Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permainan

memerankan suatu peran, anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan ia mainkan dikemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa. 3 Fungsi emosi permainan memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin Ada beberapa teori permainan yang dikemukakan oleh para tokoh ilmuan, yaitu: 33 1 Teori rekreasi. Teori ini berasal dari Schaller dan Lazarus yang berpendapat bahwa permainan merupakan kesibukan untuk menenangkan pikiran atau beristirahat. 2 Teori penglepasan. Teori ini berasal dari Herbert Spencer yang mengatakan bahwa dalam diri anak terdapat kelebihan tenaga. Kelebihan tenaga itu harus dipergunakan, paling tidak harus dilepaskan dalam kegiatan bermain-main. Dengan demikian dapat tercapai keseimbangan di dalam dirinya. 3 Teori atavistis. Teori ini berasal dari Stanley Hall yang berpendapat bahwa di dalam perkembangannya, anak melalui seluruh taraf kehidupan umat manusia. Dalam permainan timbul bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami nenek-moyang. 4 Teori biologi. Teori ini berasal dari Karl Gros yang selanjutnya dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, pendidik kenamaan bangsa Italia berpendapat bahwa permainan merupakan tugas biologis hidup atau hayat.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permainan

Ada 5 faktor yang mempengaruhi permainan anak, antara lain yaitu: kesehatan, perkembangan motorik, intelegensi, jenis kelamin, lingkungan, status sosial ekonomi, jumlah waktu bebas dan peralatan bermain. 34 1 Kesehatan Semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain aktif, seperti permainan dan olahraga. 2 Perkembangan motorik 33 Zulkifli L., Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 5, h. 39-40. 34 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Erlangga hal.327 Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya bergantung pada perkembangan motor mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif. 3 Intelegensi Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimang yang kurang pandai, dan permainan mereka lebih menunjukkan kecerdikan. Anak yang pandai menunjukkan keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar, termasuk upaya menyeimbangkan factor fisik dan intelektual yang nyata. 4 Jenis kelamin Pada awal masa kanak-kanan, anak laki-laki menunjukkan perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak ketimbang anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi pada akhir masa kanak-kanak. 5 Lingkungan Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak akan menimbulkan aktivitas bermain anak yang berkurang. 6 Status sosial ekonomi Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang sosial ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dikeluarga yang status ekonominya rendah. 7 Jumlah Waktu Bebas Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga yang besar. 8 Peralatan bermain Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainannya. Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal masa anak-anak. Permainan juga mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Pada dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama, yaitu bermain dengan menyenangkan, yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis permainan yaitu: 35 1 Kategori permainan Aktif a. Permainan Olahraga sport b. Permainan perkelahian body contact 2 Kategori permainan Pasif a. Permainan Mekanis b. Permainan Fantasi Terdapat bukti bahwa bermain menimbulkan pengaruh lainnya bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak yang terlalu penting untuk diabaikan begitu saja. Pengaruh bermain bagi perkembangan anak antara lain: perkembangan fisik, dorongan berkomunikasi, penyaluran bagi energi emosional yang terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan, sumber belajar, rangsangan bagi kreatifitas, perkembangan wawasan diri, belajar bermasyarakat, standar moral, belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin, perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan. 36 1 Perkembangan fisik, Bermain aktif penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga yang berlebihan yang bila terpendam terus akan membuat anak tegang, gelisah dan mudah tersinggung. 35 Aulia Fadhli, Koleksi Games …, h.22-23 36 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak …,h. 323 2 Dorongan berkomunikasi, Agar dapat bermain dengan baik bersama yang lain, anak harus belajar berkomunikasi. Dalam arti, mereka dapat mengerti dan sebaliknya mereka harus belajar mengerti apa yang dikomunikasikan anak lain. 3 Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam, Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang disebabkan oleh pembatasan lingkungan terhadap perilaku mereka. 4 Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan, Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain seringkali dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin dalam kehidupan nyata mungkin akan memperoleh pemenuhan keinginan itu dengan menjadi pemimpin tentara mainan. 5 Sumber belajar, Bermain memberi kesempatan untuk mempelajari berbagai hal yang tidak diperoleh anak dari belajar di rumah atau sekolah. 6 Rangsangan bagi kreatifitas, Melalui eksperimen dalam bermain, anak-anak menentukan bahwa merancang sesuatu yang baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan. Selanjutnya mereka dapat mengalihkan minat kreatifnya ke situasi di luar dunia bermain. 7 Perkembangan wawasan diri, Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan dengan temannya bermain. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan konsep dirinya dengan lebih pasti dn nyata. 8 Belajar bermasyarakat, Dengan bermain bersama anak lain,mereka belajar bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan tersebut. 9 Standar moral, Walaupun anak belajar di rumah dan di sekolah tentang apa saja yang dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral paling teguh selain dalam kelompok bermain. 10 Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin, Anak belajar di rumah dan di sekolah mengenai apa saja peran jenis kelamin yang disetujui. Akan tetapi, mereka segera menyadari bahwa mereka juga harus menerimanya bila ingin menjadi anggota kelompok bermain. 11 Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan. Dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam bermain, anak belajar bekerja sama, murah hati, jujur, sportif, dan disukai orang. Ada beberapa teori permainan yang dikemukakan oleh para tokoh ilmuan, yaitu: 37 1 Groos membuat formulasi mengenai teori latihan. Menurut Groos permainan harus dipandang sebagai latihan fungsi-fungsi yang sangat penting dalam kehidupan dewasa nanti. 2 Hall memandang permainan berdasarkan teori rekapitulasi, yaitu sebagai ulangan bentuk-bentuk aktivitas yang dalam perkembangan jenis manusia pernah memegang peranan yang dominan. 3 Schaller berpendapat bahwa permainan memberikan ”kelonggaran” setelah seseorang melakukan tugasnya. 4 Spencer menandaskan bahwa permainan merupakan kemungkinan penyaluran bagi manusia untuk melepaskan sisa-sisa energi. 5 Ljublinskaja memandang permainan sebagai pencerminan realitas, sebagai bentuk awal memperoleh pengetahuan. 37 Siti Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan, Gajah Mada University Press 2004,cet.15, h.132-133

c. Kelebihan Permainan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Mobil Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV Sekolah Dasar AL – Syukro Universal Tangerang Selatan

7 59 176

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN SAMPAI TIGA ANGKA DENGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN SAMPAI TIGA ANGKA DENGAN MEDIA GAMBAR DAN ALAT PERAGA UANG PADA SISWA KELAS III SD

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI ”OPERASI HITUNG PECAHAN” MELALUI METODE EVALUASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI ”OPERASI HITUNG PECAHAN” MELALUI METODE EVALUASI KECAKAPAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD

0 0 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG SISWA KELAS II SDN KLEDOKAN DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KARTU.

1 9 134

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER 2 PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP ADABIYAH PALEMBANG

2 4 86

c. Pengontrolan - Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Operasi Hitung Campuran Dengan Media Kartu Hitung Kelas IV Mi Miftahul Huda Perak Jombang

0 0 29

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung melalui Pendekatan Matematika Realistik

0 0 7

Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Permainan Kartu di Kelas II SDN Habau Tahun Pelajaran 20162017

0 0 12

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Operasi Hitung Di Kelas II SDN 16 Sungai Sirah Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman

0 0 7