berdasar pada kenyataan yang pasti, tetapi derajat kebenarannya bergantung akan benar atau khilafnya pengelihatan yang biasa disebut Knowledge. Sedangkan
pengetahuan yang didapat dengan keterangan member dasar yang kokoh akan pengetahuan dan biasa disebut ilmu atau Science.
Tiap-tiap ilmu atau Science pasti bersendi akan pengetahuan, karena pengetahuan itu sendiri merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk memberi
keterangan lebih jauh. Berdasarkan bentuknya, pengetahuan terbagi menjadi dua bagian yaitu pengetahuan langsung dan pengetahuan tidak langsung. Pengetahuan
langsung adalah pengetahuan yang didapat dari persepsi ekstern dan intern, sedangkan pengetahuan tidak langsung adalah diperoleh dengan cara menarik
konklusi, kesaksian dan Authority. Pada hakikatnya pengetahuan adalah segenap apa yang diketahui tentang
suatu objek tertentu. Pada dasarnya terdapat dua cara bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Pertama adalah mendasarkan diri pada rasio dan yang
kedua adalah mendasarkan diri pada pengalaman.
21
Dari sekian banyak definisi pengetahuan dapat dipahami bahwa pengetahuan bukanlah ilmu dan akan menjadi
ilmu pengetahuan apabila telah melalui penelitian dan dituangkan secara sistematis sehingga mudah dipelajari.
2. Bentuk dan Jenis Pengetahuan
Dalam hal ini pengetahuan terbagi atas tiga bentuk yakni pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotorik :
a. Pengetahuan Kognitif
21
Jujun S. Sumantri, Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005, h. 50.
Istilah kognitif berasal dari kata Cognition atau Knowing yang berarti mengetahui. Sedangkan dalam arti yang luas, cognition adalah
perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain
atau wilayah psikologi manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan
dengan konasi kehendak dan afeksi perasaan yang bertalian dengan ranah rasa. Sedangkan yang menjadi bekal dan modal dasar perkembangan
manusia adalah kapasitas motor dan kapasitas sensoris. Dan pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah berjalan sejak
manusia itu mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sesorisnya. Sebagai markas fungsi kognitif, otak bukan hanya menjadi
penggerak aktivitas akal pikiran melainkan juga menara kontrol aktivitas perasaan dan perbuatan. Sebagai menara pengontrol otak selalu bekerja
siang dan malam, sehingga apabila seseorang kehilangan fungsi-fungsi kognitif karena kerusakan berat pada otak martabatnya hanya berbeda
sedikit dengan hewan. Itulah sebabnya pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah koqnitifnya dapat berfungsi secara
positif dan tanggung jawab. Tanpa ranah kognitif sulit dibayangkan seseorang dapat berfikir,
sehingga tanpa kemampuan berfikir mustahil seseorang dapat memahami
dan meyakini faedah materi-materi pelajaran yang disajikan kepadanya, bahkan menangkap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi
pelajaran yang diikutinya. Kemampuan yang paling mendasar kawasan kognitif adalah pengetahuan. Sehingga pengetahuan harus digali oleh
seseorang melalui akal atau juga pengalamannya, karena menurut Notoatmodjo bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat dalam terbentuknya tindakan seseorang over behavior.
22
b. Pengetahuan Afektif
Pengetahuan afektif adalah pengetahuan yang menyangkut ke anekaragamaan seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci, was-was dan sebagainya. Dimana hal seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif
tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif, tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif.
c. Kecakapan Psikomotorik
Dalam psikolo gi, kata “motor” diartikan sebagai istilah yang
menunjuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakan, demikian kelenjar-kelenjar juga sekresinya pengeluaran
cairan. Dengan demikian, motor dapat dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi terhadap kegiatan organ-
organ fisik. Seseorang anak yang baru lahir mula-mula hanya memiliki sedikit
sekali jasmaninya. Namun gerakan-gerakan motornya akan terus
22
Soekidjo Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Bhinneka Cipta, 2003, h. 128.
meningkat keanekaragaman dan keseimbangannya pada saat ia duduk di bangku SLTP dan SLTA. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga
akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor, karena kecakapan psikomotor merupakan segala amal jasmaniyah yang konkret
dan mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya dikarenakan sifatnya yang terbuka. Dan kecakapan psikomotor merupakan manifestasi
wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.
23
Sedangkan menurut polanya, jenis pengetahuan terbagi menjadi empat macam yaitu :
a. Pengetahuan atau tahu bahwa pengetahuan tentang informasi tertentu, tahu
bahwa sesuatu terjadi disebut pengetahuan teoritis. b.
Pengetahuan atau tahu bagaimana pengetahuan yang menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, berkaitan dengan keterampilan melakukan sesuatu.
c. Pengetahuan atau tahu akan mengetahui, sesuatu yang sangat spesifik
menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi secara langsung dengan objeknya.
d. Pengetahuan atau tahu mengapa, pengetahuannya tidak hanya berhenti pada
informasi yang ada melainkan menerobos masuk ke infomasi yang ada.
24
Berdasarkan uraian diatas jenis pengetahuan ada empat, hal ini membuktiakan jenis pengetahuan ; tahu bahwa, tahu bagaimana, tahu akan dan tahu mengapa. Dari
masing-masing jenis pengetahuan, penulis dapat mengetahui unsur-unsur khusus yang terkandung didalam pengetahuan.
23
Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2003, h. 36-42.
24
A. Sony Keraf, Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan, h. 34-36.
C.
Guru 1.
Pengertian Guru
Di zaman sekarang jabatan guru nampaknya sudah menjadi profesi yang menjadi mata pencaharian. Guru adalah pendidik professional, karenanya secara
implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak orang tua.
25
Hal ini dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan dari beberapa ahli pendidikan antara lain :
Moh. Uzer Usman mendifinisikan guru sebagai jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
26
Roestiyah N. K. berpendapat bahwa guru adalah seorang tenaga professional yang dapat menjadikan peserta didik mampu merencanakan, menganalisa dan
menyimpulkan masalah yang dihadapi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
istilah guru diartikan sebagai “orang yang pekerjaannya mata pencaharian, profesinyanya mengajar.
27
Dari berbagai pendapat diatas merupakan pengertian guru secara professional dan bersifat umum. Sedangkan secara instutisional yang dikatakan guru adalah semua
orang yang diangkat menjadi guru. Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik kearah kebahagian dunia dan akhirat sesungguhnya
tidaklah ringan, artinya ada syarat-syarat yang harus di penuhi.
2. Tugas dan Fungsi Guru