tidak tahan lembab atau panas dan bersifat kohesif sehingga memudahakan waktu mencetak. Bila tidak mempunyai sifat kohesif disarankan ditambahkan bahan pengisi
yang mempunyai sifat kohesif yang cukup besar Soekemi, 1987.
2. 5 Evaluasi Tablet
Untuk mendesain tablet serta selanjutnya memantau kualitas produk obat, evaluasi secara kuantitatif seta penetapan sifat kimia, fisika, dan bioavailabilitas
tablet harus dibuat. Ketiga kelas sifat di atas memiliki profil stabilitas yang nyata, tetapi profil stabilitas itu dapat saling berpengaruh, misalnya kerusakan kimia atau
interaksi antara komponen-komponen tablet akan mempengaruhi sifat fisika tablet dan sangat mempengaruhi bioavabilitas dari sistem tablet itu.
2. 5. 1 Penampilan Umum
Penampilan umum suatu tablet, identitas visualnya serta seluruh ”keelokannya” sangat penting bagi penerimaan konsumen, bagi pengontrolan
keseragaman antar bahan serta antara tablet yang satu dengan yang lainnya, serta untuk memantau pembuatan yang bebas kesalahan. Mengontrol penampilan umum
tablet, melibatkan pengukuran sejumlah perlengkapan seperti ukuran tablet, bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, dan cacat fisik.
2. 5. 2 Ukuran dan Bentuk
Ukuran dan bentuk tablet dapat dituliskan, dipantau, dan dikontrol. Dimensi serta bentuk tablet kempa ditentukan oleh peralatn selama proses pengempaan.
Ketebalan tablet adalah satu-satunya variabel dimensi yang berhubungn dengan proses. Pada beban kempa yang konstan, ketebalan tablet bervariasi dengan
berubahnya pengisian die, dengan distribusi ukuran partikel serta kepadatan
Sri Kurniawati : Pengaruh Penambahan Polisorbat 80 Terhadap Waktu Hancur Dan Disolusi Tablet Dimenhidrinat Dibuat Secara Granulasi Basah, 2009
USU Repository © 2008
campuran partikel yang dikempa, dan dengan berat tablet, sementara pada keadaan pengisiandie yang konstan, ketebalan bervariasi dengan berubahnya kompresi.
2. 5. 3 Kekerasan dan Kerenyahan Friabilitas
Tablet harus mempuyai kekerasan atau kekuatan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat
pembuatan dan pengepakan. Selain itu tablet juga harus dapat bertahan terhadap perlakuan berlebihan oleh konsumen, seperti guncangan di dalam tas wanita. Untuk
melakukan uji ini, sebuah tablet diletakkan antara dua landasan, landasan kemudian ditekan, dan kekuatan yang menghancurkan tablet dicatat. Kekerasan kemudian
diartikan sebagai kekuatan menghancurkan tablet. Beberapa alat pengukur kekuatan tablet yang masih dipakai adalah alat penguji ; Monsato, Strong Cobb, Pfizer,
Erweka, dan Schleuniger. Cara lain untuk mengukur kekuatan tablet, yaitu friabilitas kerenyahan. Tablet yang mudah menjadi bubuk, menyerpih, dan pecah-pecah pada
penanganannya, akan kehilangan keelokkannya serta konsumen enggan menerimanya, dan dapat menimbulkan pengotoran pada tempat pengangkutan dan
pengepakan, juga dapat menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi tablet. Alat penguji friabilitas untuk laboratorium dikenal sebagai friabilator Roche. Alat ini
memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh goresan dan guncangan dengan memakai sejenis kotak plastik yang berputar pada kecepatan 25 rpm,
menjatuhkan tablet sejauh enam inci pada setiap putaran .Biasanya tablet yang telah ditimbang diletak dan dikan di dalam alat itu, kemudian dijalankan sebanyak 100
putaran. Tablet itu kemudian dibersihkan dan dimbang ulang. Kehilangan berat lebih kecil dari 0,5 sampsai 1 masih dapat dibenarkan.
Sri Kurniawati : Pengaruh Penambahan Polisorbat 80 Terhadap Waktu Hancur Dan Disolusi Tablet Dimenhidrinat Dibuat Secara Granulasi Basah, 2009
USU Repository © 2008
2. 5 Disolusi