Analisa Surface Area dengan BET
55 Gambar 4.5. Kurva Hysterisis hasil analisa surface area dengan alat uji BET dari Serbuk
Li
4
Ti
5
O
12
dengan penambahan LiOH.H
2
O a 0 b 2,5 c 5 dan d 7,5
Bentuk pori dapat di ketahui dengan menganalisa kurva histerisis seperti pada Gambar 4.6. Garis merah pada kurva menunjukkan besar nilai adsorbsi dan
garis biru menunjukkan besar nilai desorbsi. Bila dilihat dalam gambar serbuk Li
4
Ti
5
O
12
dengan penambahanan LiOH.H
2
O sebanyak 0 dan 5 memiliki bentuk kurva yang hampir sama. Sedangkan Li
4
Ti
5
O
12
dengan penambahan LiOH.H
2
0 sebanyak 2,5 dan 7,5 juga memiliki bentuk yang saling menyerupai. Bentuk kurva yang dimiliki oleh sampel a dan c menandakan
bahwa pori yang terbentuk pada serbuk Li
4
Ti
5
O
12
adalah kerucut conical sedangkan pada sampel b dan d menandakan bahwa pori yang terbentuk pada
serbuk Li4Ti5O12 adalah celah slits [61]. Sampel dengan bentuk pori menyerupai kerucut memiliki surface area
yang lebih besar dibandingkan dengan sampel dengan bentuk pori menyerupai celah slits. Hal ini dikarenakan sampel dengan pori menyerupai kerucut
conical dapat lebih mudah teradsorbsi dibandingkan dengan sampel yang memiliki pori seperti celah slits. Sampel dengan nilai surface area yang besar
memiliki besar pori-pori yang lebih kecil dibandingkan dengan sampel dengan nilai surface area yang bernilai kecil.