Variabel Debt to Equity Ratio DER Variabel Price to Book Value PBV

Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 KW IV 0,39209444 0,092758572 0,076741283 Tahun 2007 KW I 0,99999 0,03084319 0,00880901 KW II 0,23053142 0,055084094 0,039150779 KW III 0,308595931 0,090632247 0,050728162 KW IV 0,380964722 0,123425586 0,060029288 Tahun 2008 KW I 0,088839906 0,035771719 0,002454593 KW II 0,21 0,06 0,01 KW III 0,27 0,09 0,02 Rata- rata 0,275 0,074 0,069 Sumber : data diolah 2009 Keterangan : TLKM = Telekomunikasi Indonesia, Tbk ISAT = Indosat, Tbk IATG = Info Asia Teknologi Global, Tbk

4. Variabel Debt to Equity Ratio DER

Tabel 4.4 menjelaskan mengenai nilai Debt to Equity Ratio DER Tahun 2004 – 2008 sampai Triwulan III. Nilai Debt to Equity Ratio DER yang terendah terjadi pada PT. Infoasia Global IATG pada kwartal ketiga tahun 2004 senilai 0,123 dan nilai Debt to Equity Ratio DER tertinggi terjadi pada PT. Indosat ISAT pada kwartal kedua tahun 2008 senilai 2,012. Tabel 4.4 juga memperlihatkan nilai rata-rata DER terendah sebesar 0.559 pada PT. Infoasia Global IATG sedangkan rata-rata DER tertinggi yang dimiliki PT. Indosat ISAT sebesar 1.384. Tabel 4.4 Deskriptif Nilai Variabel DER Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI Periode Kode Perusahaan TLKM ISAT IATG Tahun 2004 KW I 1,606061427 1,076471216 0,297 KW II 1,570359626 1,239088242 0,171853188 KW III 1,779845427 1,080078668 0,123444331 KW IV 1,533428437 1,101545273 0,767326 Tahun 2005 KW I 1,409313367 1,03648364 0,764478398 KW II 1,549891488 1,42141933 0,767326 KW III 1,362693821 1,351262058 0,65980317 KW IV 1,269660865 1,278078714 0,717981255 Tahun 2006 Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 KW I 1,118406295 1,196004654 0,753581127 KW II 1,531581982 1,332747501 0,652 KW III 1,223142744 1,283279674 0,543170633 KW IV 1,385172247 1,238429 0,542 Tahun 2007 KW I 1,185049289 1,219640492 0,510 KW II 1,537633448 1,570530721 0,530 KW III 1,153555645 1,569167037 0,532 KW IV 1,15576478 1,7203657 0,539 Tahun 2008 KW I 0,973382713 1,689964681 0,561 KW II 1,57 2,012 0,582 KW III 1,37 1,845 0,606 Rata- rata 1,383 1,384 0,559 Sumber : data diolah 2009 Keterangan : TLKM = Telekomunikasi Indonesia, Tbk ISAT = Indosat, Tbk IATG = Info Asia Teknologi Global, Tbk

