Untung itu perkara mendatang, dalam Rufaqa rugi dalam berekonomi pun tidak apa asalkan dapat taqwa.
a. Perbedaan Antara Sistem Ekonomi Menurut Kehendak Tuhan Dengan Sistem-sistem Ekonomi Yang Lain
1. Sistem Kapitalis atau Perdagangan Bebas.
Menurut Abu Dzar Taharem 2006:34 sistem ini menggalakkan perdagangan milik persendirian. Dalam sistem ini, faktor-faktor pengeluaran
dimiliki oleh perniagaan persendirian. Orang-orang persendirianlah yang membuat keputusan apa dan sebanyak mana barang atau jasa yang akan
dikeluarkan. Dalam sistem ini, peniaga atau pengusaha mesti membuat untung untuk meneruskan perniagaan mereka. Perniagaan mereka bermotifkan
keuntungan. Setiap peniaga atau pengusaha mencoba untuk mendapatkan sebanyak mungkin keuntungan yang ia peroleh. Kalau tidak ada untung, tidak
akan berniaga atau berekonomi. Dalam sistem kapitalis, modal utamanya ialah uang dan tujuannya tentu untuk mendapatkan uang pula. Konsumen atau pembeli
bebas membuat pilihan atau kebijakan. Mereka dapat menentukan apa yang mereka mau. Oleh karenanya timbul perebutan di kalangan peniaga untuk merebut
langgananpembeli supaya dapat menghasilkan untung yang sebanyak mungkin. Ini yang dinamakan persaingan. Sistem kapitalis mengandung unsur milik
persendirian, perniagaan bermotifkan keuntungan, persaingan dan kebebasan konsumenpembeli untuk memilih.
Kelemahan
Masih menurut Taharem, disebabkan sistem ini berjalan bebas tanpa dirancang dan ia dibiarkan saja kepada penguasa-penguasa pasar, maka arah
Universitas Sumatera Utara
perkembangannya tidak dapat ditetapkan. Ada masa-masa dimana manusia akan hilang pekerjaan. Mereka hilang sumber pendapatan dari berekonomi. Karenanya
itu barang dan jasa tidak dapat dijual dan perekonomian tidak dapat membuat keuntungan. Petani dan penternak tidak dapat menjual hasil yang mereka
keluarkan. Kegiatan ekonomi menjadi bergerak perlahan atau terhenti. Jika situasi ini berlaku sebentar, ia dinamakan kemerosotan ekonomi recession.
Namun jika ia berlaku lama, ia dinamakan kemelesatan ekonomi depression. Kadangkala, juga terjadi peristiwa yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu
yang menyentuh biaya pengeluaran, harga barang dan jasa naik lebih tinggi dan melebihi pendapatan dari konsumen. Alhasil hak pembelian yang dimiliki pembeli
pun berkurang. Barang dan jasa pun jadinya tidak banyak yang bisa dibeli. Ini dinamakan inflasi. Inflasi dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi karena
perniagaan atau penjualan tidak berjalan lancar. Para pengusaha-pengusaha yang hanya mementingkan keuntungan tersebut tidak mempedulikan dampak negatif
dari perniagaan yang mereka jalankan terhadap masyarakat. Mereka kadang- kadang tetap berjalan di atas kelemahan masyarakat untuk membuat keuntungan.
2. Sistem Komunis atau Sistem Ekonomi Terancang
Taharem 2006:36 dalam sistem ini, faktor-faktor pengeluaran dimiliki dan diawasi sepenuhnya oleh kerajaan atau negara. Kerajaan atau negara yang
membuat keputusan tentang segala hal yang berhubungan dengan ekonomi. Itu sebabnya ia dinamakan sistem terancang karena perjalanan ekonomi diawasi dan
tidak dibiarkan kepada penguasa-penguasa pasar secara bebas. Sistem ini bertujuan supaya segala usaha ekonomi dimanfaatkan untuk negara dan bukan
untuk individu. Sistem ini dijalankan di negara-negara sosialis dan komunis.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan
Sistem komunis ini tidak memberi hak dan kebebasan yang cukup kepada rakyatnya untuk hidup mencari kekayaan. Mereka tidak diberi hak milik.
