Metode Pengumpulan Data Metode Analisa Data

38 melakukan wawancara secara mendalam kepada lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat. Wawancara untuk mengetahui saluran pemasaran dimulai dari produsen pertama petani jahe gajah, kemudian dilanjutkan ke pedagang tengkulak, diteruskan ke pedagang besar, dan seterusnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah dari pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. 1. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terkait dalam kegiatan penelitian. Data primer merupakan kumpulan sumber-sumber dasar, yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Setiap peneliti harus menyajikan data yang telah diperoleh. Data primer dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui: observasi, wawancara, dan kuisioner Arikunto, 2006. Data primer penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung ke daerah penelitian yakni Kabupaten Jember. Data primer juga diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden yang melakukan usaha tani jahe. Data yang lebih lanjut diperoleh melalui diskusi dengan ketua kelompok tani jahe gajah atau biasa disebut dengan key informan. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif untuk digunakan pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Jember, Direktorat Jendral Hortikultura, dan Departemen Pertanian.

3.5 Metode Analisa Data

Untuk mengetahui mengetahui pola pemasaran jahe melalui analisis deskriptif dengan melihat kejadian di lapang dan mencari subjek penelitian seperti petani, tengkulakpedagang pengumpul, serta konsumen akhir. Adanya 39 wawancara mencari data primer ini dapat diketahui melalui kuisioner. Lembaga saluran pemasaran jahe gajah yang terlibat juga dianalisis perannya masing- masing dan apakah perannya sudah dilaksanakan secara merata dan maksimal antar pihak yang terlibat. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran dilakukan dengan menggunakan alat analisis biaya dan marjin pemasaran yakni dengan cara mengitung besarnya biaya, keuntungan dan marjin pemasaran pada tiap lembaga dan saluran pemasaran. a. Biaya pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan jahe dari produsen ke konsumen. Besarnya biaya pemasaran dirumuskan sebagai berikut: BP = BP 1 + BP 2 + BP 3 + … + BPn Keterangan: BP : Biaya pemasaran jahe BP 1 , BP 2 , BP 3 , … , BPn : Biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran jahe b. Keuntungan pemasaran Keuntungan bagi lembaga pemasaran dalam menyalurkan jahe merupakan imbalan atas jasa yang dilakukan selama melakukan kegiatan pemasaran jahe. Keuntungan pemasaran merupakan penjumlahan dari keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran yang terlibat. Keuntungan pemasaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KP = KP 1 + KP 2 + KP 3 + … + KPn Keterangan: KP : Keuntungan pemasaran jahe total KP 1 , KP 2 , KP 3 , …, KPn : Keuntungan pemasaran tiap lembaga pemasaran jahe c. Marjin pemasaran Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, yeng dirumuskan sebagai berikut: MP = Pr –Pf 40 Keterangan: MP : Marjin pemasaran jahe Pr : Harga jahe di tingkat konsumen Pf : Harga jahe di tingkat produsen Adapun Share keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran adalah sebagai berikut: Ski = [Ki : Pr - Pf] x 100 Ki = Pji – Pbi – bij Keterangan: Ski : Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i i = 1 untuk Petani; i = 2 untuk tengkulak atau pedagang pengumpul dst Ki : Keuntungan lembaga pemasaran ke-i Pji : Harga jual lembaga pemasaran ke-i Pbi : Harga beli lembaga pemasaran ke-i Bij : Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i dari berbagai jenis biaya mulai dari biaya ke-j sampai ke-n Share biaya merupakan biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemasaran terkait. Share biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran ke-i adalah sebagai berikut: Share biaya Sbi = [bi : Pr - Pf] x 100 Dengan kriteria pengambilan keputusan : a Skj Sbi maka saluran pemasaran tersebut adalah menguntungkan. b Skj Sbi maka saluran pemasaran tersebut adalah tidak menguntungkan. d. Efisiensi pemasaran Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai produk yang dipasarkan, atau dapat dirumuskan Soekartawi, 1993: EPs = TBTNP x 100 keterangan: EPs : Efisiensi pemasaran TB : Total biaya TNP : Total nilai produk Berdasarkan rumus tersebut, dapat diartikan bahwa, setiap ada penambahan biaya pemasaran memberi arti bahwa hal tersebut menyebabkan 41 adanya pemasaran yang tidak efisien. Begitu pula sebaliknya, kalau semakin kecil nilai produk yang dijual berarti pula terjadi pemasaran yang tidak efisien. Kriteria pengambilan keputusan: a. Keuntungan Eps biaya maka saluran pemasaran efisien. b. Apabila nilai Eps dari suatu saluran pemasaran lebih kecil dibandingkan dengan nilai Eps saluran pemasaran lainnya, maka saluran pemasaran tersebut dikatakan memiliki efisiensi pemasaran lebih tinggi daripada saluran pemasaran lainnya. Untuk mengetahui strategi pemasaran jahe gajah di Kabupaten Jember yakni dengan menggunakan pendekatan bauran pemasaran atau marketing mix yang mencakup konsep 4P yakni Product, PlaceDistribution, Price dan Promotion. Keempat bauran pemasaran tersebut meliputi: 1. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan Abdullah dan Tantri, 2014 2. Harga adalah kesepakatan antara penjual dan pembeli yang saling bernegosiasi Kotler, 1997. 3. Tempatdistribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen sampai konsumen Tjiptono, 1997. 4. Promosi adalah pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan Abdullah dan Tantri, 2014 Gambar 3.1 Skema 4P Bauran Pemasaran Sumber: Kotler, 1993 Produk  Mutukualitas jahe gajah  Ukuran jahe gajah Harga  Daftar Harga jahe gajah  Potongan DistribusiTempat  Saluran pemasaran  Lokasi  Persediaan  Transportasi Promosi  Penjualan perorangan  Organisasi penjualan  Hubungan masyarakat  Pemasaran langsung Pasar sasaran 42

3.6 Definisi Operasional