Cymbidium spp. Dendrobium spp. Paphiopedilum spp.

bibir dengan lekukan sisi yang lebar dan bergelombang, keluar dari pangkal colomn dan menutupinya Sudarnadi, 1995.

4. Coelogyne spp.

Tumbuhan epifitik dengan batang merayap yang berakhir di umbi semu, kemudian dari dasar umbi ini bercabang lagi sampai pada umbi semu yang baru, dan seterusnya sampai terbentuk rumpun yang cukup padat, umbi semu saling berimpitan atau berjarak agak jauh, dari umbi ini keluar 1 atau 2 helai daun yang lebar dan berkerut. Bunga majemuk tegak ke atas atau menggantung dengan beberapa bunga samapi banyak bunga, berukuran sedang atau besar, kelopaknya cekung dan ukurannya lebih kecil dari mahkotanya, bibir cekung pada pangkalnya, berlekuk 3 Sudarnadi, 1995.

5. Cymbidium spp.

Tumbuhan teresterial atau epifitik dengan umbi semu panjang atau pendek, mempunyai beberapa helai daun, pelepah daun menutupi umbi semu, bunga majemuk, panjang, tegak atau menggantung, tumbuh dari pangkal umbi semunya, bunga besar, kelopak dan mahkota hampir sama besarnya Sudarnadi, 1995.

6. Dendrobium spp.

Tumbuhan epifitik, sistem pertumbuhan batangnya simpodial, bentuk batangnya sangat bervariasi. Daunnya baik bentuk maupun ukurannya bervariasi. Bunga majemuk biasanya keluar dari ketiak daun, bunga 1 atau banyak, bervariasi dari kecil sampai besar, kelopak yang di samping lateral berbentuk segi tiga, pangkalnya melekat pada perpanjangan dari pangkal colomn membentuk taji, mahkota lebih kecil atau lebih besar dari kelopak, bibir berlekuk 3, colomn pendek, pollinia 4 tanpa tangkai Sudarnadi, 1995. Universitas Sumatera Utara Dendrobium berasal dari kata ”dendro” yang berarti pohon dan ”bios” yang berarti hidup. Jadi, dendrobium berarti anggrek yang tumbuh di pohon yang masih hidup Pranata, 2005.

7. Paphiopedilum spp.

Biasanya hidup teresterial, kadang-kadang epifitik. Batang pendek tertutup oleh pelepah. Daun keluar dari pangkal batang dalam 2 baris, kadang-kadang berloreng. Bunga majemuk dalam bentuk tandan dengan 1 atau beberapa bunga pada setiap tandannya, 2 kelopak yang terbawah saling berlekatan di belakang bibir, mahkota biasanya lebih sempit dan lebih panjang dari kelopaknya, kadang- kadang pada tepinya terdapat kutil, bulu-bulu atau keduanya. Lekukan tengah dari bibirnya berbentuk kantong, sedangkan lekukan di pinggirnya kecil dan berlekuk- lekuk. Benang sari 2, diselimuti oleh staminodia yang berbentuk seperti perisai Sudarnadi, 1995. Anggrek Paphiopedilum dikenal dengan anggrek sandal nona karena bibir bunganya tumbuh sebagai kantong besar yang menyerupai sebuah sandal. Anggrek ini sangat menyukai tempat-tempat yang teduh atau terlindung dan kebanyakan hidup di dataran tinggi Pranata, 2005.

8. Phalaenopsis spp.