ditandai dengan besarnya kegairahan dan ketidakpastian, sedangkan tahap kemerosotan lazimnya ditandai dengan pengurangan, pemberhentian, dan
serangkaian ketidakpastian yang berbeda. Stres cenderung paling kecil dalam tahap dewasa di mana ketidakpastian berada pada titik terendah.
Schuller dalam Jacinta, 2002:2 mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut Schuller, stres
kerja yang dihadapi karyawan berkolerasi dengan penurunan prestasi kerja. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja antara lain :
1 Timbulnya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja
2 Mengganggu kenormalan aktivitas kerja
3 Menurunkan tingkat produktivitas
4 Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan
C. Stres Kerja
Spielberg dalam Imatama, 2006:17 menyatakan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek
dalam lingkungan atau stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Nimran dalam Imatama, 2006:14, ada beberapa alasan mengapa masalah
stres yang berkaitan dengan organisasi perlu diselesaikan pada saat ini, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Masalah stres adalah masalah yang akhir-akhir ini sering dibicarakan, dan posisinya sangat penting dalam kaitannya dengan produktivitas kerja
karyawan. b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi sehingga perlu disadari
dan dipahami keberadaannya. c. Pemahaman sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman
terhadap cara-cara mengatasinya, penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang
sehat dan efektif. d. Individu pasti merupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik
sebagai atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang amat rendah.
e. Zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini menuntut manusia untuk mempunyai kinerja yang lebih baik. Peralatan kerja yang semakin
modern dan efisien, dan di lain pihak beban kerja pada satuan organisasi juga semakin bertambah sehingga menuntut energi karyawan lebih besar
dari sebelumnya. Dampak dari fenomena ini adalah stres kerja yang meningkat.
1. Pengertian Stres Siagian 2003:300 mengemukakan bahwa stres merupakan kondisi
ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Gejala stres di tempat kerja dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut: Imatama, 2006: 17
a. Kepuasan kerja rendah b. Kinerja yang menurun
c. Tidak mempunyai semangat kerja d. Komunikasi tidak berjalan dengan baik
e. Melakukan tugas-tugas yang tidak produktif f. Kurangnya kreatifitas
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir,
dan kondisi seseorang dimana karyawan terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal
lingkungan. 2. Pengertian Stres Kerja
Luthans dalam Imatama, 2006:18 mendefinisikan bahwa stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan
individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan
fisik seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya
dapat berbeda. Masalah stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang
penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisiensi di dalam
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan. Stres karyawan perlu sedini mungkin diatasi oleh seorang pimpinan, agar hal-hal yang merugikan perusahaan dapat diatasi. Stres adalah suatu kondisi
keterangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran
kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, dan tidak dapat relaks atau memperhatikan sikap yang tidak kooperatif.
Stres kerja terjadi disebabkan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik
kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Ada beberapa
atribut tertentu dapat mempengaruhi daya tahan stres seorang karyawan. 3. Kategori Penyebab Stres Kerja
Kondisi-kondisi yang menyebabkan stres disebut stressors. Stres bisa disebabkan oleh satu stessor, biasanya keryawan mengalami stres karena
kombinasi penyebab stres. Ada dua kategori penyebab stres, yaitu di dalam pekerjaan dan di luar pekerjaan. Handoko, 2000:200-201
Kondisi pekerjaan di perusahaan bisa menyebabkan stres, tetapi hal ini tergantung pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan
mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan menolaknya. Kondisi kerja yang menyebabkan
stres bagi karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres di dalam pekerjaan, antara lain :
a. Beban kerja yang berlebihan b. Tekanan atau desakan waktu
Universitas Sumatera Utara
c. Buruknya kualitas supervisi d. Iklim politis yang tidak aman
e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai f.
Wewenang yang tidak cukup untuk melaksanakan tanggung jawab g. Kemenduaan peranan role ambiguity
h. Frustasi i.
Konflik antar pribadi dan antar kelompok j.
Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan Stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi di
luar perusahaan. Penyebab-penyebab stres di luar pekerjaan antara lain: a. Kekuatiran finansial
b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak c. Masalah-masalah fisik
d. Masalah-masalah perkawinan e. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara
4. Gejala Adaptasi Umum Selye dalam Siregar, 2006:20 menyatakan bahwa ada 3 tiga tingkatan
yang berbeda dari respon atau tanggapan seseorang terhadap stres yaitu alarm alarm, perlawanan resistance, dan peredaan exhaustion. Pertama, tahap
peringatan dini atau alarm. Tahap ini merupakan awal dari reaksi tubuh terhadap adanya suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk
suatu pesan biokimia yang ditandai dengan adanya gejala seperti otot menegang, tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat dan lain sebagainya. Sejalan
Universitas Sumatera Utara
dengan terus berlangsungnya stres, maka tahap selanjutnya adalah tahap kedua yaitu tahap perlawanan. Tahap ini ditandai dengan adanya gejala, ketegangan,
kegelisahan, kelesuan dan lain sebagainya yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan terhadap stres. Perlawanan terhadap stres sering
menimbulkan kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik dan sakit. Tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Tahap ini akan
muncul berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya
5. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan
bagi karyawan. Pengaruh yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Usaha
mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres fight atau berdiam diri freeze. Reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan
bentuk stres. Perubahan seperti ini di tempat kerja merupakan gejala individu yang mengalami stres, antara lain:
a. Bekerja melewati batas kemampuan b. Keterlambatan masuk kerja
c. Tingkat absensi yang meningkat d. Kesulitan membuat keputusan
e. Kesalahan yang fatal f.
Kelalaian menyelesaikan pekerjaan g. Lupa dengan janji yang dibuat
Universitas Sumatera Utara
h. Kesulitan berhubungan dengan orang lain i.
Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat j.
Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, dan radang pernafasan.
6. Dampak Stres Kerja Pada Perusahaan
Schuller dalam Rini, 2002:3 mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Dampak negatif
yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa : a.
Terjadinya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional b.
Mengganggu kenormalan aktivitas kerja c.
Menurunkan tingkat produktivitas d.
Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial dialami perusahaan disebabkan ketidakseimbangan antara produktivitas
dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.
7. Mengelola Stres Kerja Karyawan
Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Pendekatan individu penting dilakukan
karena stres dapat mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Pendekatan organisasi bukan saja karena alasan kemanusiaan tetapi
juga karena pengaruhnya terhadap prestasi semua aspek dari organisasi dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Perbedaan penanggulangan stres antara
pendekatan individu dengan pendekatan organisasi tidak dibedakan secara tegas,
Universitas Sumatera Utara
pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat individu, organisasi, maupun kedua-duanya. Tabel 2.1 berikut ini menyajikan dua pendekatan dalam
menanggulangi stres.
Tabel 2.1 Penanggulangan Stres Secara Individual dan Organisasi
Secara Individual Secara Organisasi
a. Meningkatkan keimanan
a. Melakukan perbaikan iklim
organisasi b.
Melakukan meditasi dan pernafasan b. Melakukan
perbaikan terhadap lingkungan fisik
c. Melakukan kegiatan olah raga
c. Menyediakan sarana olah raga
d. Melakukan relaksasi
d. Melakukan analisis dan kejelasan
tugas e.
Dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga
e. Mengubah struktur dan proses
organisasi f.
Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan
f. Meningkatkan partisipasi dalam
proses pengambilan keputusan g.
Melakukan restrukturisasi tugas h.
Menerapkan konsep Siagian 2003:302-303 mengemukakan bahwa ada berbagai langkah
yang dapat diambil untuk mengatasi stres kerja karyawan, antara lain : a.
Merumuskan kebijakan manajemen dalam membantu para karyawan menghadapi berbagai stres.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga
mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stres.
c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya
gejala-gejala stres di kalangan para bawahannya dan dapat mengambil langkah-langkah tertentu sebelum stres itu berdampak negatif terhadap
prestasi kerja para bawahannya. d.
Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber stres. e.
Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan sehingga mereka benar- benar diikutsertakan untuk mengatasi stres yang dihadapinya.
f. Memantau terus-menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat
menjadi sumber stres dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini. g.
Menyempurnakan rancang bangun tugas dan tata ruang kerja sedemikian rupa sehingga berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat
dielakkan. h.
Menyediakan jasa bantuan bagi para karyawan apabila mereka sempat menghadapi stres.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PDAM Tirtanadi