Subjek Hukum yang Dapat Menjadi Pemegang Hak Guna Bangunan Kewajiban dan Hak Pemegang Hak Guna Bangunan

3. Subjek Hukum yang Dapat Menjadi Pemegang Hak Guna Bangunan

Pada prinsipnya menurut Pasal 36 UUPA dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 menyatakan yang dapat menjadi pemegang Hak Guna Bangunan adalah Warga Negara Indonesia dan badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Menurut pasal ini, orang atau badan hukum yang mempunyai Hak Guna Bangunan dan tidak lagi memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dalam jangka waktu 1 satu tahun wajib melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat. Jika Hak Guna Bangunan tersebut tidak dilepaskan atau dialihkan dalam jangka waktu tersebut, maka hak tersebut hapus demi hukum, dengan ketentuan bahwa hak-hak pihak lain akan diindahkan, menurut ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

4. Kewajiban dan Hak Pemegang Hak Guna Bangunan

Kewajiban pemegang Hak Guna Bangunan ditetapkan dalam Pasal 30 dan 31 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 dan hak pemegang Hak Guna Bangunan dalam Pasal 32 sampai dengan Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. 113 1. Pemegang Hak Guna Bangunan berkewajiban : a. Membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya; 113 Sunaryo Basuki, HGU, HGB, Hak Pakai Sebagaimana diatur Lebih Lanjut Dalam PP No.40 Tahun 1996 , Mata Kuliah Hukum Pokok-Pokok Hukum Tanah Nasional, Magister Kenotariatan Dan Pertanahan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2007, hlm. 13 Universitas Sumatera Utara b. Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan dan perjanjian pemberiannya; c. Memelihara dengan baik tanh dan bangunan yang ada diatasnya serta menjaga kelestarian lingkungan hidupnya; d. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Guna Bangunan kepada negara, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah Hak Guna Bangunan itu hapus; e. Menyerahkan Sertipikat Hak Guna Bangunan yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan; f. Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanahnya yang terkurung karena keadaan geografis atau lingkungan atau sebab-sebab lain letaknya sedemikian rupa sehingga mengurung atau menutup perkarangan atau bidang tanah lain dari lalu lintas umum atau jalan air Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. 2. Pemegang Hak Guna Bangunan berhak : a. Menguasai dan mempergunakan tanah yang diberikan dengan Hak Guna Bangunan selama waktu tertentu untuk mendirikan dan mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi atau usahanya; b. Membebani Hak Guna Bangunan dengan Hak Tanggungan sebagai jaminan pelunasan piutang kreditor; c. Mengalihkan Hak Guna Bangunan kepada pihak lain karena : jual-beli, tukar- menukar, hibah, penyertaan dalam modal perseroan inberg dilaksanakan dengan akta yang dibuat Pejabat Pembuat Akta Tanah dan wajib didaftarkan di Kantor Pertanahan. d. Peralihan karena pewarisan harus dibuktikan dengan surat wasiat atau surat keterangan waris dari instansi yang berwenang; e. Peralihan karena lelang wajib dibuktikan dengan Berita Acara Lelang; f. Hak Guna Bangunan beralih karena hukum kepada ahli waris pemegang hak.

5. Pembebanan Hak Tanggungan Atas Hak Guna Bangunan