Segalanya untuk negara sehingga rakyatnya jadi miskin. Di kebanyakan negara komunis dan sosialis, rata-rata rakyatnya miskin. Sistem ini bertentangan dengan
kemauan dan fitrah awal dari manusia. Manusia suka berusaha dan mendapat hasil dari usaha mereka itu. Sangat sulit bagi manusia bila disuruh berusaha tetapi
hasilnya tidak nampak malahan dimanfaatkan oleh pihak lain. Disebabkan ini, sistem ini tidak bermanfaat dan sangat menekan. Ia mustahil dapat dilaksanakan
tanpa menggunakan kekerasan dan paksaan. Kalau sistem kapitalis atau perdagangan bebas merusakkan kemanusiaan karena manusia terlalu memburu
keuntungan, sistem komunis pun merusakkan kemanusiaan karena ia membunuh jiwa manusia. Manusia ditekan, ditindas dan dipaksa membuat kerja bertentangan
dengan kemauan dan fitrah mereka. Manusia dijadikan robot, dijadikan alat atau faktor ekonomi hingga mereka menjadi bodoh, dungu dan tidak berdaya saing
atau berdaya maju. Hilang watak manusia mereka. Inilah balasan Tuhan kepada manusia yang menolak Tuhan. Orang berfaham sosialis dan komunis tidak
percaya Tuhan dan menolak Tuhan. Kalau sistem kapitalis mampu menyebabkan manusia kehilangan Tuhan, dalam sistem komunis ini pula adalah bagi manusia
yang sudah tidak ada Tuhan. Yang jelas pada akhirnya, kedua-dua sistem ekonomi ini tidak ada Tuhan di dalamnya.
3. Sistem Ekonomi Islam Menurut Kehendak Tuhan
Sistem ekonomi Islam tidak sama dengan sistem-sistem ekonomi yang lain. Ia berbeda dengan sistem kapitalis. Ia bukan dari hasil ciptaan akal manusia
Universitas Sumatera Utara
seperti sistem kapitalis atau sistem komunis. Ia adalah berpandukan wahyu dari Allah. Sistem kapitalis dan komunis, walaupun pada lahirnya bertujuan untuk
mendatangkan manfaat bagi manusia tetapi disebabkan kurangnya akal, maka sistem yang dicipta itu memakan tuannya sendiri. Kebaikannya sedikit tetapi
kerusakan yang dihasilkannya banyak. Ia merusak, menghancur dan memusnahkan hati-hati manusia. Kedua sistem ini merupakan ciptaan akal
manusia yang hanya mengambil perkara-perkara lahiriah semata tanpa menitik beratkan soal hati, roh dan jiwa manusia. Hasilnya, tujuan lahiriah itu sendiri tidak
tercapai dan manusia menderita. Yang kaya bertambah kaya dan yang miskin pula bertambah miskin. Ekonomi Islam sangat berbeda. Di antara perbedaannya adalah
seperti berikut:
• Ekonomi Islam melibatkan Tuhan
Orang Islam berekonomi dengan niat karena Allah dan mengikut peraturan dan hukum-hakam Allah. Tujuannya ialah untuk mendapat ridha dan kasih sayang
Allah. Aktivitias perekonomian itu sendiri dianggap zikir dan ibadah kepada Allah. Ia adalah satu perjuangan untuk menegakkan Islam dan mengajak manusia
kepada Tuhan. Sesibuk apapun berekonomi, Allah tidak dilupakan. Berekonomi secara Islam adalah di antara jalan untuk menambah ketaqwaan.