5. Variabel Price to Book Value PBV

Tabel 4.5 menjelaskan mengenai nilai Price to Book Value PBV Tahun 2004 – 2008 sampai Triwulan III. Nilai Price to Book Value PBV yang terendah terjadi pada PT. Infoasia Global IATG pada kwartal kedua tahun 2008 senilai 0.650 dan nilai Price to Book Value PBV tertinggi terjadi pada PT. Telekomunikasi TLKM pada kwartal pertama tahun 2004 senilai 7.743. Dari tabel 4.5 di atas juga dapat dilihat rata-rata Price to Book Value PBV terendah sebesar 1.611 pada PT. Infoasia Global IATG sedangkan rata-rata PBV tertinggi dimiliki PT. Telekomunikasi TLKM sebesar 5.693. Tabel 4.5 Deskriptif Nilai Variabel PBV Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI Periode Kode Perusahaan TLKM ISAT IATG Tahun 2004 KW I 7,743 5,110 3,320 KW II 3,800 1,680 3,090 KW III 7,175 1,660 3,190 KW IV 4,700 2,110 2,970 Tahun 2005 KW I 4,190 2,060 3,540 KW II 4,460 1,970 2,390 Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 KW III 4,760 2,140 1,650 KW IV 4,730 1,970 1,190 Tahun 2006 KW I 4,870 1,960 1,350 KW II 6,070 1,860 0,950 KW III 5,810 1,700 0,830 KW IV 6,790 2,110 0,710 Tahun 2007 KW I 6,230 2,090 0,860 KW II 6,990 2,370 0,740 KW III 6,980 2,520 0,830 KW IV 7,510 1,680 0,870 Tahun 2008 KW I 5,340 2,220 0,790 KW II 5,360 2,030 0,650 KW III 4,650 1,960 0,680 Rata- rata 5,693 2,168 1,611 Sumber : data diolah 2009 Keterangan : TLKM = Telekomunikasi Indonesia, Tbk ISAT = Indosat, Tbk IATG = Info Asia Teknologi Global, Tbk B. Regresi Linear Berganda Data yang telah diperoleh sebagai nilai dari masing-masing variabel independen dan dependen, selanjutnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan SPSS 16. Tabel 4.6 berikut menunjukkan hasil estimai regresi melalui pengelolaan data dengan SPSS 16.0. Tabel 4.6 Hasil Estimasi Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constn -.025 .024 -1.062 .293 ROA .688 .263 .435 2.613 .012 .557 1.796 Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 ROE .112 .071 .266 1.578 .121 .543 1.840 DER .024 .021 .167 1.167 .248 .752 1.330 PBV -.016 .006 -.517 -2.656 .010 .408 2.450 a. Dependent Variable: PENDAPATAN SAHAM Sumber : Hasil Penelitian 2009 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = -0,025 + 0,688 ROA + 0,112 ROE + 0,024 DER – 0,16 PBV + e Dimana: ROA = Return On Asset ROE = Return On Equity DER = Debt to Equity Ratio PBV = Price to Book Value Y = Pendapatan Saham e = Error Interpretasi model: 1 Konstanta bernilai -0,025. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel bebas yaitu ROA, ROE, DER dan PBV, maka perubahan pendapatan saham tetap sebesar -0,025. 2 Variabel ROA bernilai 0,688. Hal ini menunjukkan bahwa jika ROA bertambah sebesar 1, maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan bertambah sebesar 0,688. 3 Variabel ROE bernilai 0,112. Hal ini menunjukkan bahwa jika ROE bertambah sebesar 1, maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan bertambah sebesar 0,112. Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 4 Variabel DER bernilai 0,024. Hal ini menunjukkan bahwa jika DER bertambah sebesar 1, maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan bertambah sebesar 0,024. 5 Variabel PBV bernilai -0,016. Hal ini menunjukkan bahwa jika PBV bertambah sebesar 1, maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan berkurang sebesar -0.016. Peneliti terlebih dahulu harus menguji syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh model persamaan regresi berganda di atas sebelum menganalisis pengaruh faktor-faktor ROA, ROE, DER dan PBV terhadap Pendapatan Saham. Syarat tersebut adalah menguji apakah terjadi pelanggaran asumsi klasik sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distibusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual Penulis menganalisis grafik histogram dan juga menganalisis probability plot. Hipotesi: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik. 2. jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik. Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.1 : Histogram Sumber : Hasil Penelitian,2009 data diolah Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal. Gambar 4.2: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual dan Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.2, maka dapat diambil kesimpulan bahwa telah memenuh uji normalitas. Data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal dapat dipastikan melalui uji Kolmogorov Smirnov 1 sample KS dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal Situmorang, et al 59: 2008. Menentukan kriteria keputusan: a. