada dan berjalan sesuai dengan janji-janji yang tercantum dan telah disepakati oleh para pihak debitor dan kreditor hak tanggungan yang tercantum dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT Pasal 11 : 2 UUHT. Disamping itu, dinyatakan pula, meskipun hak atas tanah tersebut hapus, tidak menyebabkan hapusnya hutang yang dijaminkan Pasal 18 : 4 UUHT. Selanjutnya dinyatakan dalam Pasal 18 UUHT Nomor 4 Tahun 1996 bahwa hak tanggungan hapus antara lain karena hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan.

2. Konsepsi

Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak yang digeneralisasi dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan definisi operasional. 80 Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua clubius dari suatu istilah yang dipakai. Selain itu dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian ini. Oleh karena itu, dalam rangka penelitian ini, perlu dirumuskan serangkaian definisi operasional sebagai berikut : 80 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rayagrafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 3 Universitas Sumatera Utara Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 81 Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu terntentu dengan pemberian bunga. 82 Jaminan adalah suatu tanggungan yang diberikan oleh seorang debitur dan atau pihak ketiga kepada kreditor untuk menjamin kewajibannya dalam suatu perikatan. 83 Peningkatan status hak atas tanah adalah penetapan pemerintah yang menegaskan bahwa sebidang tanah yang semula dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah tertentu, atas permohonan pemegang haknya, menjadi tanah negara dan sekaligus memberikan tanah tersebut kepadanya dengan hak atas tanah baru yang lain sejenisnya 84 , yakni dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik. Hak Guna Bangunan HGB adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dalam jangka waktu paling lama 30 tahun dan diperpanjang dengan waktu 20 tahun lagi, dapat beralih dan 81 R.Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1987, hlm.1 82 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 83 Mariam Darus Badrulzaman, “Permasalahan Hukum Hak Jaminan”, dalam Hukum Bisnis, Volume 11, 2000, hlm.12 84 Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Perubahan Hak Guna Bangunan Atau Hak Pakai Atas Tanah Untuk Rumah Tinggal yang dibebani Hak Tanggungan menjadi Hak Milik. Universitas Sumatera Utara dialihkan kepada pihak lain, dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani Hak Tanggungan. 85 Hak Milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai atas tanah dengan mengingat fungsi sosial, yang dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain, dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani Hak Tanggungan. 86 Rumah tinggal adalah bangunan permanen atau semi permanen yang digunakan oleh manusia sebagai tempat tinggal, berlindung dan beristirahat secara tetap serta sebagai tempat mengembangkan kehidupan individu dan kehidupan keluarganya secara berkesinambungan. 87 Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah tertentu untuk menjamin pelunasan utang tertentu kepada kreditor tertentu yang kedudukannya diutamakan dalam memperoleh pelunasan atas piutangnya dari pada kreditor lainnya. 88 85 Ali Admad Chomzah, Op.Cit, hlm. 31. 86 Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Prenada Media, Jakarta, 2005, hlm. 90 87 Asep Rahmat, Studi Analisis Terhadap Hak Guna Bangunan Dalam Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan PerumahanPemukinan dan Kepentingan Umum , Tesis, Sps Institut Teknologi Bandung ITB, 2002, hlm. 86 88 Sunaryo Basuki, Hukum Tanah Nasional Landasan Hukum Penguasaan Dan Penggunaan Tanah , Bagian Pertama, Mata Kuliah Hukum Agraria Pokok-Pokok Hukum Tanah Nasional, Magister Kenotariatan Dan Pertanahan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2007, hlm. 29. Universitas Sumatera Utara Akta Pemberian Hak Tanggungan adalah akta PPAT yang berisi pemberian hak tanggungan kepada kreditor tertentu sebagai jaminan untuk pelunasan piutangnya. 89 Kantor Pertanahan adalah unit kerja Badan Pertanahan Nasional di wilayah kabupaten, kotamadya, atau wilayah administratif lain yang setingkat, yang melakukan pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah. 90 Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum yang diberi wewenang untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak atas tanah dan akta pemberian kuasa membebankan hak tanggungan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 91

G. Metode Penelitian

1. Sifat dan Jenis Penelitian