MONOPOLI TIDAK SELALU BURUK

karena perusahaan monopoli tidak memanfaatkan secara penuh adanya economies of scale. Dari segi masyarakat, ini adalah suat “pemborosan” perhatikan bahwa selam kurva permintaan menurun, maka perusahaan akan selalu memilih tingkat output dimana Average Costnya menurun. Dan ini berlaku baik bagi kasus dimana ada keuntungan monopoli ataupun dalam kasus perusahaan monopoli hanya menerima keuntungan normal. c. Ada unsure” exploitasi” oleh perusahaan-perusahaan monopoli terhadap : 1. Konsumen, dengan ditetapkan harga jual = P diatas ongkos produksi dari unit terakhir outputnya = MC. 2. pemilik factor-faktor produksi yang digunakan oleh produsen monopoli tersebut, dengan dibayarnya factor produksi dengan harga =MC yang lebih rendah dari niolai pasar dari output yang dihasilakan =P. misalnya bagi pemilik factor produksi tenaga kerja, yaitu buruh dibayarkan upah yang lebih rendah daripada sumbangan dalam bentuk ouytput dari tenaga kerja tersebut bila dinilai dengan harha pasar yang berlaku bagi output . Exploitasi menjadi ganda apabila simonopolis juga menguasai pasar input.

3. MONOPOLI TIDAK SELALU BURUK

Dari apa yang dibahas diatas kita lihat bahwa kerugian masyarakat dari adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmati keuntungan diatas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006 USU Repository © 2007 kerugian-kerugian lain. Jadi, meskipun seandainya keuntungan monopoli yang mula-mula dinikmati oleh perusahaan tersebut dikenakan pajak sampai habis dan tinggal keuntungan “normal”, bentuk pasar monopoli mempunyai efek-efek negative berupa efisiensi produksi yang dibawah optimum dan “exploitasi” konsumen dan buruh. Tetapi monopoli tidakl selalu lebih buruk dari pasar persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dari segi-segi lain : a. “sejarah menunjukkan”, kata ahli ekonomi Joseph Schumpetter, “bahwa industri yang bersifat monopolis tislah yang ternyata menunjukkan suatu dinamika yang berkembang lebih besar”. Sebabnya adalah bagi industri- industris monopolistis yang besa, keuntungan monopoli mereka bisa diguankan untuk tujuan-tujuan penelitian dan pengembangan yang kemudian diikuti dengan inovasi-inovasi dalam teknologi. Pengalaman menunjukkan bahwa justru pada industri-industri yang bersifat monopolilah kita jumpai kemajuan-kemajuan teknologi yang cepat. b. Dalam kasus decreasing Cost diamana luas pasar terbatas daqn factor “economies of scale” besar tidaklah mungkin diharapkan adanya suatu bentuk industri persaingan sempurna yang efisien. Kalau bentuk persaingan sempurna diaman kita mempunyai perusahaan-perusahaan yang kecil-kecila dan banyak didalam industri tersebutr dipaksakan pada kasus depressing cost maka hasilnya adalah timbulnya perusahaan- perusahaan “gurem” kecil-kecil yang massing-masing bekerja pada LAC yang jauh dari posisi minimumnya karena perusahan-perusahaan “gurem” ini tidak bisa memanfaatkan ecomonies of scale yang tersedia. Kata Satia Negara Lubis : Teori Pasar I : Pasar Monopoli, 2006 USU Repository © 2007 Samuelson : “seandainya baja bisa diproduksikan denagn “skala” sekecil untuk berproduksi beras, maka dengan sendirinya akan timbul ribuan- ribuan produsaen baja disuatu Negara. Perhatiakan bahwa kedua kasusu ini tidak meniaadakan efek-efek negative yang timbul dari bentuk pasar monopoli, seperti yang diuraikan sebelumnya. Kedua kasus tersebut hanya menyatakan bahwa mungkin ada efek-efek positif dari monopoli yang perlu dipertimbangkan. Tugas ahli ekonomi adalah menimbang efek negative dengan efek positifnya bagi masing-masing kasus monopoli dan kemudian menentukan langkah-langkah apa yanmg perlu doiambil. Namun adanya monopoli itu sendiri, wajib dicurigai dan diteliti.

4. ANTI MONOPOLI