36 terpengaruh faktor lain yang menyebabkan perubahan keputusan investor. Jika
periode peristiwa diambil lebih dari 5 hari, dikhawatirkan adanya peristiwa lain yang cukup signifikan mempengaruhi hasilnya, dan jika periode peristiwa diambil
kurang dari 5 hari maka akan sulit melihat fluktuasi dari nilai variabel-variabel yang ada. Hasil dari actual return selama event period dan expected return akan
menghasilkan abnormal return. Perhitungan aktifitas volume perdagangan saham dilakukan dengan membagi jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah
saham yang diterbitkandiperdagangkan dan untuk harga saham dengan melihat perubahan setiap harinya.
3.8.2 Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak normal. Walaupun data lebih dari 30 angka namun
itu belum menjamin data berdistribusi normal atau tidak. Maka sebaiknya menggunakan uji normalitas untuk memberikan kepastian. Dalam penelitian ini
uji normalitas yang digunakan adalah pengujian Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5, seperti berikut :
a. Apabila nilai probabilitas sig 0,05, berarti data yang digunakan tidak
berdistribusi normal. b.
Apabila nilai probabilitas sig 0,05, berarti data yang digunakan berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
37
3.8.3 Uji Beda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji T berpasangan Paired Sample T Test jika data berdistribusi normal dan uji perbedaan dua rata-rata Wilcoxon
Signed Rank Test jika data berdistribusi tidak normal. Dari uji ini akan dilihat apakah terjadi pengaruh perbedaan signifikan atau tidak terhadap volume
perdagangan saham, harga saham, dan abnormal return saham perusahaan sebelum dan sesudah IFR. Kesimpulan dapat diambil melalui penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diusulkan dengan dasar pengambilan keputusan, yaitu : a.
Jika probabilitas 0,05, maka H1, H2 dan H3 diterima b.
Jika probabilitas 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak Hipotesis statistiknya sebagai berikut :
H0 :
µ
R1
= µ
R2
H1 :
µ
R1
≠ µ
R2
H2 :
µ
R1
≠ µ
R2
H3 :
µ
R1
≠ µ
R2
Keterangan:
µ
R1
adalah nilai variabel sebelum publikasi IFR
µ
R2
adalah nilaivariabel sesudah publikasi IFR Dimana:
1. H0 adalah nilai variabel sebelum IFR sama dengan nilai variabel sesudah
IFR. Berarti nilai variabel tersebut tidak berpengaruh saat sebelum dan sesudah publikasi IFR.
Universitas Sumatera Utara
38 2.
H1 adalah nilai volume perdagangan saham sebelum dan sesudah IFR tidak sama atau berbeda. Berarti adanya pengaruh rata-rata volume perdagangan
saham saat sebelum dan sesudah publikasi IFR. 3.
H2 adalah nilai harga saham sebelum dan sesudah IFR tidak sama atau berbeda. Berarti adanya pengaruh nilai harga saham saat sebelum dan sesudah
publikasi IFR. 4.
H3 adalah nilai abnormal return saham sebelum dan sesudah IFR tidak sama atau berbeda. Berarti adanya pengaruh rata-rata nilai abnormal return saham
saat sebelum dan sesudah publikasi IFR.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Peneltian ini merupakan jenis penelitian Kuantitatif dengan sumber data sekunder yang di peroleh dari Bursa Efek Indonesia atau BEI pada tahun 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek indonesia dan terdapat 141 perusahaan manufaktur yang terdaftar
hingga Desember 2014. Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia, yang
dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan
obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya.
Perkembangan Bursa Efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925
dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa awal tahun 1939.
Bursa Efek di Jakarta pun akhirnya ditutup juga akibat terjadinya perang dunia ke dua tahun 1942, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di
Indonesia. Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali
Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa
Universitas Sumatera Utara