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed .05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal. b. jika nilai Asmp.Sig. 2-tailed 0.05 maka mengalami gangguan distribusi normal. Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 57 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .05815808 Most Extreme Differences Absolute .110 Positive .053 Negative -.110 Kolmogorov-Smirnov Z .830 Asymp. Sig. 2-tailed .497 a. Test distribution is Normal. b. Calcuated from data. Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah. Pengambilan Keputusan: Pada tabel 4.6, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,497 dan di atas nilai signifikan 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. 2. Uji Heterokedastisitas Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstant. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar scatter plot yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi. a. Model Grafik Hipotesis : 1. jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2. jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Sumber : Hasil Penelitian, 2008 data diolah Gambar 4.3 :Scatterplot Gambar 4.3 menunjukkan bahwa diagram pencar tidak membentuk pola, oleh karena itu tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Gejala Gletjser membentuk kriteria keputusan : Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 a. jika nilai signifikansi 0,05 , maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. jika nilai signifikansi 0,05 , maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Tabel 4.8 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 Const ant .035 .016 2.201 .032 ROA .065 .174 .068 .373 .711 .557 1.796 ROE -.055 .047 -.217 -1.174 .246 .543 1.840 DER .000 .014 .005 .033 .974 .752 1.330 PBV .004 .004 .194 .912 .366 .408 2.450 a. Dependent Variable: ABSUT Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah. Tabel 4.8 di atas, menunjukkan signifikansi setiap variable bebas lebih besar dari 0,05, maka gangguan heteroskedastisitas tidak terjadi. 3. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linear di temukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas independent variabel. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. Tabel 4.9 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constn -.025 .024 -1.062 .293 ROA .688 .263 .435 2.613 .012 .557 1.796 ROE .112 .071 .266 1.578 .121 .543 1.840 DER .024 .021 .167 1.167 .248 .752 1.330 PBV -.016 .006 -.517 -2.656 .010 .408 2.450 Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 Constn -.025 .024 -1.062 .293 ROA .688 .263 .435 2.613 .012 .557 1.796 ROE .112 .071 .266 1.578 .121 .543 1.840 DER .024 .021 .167 1.167 .248 .752 1.330 PBV -.016 .006 -.517 -2.656 .010 .408 2.450 a. Dependent Variable: PENDAPATAN SAHAM Sumber : Hasil Penelitian 2009 Tabel 4.9 menjelaskan mengenai besarnya nilai VIF untuk masing-masing variable bebas. Semua variable bebas mempunyai VIF 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah multikol tidak ada. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Menurut Situmorang et al 2008:86, untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. d dL : Terjadi masalah autokorelasi yang positif, perlu adanya perbaikan. 2. dL d du : ada masalah autokorelasi positif lemah , bila diperbaiki Akan lebih baik. 3. du d 4-du : tidak ada masalah autokorelasi. 4. 4-du d 4-du : masalah autokorelasi lemah, dimana dengan perbaikan akan lebih baik. 5. 4-dL d : masalah autokorelasi serius. Hipotesis: Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia BEI, 2009. USU Repository © 2009 a. Menemukan formulasi hipotesis. Ho : tidak ada autokorelasi. H1 : ada autokorelasi. b. menentukan nilai dan nilai d tabel terdiri atas du dan dL. Nilai diabil dengan 5nilai du dan dL ditentukan dengan nilai n dan k. c. menentukan kriteria pengujian: Ho diterima jika : du d 4-du Ho ditolak jika : d dL, dL d du, 4-du d 4-du, 4-dL d. Tabel 4.10 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .443 a .197 .135 .060353 1.758 a. Predictors: Constant, PBV, DER, ROA, ROE b. Dependent Variable: PENDAPATAN SAHAM Sumber : Hasil Penelitian, 2009 data diolah. Hasil SPSS diperoleh DW hitung sebesar 1,758 dengan menggunakan nilai signifikansi = 5, jumlah sampel n = 57 dan jumlah variabel independen k = 4, sedangkan dari tabel Durbin Watson diperoleh dL = 1,42 dan du = 1,71. Oleh karena du 1,71 DW 1,758 4-du 2,29 maka terima Ho, dengan demikian tidak terdapat autokorelasi dalam model.

C. Pengujian Hipotesis