• Ekonomi Islam berlandaskan taqwa
Kegiatan ekonomi dalam Islam merupakan jalan untuk mencapai taqwa dan melahirkan akhlak yang mulia. Ini adalah tuntutan Tuhan. Kalau dalam sistem
ekonomi kapitalis, modalnya uang untuk mendapatkan uang, tetapi dalam ekonomi Islam, modalnya taqwa untuk mendapatkan taqwa. Dalam Islam,
berekonomi adalah untuk memperbesar, memperpanjang dan memperluaskan
Universitas Sumatera Utara
syariat Tuhan. Ekonomi itu jihad dan ibadah. Oleh itu ia tidak boleh terkeluar dari konsep dan syarat-syarat ibadah. Kegiatan ekonomi yang dibuat itu tidak haram
dan tidak melibatkan perkara-perkara yang haram. Ibadah asas atau mahdhah seperti sholat, puasa dan sebagainya tidak boleh ditinggalkan.
• Ekonomi Islam penuh suasana kekeluargaan
Dalam premis perekonomian Islam di mana ada pemilik modal atau pengurus dan pekerja, terjalin kemesraan dan kasih sayang seperti dalam satu
keluarga. Pengurus seperti ayah, para pekerja seperti anak. Ayah menjaga keperluan lahir batin anak-anak. Ini termasuk pendidikan agama, makan minum,
pakaian, tempat tinggal, dan sebagainya. Penguruslah tempat para pekerja mengadu dan meminta tolong.
• Ekonomi Islam penuh kasih sayang
Islam menganggap berekonomi itu ibadah. Yaitu ibadah yang memberikan manfaat kepada sesama manusia.
• Ekonomi Islam keuntungannya untuk masyarakat
Dalam ekonomi Islam, keuntungan ada dua bentuk. Satu adalah keuntungan maknawi dan satu lagi keuntungan maddi material. Islam mengajar
ahli ekonomi dan penjualnya untuk mengutamakan untung maknawi daripada untung material. Ekonomi Islam lebih mementingkan tujuan kepada masyarakat
daripada mengumpulkan keuntungan material yang besar. Keuntungan material kalaupun ada, harus disalurkan kepada masyarakat.
• Ekonomi Islam tidak ada hutang berunsur riba
Islam tidak membenarkan riba. Yaitu pinjaman yang berbunga tetapi untuk jangka waktu yang tertentu. Islam mempunyai cara tersendiri. Antaranya ialah
Universitas Sumatera Utara
mudharabah, musyarakah, berkorban dan sebagainya. Riba mengakibatkan berbagai masalah dan krisis. Ia sangat menekan, menindas dan mencekik si
peminjam.
• Ekonomi Islam mementingkan insaniah
Dalam ekonomi Islam, insan yang terbina merupakan aset yang paling penting. Pembangunan sumber daya manusia lebih utama dari pembangunan
material. Ekonomi Islam itu sendiri berasaskan iman dan taqwa. Kegiatan ekonomi adalah salah satu cara untuk mencapai keuntungan spiritual, yaitu iman
dan taqwa. Ekonomi Islam bisa menghasilkan insan-insan yang soleh atau orang- orang yang bersungguh-sungguh hendak menjadi orang soleh.
• Ekonomi Islam bertujuankan Akhirat
Tujuan akhir ekonomi Islam ialah kebahagiaan di akhirat. Berekonomi itu ibarat bercocok tanam. Hasilnya akan dituai di akhirat. Tidak ada perbedaan
berekonomi dengan ibadah-ibadah yang lain. Semuanya bertujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah.
• Ekonomi Islam masyarakat kaya individu miskin
Ekonomi Islam memberi banyak manfaat dan menguatkan masyarakat lebih dari individu. Namun bila masyarakat kuat, kaya dan teguh, maka nasib
individu dalam masyarakat akan terjamin. Ekonomi Islam memberi peluang kepada anggota masyarakat untuk mendapat pekerjaan dan untuk mendapat
sumber rezeki yang halal. Melalui ekonomi juga, tenaga manusia dapat dimanfaatkan. Manusia jadi produktif dan ini dapat memakmurkan masyarakat
dan negara.
Universitas Sumatera Utara
b. Tujuan Berekonomi Mengikuti Kehendak Tuhan